Saturday, May 30, 2015

Contoh Makalah Pendidikan Sebagai Sistem

Pendidikan Sebagai Sistem
Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Pengantar Pendidikan”

Dosen pengampu:
Iwan Marwan, M. Hum




  Disusun oleh:

1.  Achmad Saipudin  (932106113)
2.  Mohammad Irfan  (932125113)
Kelas       : H


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2015
PETA KONSEP



Keterangan:
Huruf yang dicetak miring adalah pengembangan dari jurnal.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.
Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 
H.M Arifin menjelaskan bahwa sistem adalah kumpulan bagian yang bekerja sendiri-sendiri (independent) atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
Menurut para ahli yang lain pengertian sistem adalah sebagai:

  1. kesatuan yang terorganisasi, terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai.
  2. sekelompok objek/bagian/komponen yang interdependen dan berhubungan satu sama lain.
  3. West Churchmanmengatakan bahwa sistem adalah seperangkat bagian yang tidak dikoordinasikan untuk mencapai seperangkat tujuan.

Dari semua definisi diatas dapat diambil pemahaman dalam suatu sistem terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan dan teratur, mekanismenya saling berhubungan dalam satu kesatuan organisasi dalam mencapi suatu tujuan.



Istilah sistem dipakai untuk menunjuk beberapa pengertian, misalnya:

  1. Dipakai untuk menunjuk adanya suatu himpunan bagian-bagian yang saling berkaitan secara alamiah maupun budi daya manusia sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan terpadu. Misalnya sistem tata surya.
  2. Sistem dapat menunjuk adanya alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus memberikikan andil terhadap berfungsinya fungsi tubuh. Misalnya sistem syaraf.
  3. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk suatu sehimpunan gagasan atau ide yang tersusun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis. Misalnya sistem pemerintahan demokrasi.
  4. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau uraian suatu teori. Misalnya pendidikan sistematis.
  5. Sistem dapat di gunakan untuk menunjuk pada suatu cara atau metode. Misalnya sistem mengetik sepuluh jari, sistem belajar jarak jauh, sistem modul dan pengajaran. 

Komponen sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari subsistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar disebut dengan supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut sebagai suatu sistem sedang industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. Kalau sistem akuntansi dipandang sebagai suatu sistem, maka perusahaan adalah supra sistem dan industri adalah supra dari supra sistem.

B.  Teori Sistem pada Umumnya

  Landasan teori sistem adalah cara-cara berfikir dan bekerja dengan menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan dengan memecahkan masalah. Adapun teori sistem pada umumnya mempunyai beberapa tipe, antara lain filsafat sistem, manajemen sistem, dan analisis sistem.
  Filsafat sistem menekankan pada metode berpikir dan bekerja yang bertolak dari konsep dengan metode kognitif dengan sasaran dapat menggambarkan suatu rancang bangun. Sedangkan manajemen sistem menekankan pada metode berpikir dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat.
  Teori sistem pada umumnya juga mempunyai  karakteristik, antara lain dapat disistematisasikan sebagai berikut :

  • Keseluruhan adalah hal utama, sedangkan bagian-bagian adalah hal yang kedua.
  • Integrasi adalah kondisi saling terhubung diantara bagian-bagian dalam satu keseluruhan.
  • Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan secara utuh tak terpisahkan.
  • Masing-masing bagian memainkan peranan dalam kesatuan untuk mencapai tujuan keseluruhan.
  • Sifat, fungsi, dan perilaku bagian-bagian serta hubungan antar bagian diatur oleh keseluruhan.
  • Keseluruhan adalah sebuah sistem atau konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti unsur tunggal dan bersifat sederhana (tidak kompleks).
  • Segala sesuatu harus dimulai dari keseluruhan sebagai dasar secara berangsur-angsur baru bagian-bagian serta hubungan-hubungan diantaranya.
  • Selanjutnya, teori sistem pada umumnya juga mempunyai model dasar. Lazimnya, hal itu digambarkan dalam bentuk “masukan (input)-proses-hasil (output)”.
  • Masukan adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan sebuah sistem. Masukan bias berupa informasi, energi atau tenaga, dan bahan-bahan. Proses adalah pengubahan masukan menjadi hasil produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia atu mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-mesin. Sedangkan hasil adalah barang atau jasa yang dapat dikeluarkan, disampaikan, dan digunakan oleh lingkungan.
  • Adapun sistem pada umumnya, dapat digolongkan kedalam beberapa jenis, yaitu sistem alami, sistem buatan, sistem tertutup, sistem terbuka, sistem pelayanan dan sistem memproduksi barang.
  • Sistem alami adalah hubungan fungsional diantara bagian-bagian dalam satu keseluruhan, yang bekerja menurut hukum alam. Oleh karena itu, dalam sistem hubungan  masukan dengan hasil dapat diprediksi secara ilmiah.
  • Sistem buatan adalah sistem yang dirancang, dilaksanakan, dikendalikan oleh manusia.
  • Sistem tertutup adalah sistem dimana struktur organisasi bagian-bagian tersusun secara tetap dan bentuk operasionalnya berjalan secara otomatis.
  • Sistem terbuka adalah sistem yang struktur organisasi bagian-bagiannya tersusun secara berubah-ubah, bersifat lentur dan bentuk operasionalnya dinamis, sesuai dengan masukan dari lingkungannya.
  • Sistem pelayanan adalah sistem yang menghasilkan jasa yang diperlukan oleh para pelanggan, baik melalui pelayanan umum maupun pribadi.
  • Sistem memproduksi barang adalah sistem yang menghasilkan barang olahan atau barang jadi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat pelanggan.


C. Sistem Pendidikan Nasional

  Sistem Pendidikan Nasional dapat dijelaskan dengan dua jalan, yaitu menurut fungsi dan strukturnya. Sesuai dengan fungsinya, Pendidikan Nasional merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan oleh Negara, dalam rangka mewujudkan hak menentukan eksistensi nasional bangsanya dalam bidang pendidikan.
  Sedangkan menurut strukturnya, Pendidikan Nasional sebagai sistem adalah keseluruhan satuan kegiatan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan nasioanal suatu Negara.
  Setiap penyelenggaraan Pendidikan Nasional, mempunyai sistem yang berbeda-beda. Perbedaan itu sangat dipengaruhi oleh sistem sosial budaya yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat nasional suatu Negara. 
  Pola sistem sosial budaya dapat diklasifikasikan menjadi kelompok personal (personal groups) dan kelompok social (Social groups). Kelompok personal terdiri dari dua orang atau lebih, yang setiap anggotanya berperilaku menurut ideologi atau seperangkat kepercayaan (agama), nilai-nilai, dan norma-norma tertentu. Oleh karena itu, ia bersifat saling bergantung (interdependent) secara emosional di antara anggotanya. Sedangkan kelompok sosial adalah keterpaduan dari kelompok personal yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan.
  Sistem sosial budaya tersebut berpengaruh kuat terhadap penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan fungsi sistem sosial yaitu sebagai landasan ekologis bagi penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional dan sistem budaya menjadi landasan idiil penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Contoh dari sistem pendidikan nasional yang diambil dari suatu kebudayaan. Misalnya: Pendidikan Agama Islam yang diambil dari kebudayaan bangsa Indonesia yang Religius. Dan adapun komponen-komponen Sistem Pendidikan Nasional antara lain: Pendidik, Anak didik, Materi Pendidikan, Perbuatan Pendidik, Metode Pendidikan, Tujuan Pendidikan, Lingkungan Pendidikan.


D. Analisis Pendidikan sebagai Suatu Sistem

Segala hal yang ada di dunia ini, dapat dipandang sebagai sistem. Apabila pandangan ditujukan pada sebuah sistem tertentu maka sistem-sistem lain di luar sistem dimaksud di pandang sebagai supra sistem. Misalnya saja kita sedang menujukan pandangan kepada pendidikan maka sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pasar, dan sebagainya dapat dipandang sebagai supra sistem. 
Berjalannya sebuah sistem adakalanya berhubungan dengan supra sistemnya dan adakalanya tidak berhubungan dengan supra sistemnya. Apabila berjalannya sebuah sistem berhubungan dengan supra sistemnya maka sistem tersebut dinamakan sistem terbuka. Sebaliknya, jika sebuah sistem berjalan tanpa berhubungan dengan supra sistemnya melainkan hanya berhubungan dengan komponen-komponen yang ada di dalam sistem saja maka sistem yang demikian disebut sebagai sistem tertutup.
Pendidikan merupakan salah satu sistem terbuka. Ciri-ciri pendidikan sebagai sebuah sistem terbuka antara lain: 

  1. Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan mendatangkan pengajar, uang, alat-alat belajar, para peserta didik, dan sebagainya dari luar lembaga pendidikan. 
  2. Memiliki pemroses. Pendidikan memproses peserta didik dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. 
  3. Mengekspor energi, materi, dan informasi. 
  4. Merupakan kejadian yang berantai. Memproses peserta didik (input pendidikan) merupakan kegiatan yang beruang-ulang dan saling berkaitan. 
  5. Memiliki negative entroppy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara membuat impor lebih besar dari pada ekspor. Dalam pendidikan hal ini dilakukan dengan cara mengantisipasi perubahan lingkungan dan memperbaiki kerusakan. 
  6. Memiliki alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri. Segala informasi yang terkait dengan pendidikan dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan untuk mengambil keputusan dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki pendidikan. 
  7. Ada kestabilan yang dinamis. Pendidikan selalu dinamis mencari yang baru, memperbaiki diri, memajukan diri agar tidak ketinggalan zaman, bahkan berusaha mengantisipasi dan menyongsong masa depan. 
  8. Memiliki deferensiasi, yakni spesialisasi-spesialisasi. Dalam organisasi pendidikan ada bagian pengajaran, keuangan, kepegawaian, kesiswaan/ kemahasiswaan dan sebagainya. Masing-masing bagian ini masih dapat dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi. 
  9. Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Para pendidik boleh berkreasi menciptakan cara-cara baru yang lebih baik dalam usaha memajukan pendidikan. 



Hasil Pendalaman Jurnal
Judul jurnal  : Sistem Pengajaran di Perguruan Tinggi: Sebuah Pengantar Terhadap    Proses Pengajaran di Bighamton University
Penulis    : Etin Anwar dan Shalahudin Kafrawi
Nama Jurnal  : PETRA (Jurnal Inovasi Pendidikan Tinggi Agama Islam)
Edisi    : VI/No. 1/2003
  Mutu sebuah Perguruan Tinggi dapat di jabarkan sebagai berikut:1) kemampuan lembaga tersebut melakukan pengembangan keilmuan secara mandiri, 2) kemampuan lembaga tersebut menghasilkan lulusan yang siap pakai sesuai dengan tuntutan kerja dan harapan masyarakat, 3) kemampuan lembaga tersebut menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan lulusan lembaga umum di dalam negri atau dibelahan bumi laindalam seleksi pekerjaan maupun seleksi untuk melanjutkan pendidikan.
  Dalam menerapkan kurikulum dan sistem pendidikan BU memiliki cara sendiri. Salah satu sistem pendidikan dan pendidikan yang menarik di BU adalah menciptakan kurikulum yang inovatif dalam rangka menjawab tantangan zaman. Secara praktis dapat dilihat melalui tujuan intitusi yang dirumuskan BU. Tugas setiap pengajar yaitu menjabarkan tujuan intitusi tersebut dengan bentuk format (coure desing) secara kreatif sesui dengan standart masing-masing kategori matakuliah. Masing-masing pengajarbebas menentukan tema, metode, dan buku apa saja yang akan disajikan dalam mata kuliah. Setiap pengajar juga diberikan keleluasaan untuk menentukan format nilai yang dipergunakan.
  Dalam evaluasi belajar yang dilakukan di BU, komposisi penilaian mahasiswa tergantung jenis kelas yang diajarkan di kelas tersebut memerlukan banyak tulisan,  komunikasi oral, atau kemampuan analisis dan berfikir logis. Dan setiap pengajar berperan mengarahkan mahasiswa untuk mendapatkan hasil terbaik. Apabila mahasiswa mengikuti aturan perkuliahan (yang standart praktisnya telah di gariskan dalam format perkuliahan) secara otomatis mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan nilai A.
  Setiap perguruan tinggi memiliki aturan tentang kehadiran kelas. Aturan tersebut diterjemahkan oleh para pengajar dalam pelaksanaannya. Karenanya, setiap pengajar memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam kehadiran kelas.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pendalaman materi dari jurnal PETRA (Jurnal Inovasi Pendidikan Tinggi Agama Islam) edisi Januari 2003, yaitu tentang Sistem Pengajaran di Perguruan Tinggi: Sebuah Pengantar Terhadap    Proses Pengajaran di Bighamton University yang ditulis oleh Etin Anwar dan Shalahudin Kafrawi dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pendidikan di luar negri sangat jauh berbeda dengan sistem pendidikan di indonesia. Diharapkan dengan adanya perbedaan sistem pengajaran yang berbeda yangdilakukan oleh Bighamton University dapat memotifasiperguruan-perguruan tinggi di Indonesia khususnya PTAI meliputi UIN, IAIN, STAIN dan berbagai perguruan lainnya yang menjadikan islam sebagi ciri dan bidang spesialisasinya.
Berdasarkan hasil pendalaman materi dari buku Ilmu Pendidikan yang ditulis oleh Tatang S. dan buku Dasar-Dasar Kependidikan yang ditulis oleh Fuad Ihsan dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan sistem adalah satu kesatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berkaitan dan teratur, mekanismenya saling berhubungan dalam satu kesatuan organisasi dalam mencapi suatu tujuan. Dan berdasarkan hasil pendalaman materi dari buku Wawasan Pendidikan yang ditulis oleh Suparlan Suhartono dapat di ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan landasan teori yaitu cara-cara berpikir dan bekerja dengan menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan dalam memecahkan suatu masalah.
  Dari hasil pemahaman materi, dapat kami simpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem pendidikan adalah seperangkat komponen yang saling mempengaruhi antara satu sama lain, sehingga dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Contohnya seperti pendidikan nasional dimana di dalamnya memiliki suatu komponen yang lengkap. Dan komponen-komponen tersebut bertugas secara sinergis yang bertujuan untuk mencapai hasil yang dinginkan, serta mewujudkan cita-cita bangsa. Namun, menurut kami sistem pendidikan di Indonesia belum terlalu maju karena dalam menjalankan tugasnya, kerjasama antara komponen satu dan komponen lainnya kurang solid/maksimal.


DAFTAR PUSTAKA
S, Tatang. Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Ikhsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Suhartono, Suparlan. Wawasan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2008.
Anwar, Etin dan Shalahudin Kafrawi. “Sistem Pengajaran di Perguruan Tinggi: Sebuah Pengantar Terhadap    Proses Pengajaran di Bighamton University”. PETRA (Jurnal Inovasi Pendidikan Tinggi Agama Islam), (2003), Vol. VI/No 1: 41-54.


Potret Pendidikan

Komentar gambar 1
Dalam gambar pertama dapat dilahat bahwa pelaksanaan suatu ujian dapat dilaksanakan dengan kondisi yang lancar, aman, tenang dan tertib. Hal itu terlihat dari partisipasi para siswa yang menjalankan ujian dengan jujur dan penuh tanggungjawab serta peranan guru dalam mengawasi jalannya ujian. Dengan telaten guru tersebut membantu para siwa yang tidak terlalu jelas dengan soal atau hal lain yang perlu dipertanyakan. Kegiatan ujian dapat berjalan dengan lancar dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan serta fasilitas yang ada. Dalam gambar ini jelas terlihat bahwasanya fasilitas sangat memadai baik berupa kelas yang bersih, ventilasi udara yang baik serta bangku yang tertapa rapi sehingga menimbulkan ujian yang kondusif. 


Komentar gambar 2

Berdasarkan gambar yang kedua dapat dikatakan bahwa pelaksanaan ujian belum berjalan sesuai aturan. Meskipun guru sudah bekerja keras dengan berkeliling dan mengawasi para siswa, namun hal tersebut tidak diimbangi oleh perilaku peserta ujian dimana para peserta ujian melakukan kecurangan yang seharusnya tidak dilakukan dalam ujian yaitu dengan mencontek. Namun hal itu sebenarnya dapat diantisipasi dengan menata bangku para siswa serta memberikan ruang yang luas agar udara dapat masuk dan memberikan rasa yang nyaman bagi para peserta ujian.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Contoh Makalah Pendidikan Sebagai Sistem

0 comments:

Post a Comment