Wednesday, December 24, 2014

Contoh Makalah Fisika Timur

FISIKA TIMUR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Ilmu Alamiah Dasar”
Dosen Pengampu : Diah Handayani, M.SI

Disusun Oleh :
Fuzna Chusnulabib Hanifah    (932501213)
Viky Asroful Ulum                (932501313)
Nafisatul Faizah                      (932501413)
Ahmad arfan kaharuddin        (932501513)
Auliya Mutawakel Anhar        (932501613)
Helmy Rismaya S K               (932501713)
Alfina Rahmatul Maula           (932501913)
Dyah Ayu Fatkhurrohmah      (932502113) 

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah “ Ilmu Alamiah Dasar “  yang insya allah tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada :
Dyah  Handayani, M.SI selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Teman Kelompok selaku Penulis dan pembuat Makalah ini. Dan untuk teman-teman lain yang tergabung dalam kelas “ Pendidikan Bahasa Arab ”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
                                                                                                                                                              Kediri, 05 Desember 2014
         
Penulis,



BAB I
PENDAHULUAN
Latar  Belakang
Tuhan telah menciptakan alam dan seisinya lengkap dengan hukum-hukumnya. Fenomena alam, seperti perputaran benda-benda langit, pergantian musim yang berlangsung secara periodik, senantiasa tunduk pada hukum alam. Hukum alam yang berlaku untuk semua benda disebut juga sebagai hukum fisika. Pada masa dimana sains islam adalah ilmu yang mendisiplinkan bahwa fisika tidak ada, yang ada adalah sains tabi’i. optic yang merupakan ilmu fisika, pada masa itu termasuk dalam ruang lingkup matematika. Yang diungkapkan dalam makalah ini adalah mengungkapkan tokoh sains Islam yang dikategorikan sebagai fisika sekarang. 
Tujuan utama dalam mengkaji fisika adalah memahami perlakuan zat. Dimana para ahli fisika mencoba untuk membongkar dan mencari hokum-hukum yang dipatuhi oleh zat di dunia. Sebagai sains dasar, ahli fisika tidak begitu memikirkan tentang kegunaan suatu penemuan. Fisika juga mengubah pandangan manusia tentang alam semesta.  
Rumusan Masalah
Apa pengertian Fisika ?
Bagaimana sejarah perkembangan Fisika ?
Siapa saja tokoh-tokoh Fisika Timur ?
Apa saja teori yang terkandung dalam Fisika Timur ?
Bagaimana Ilmu Fisika dalam Al-Qur’an ?


BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Fisika
Dalam bahasa Yunani Fisika adalah ( physikos : alamiah ) adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari ilmu alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajarinya dengan berbagai ragam bidang, dari partikel, submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan semua system materi yang ada, seperti hokum kekekalan energy. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hokum fisika. Fisika sering disebut sebagai “Ilmu paling Mendasar”. Karena ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dll) mempelajari jenis system materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. 

Sejarah perkembangan Fisika Timur
Sepanjang peradaban manusia, dunia diberitahu bahwa segala sesuatu yang berbau penemuan besar umat manusia, selalu berawal dari dunia Barat. Ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, sepenuhnya diciptakan atau dipelopori oleh orang-orang paling cerdas dari belahan bumi Barat. Sesungguhnya, tak sedikit ilmuan dari dunia Timur yang berhasil mengubah sejarah melalui penemuan-penemuan mereka. Generasi-genarasi mendatang, seharusnya tak hanya mengenal Galileo, Newton, Einstein, Darwin, dan seterusnya. Sebab, banyak sekali penemu-penemu luar biasa yang berasal dari dunia Timur. Selama ini sejarah yang diketahui, ilmu fisika dimulai pada tahun 2400 SM, dimana kebudayaan harapan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600, dapat diperkirakan menjadi batas pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan berlanjut pada tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru, yaitu era fisika modern.
Pada saat itu, kontribusi kebudayaan islam di dominasi oleh kekaisaran Roma, ilmu medic dan fisika berkembang sangat pesat yang dipimpin oleh ilmuwan dan filsuf dari Yunani. Kekaisaran Roma runtuh akibat mundurnya perkembangan ilmu pengetahuan di dataran eropa. Bagaimanapun juga kebudayaan di timur tengah terus berkembang pesat, banyak ilmuwan dari Yunani yang mencari dukungan dan bantuan di Timur Tengah. Dan akhirnya ilmuwan muslim dapat mengembangkan ilmu astronomi dan matematika, yang akhirnya menemukan bidang ilmu lainnya yaitu Kimia.
Setelah bangsa Arab menaklukkan Persia, ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat di Persia dan ilmuwan terus bermunculan yang akhirnya dengan giatnya memindahkan dari Eropa yang mulai memasuki abad kegelapan. Awal mula ilmu fisika pada zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda. Lainnya adalah mengenai sifat jagad raya. Beberapa teori di ungkapkan tetapi banyak diantara mereka yang salah. Karena tidak dipastikan dengan eksperimen sistematik seperti yang popular sekarang ini. Pada awal abad 17, Galileo menggunakan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari teori sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil dinamika mekanik, terutama hukum inert.
Pada tahun 1687, Isaac Newton menerbitkan Filosofi Natural Prinsip Matematika, memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses: Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber dari mekanika klasik,; dan Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh joseph–louis de legrange, William Rowan Hamilton, dan lainnya,yang mencipkan formula,prinsip,dan hasil baru.hukum Gravitas memulai bidang astrofisika,yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika.pada abad 18 dan seterusnya termodinamika dikembangkan oleh Robert boyle, Thomas Young, dan masih banyak lainnya. Pada tahun 1733 Daniel Bernoulli menggunakan argument statiska, dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang dinamika statiska. Pada tahun 1798 Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika dalam panas, pada tahun 1847 James Joule menyatakan hokum konservasi energi, dalam bentuk panas juga dalam energi mekanika. Sifat listrik dan maknitisme dipelajari oleh Michael Faraday, George Ohm. Pada tahun 1855, James Glerk Maxwell menyatukan kedua fenomena menjadi satu teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

Tokoh-tokoh Fisika dari timur beserta dengan temuannya.
Abdus Salam
Prof. Abdus Salam dilahirkan pada tanggal 29 Januari 1926 di Jang, sebuah kota kecil di Pakistan, pada tahun 1926. Ia merupakan fisikiawan muslim terbaik abad 21. Dalam usia 22 tahun Salam meraih doktor fisika teori dengan predikat Summa Cumlaude di University of Cambridge, sekaligus meraih professor fisika di universitas Punjab, Lahore.
Abdus Salam adalah fisikiawan muslim yang paling menonjol abad ini. Dia termasuk orang pertama yang mengubah pandangan parsialisme para fisikiawan dalam melihat kelima gaya dasar yang berperan dialam ini. Yaitu gaya listrik, gaya gravitasi, gaya magnet, gaya kuat yang menahan proton dan neutron tetap berdekatan dalam  inti, serta gaya lemah yang antara lain bertanggung jawab terhadap lambatnya reaksi peluruhan inti radioaktif. Selama berabad-abad kelima gaya itu dipahami secara terpisah menurut kerangga dalil yang berbeda-beda. 
Adanya kesatuan dalam interaki gaya-gaya dirumuskan oleh trio Abdus Salam Seldon Lee Glashow-steven Weignberg dalam teori “Unifying the Forces”. Menurut teori yang diumumkan 1967 itu, arus lemah dalam inti atom  diageni oleh tiga partikel yang masing-masing memancarkan arus atau gaya kuat. Dua belas tahun kemudian hukum itulah yang melahirkan Nobel Fisika 1979. 

Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Orang-orang eropa menamakannya Gebert, dia adalah seorang tokoh islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut berkembang dan kita mengenal sekarang dengan nama ilmu kimia. Bidang keahliannya adalah : Logika, filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika dan sebagainya.

Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Teori relativitas telah lama dicetuskan oleh ilmuwan muslim di abad ke-8 Masehi. Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi, Ia adalah seorang ilmuwan dan filsuf Muslim keturunan Yaman dan lahir di Kufah pada tahun 185 H/796 M. Dikenal di dunia Barat dengan nama sebagai Al-kindus, ia menyatakan bahwa manusia adalah makhluk relatif dan terbatas. Dan menyatakan bahwa “Waktu itu ada (eksis) karena ada gerak. Dengan kata lain, ruang, waktu, gerakan, dan benda itu bersifat relatif satu sama lain, dan tidak dapat berlaku sendiri atau absolut. Teori yang digagas Einstein juga hampir sama. Ia menyatakan bahwa “Eksistensi-eksistensi dalam dunia ini terbatas, walaupun eksistensi itu sendiri tidak terbatas. ”Tentu saja, karena kedua ilmuwan ini hidup dan berkarya di zaman yang berbeda, maka temuan dari Einstein lebih mendetail dan dijelaskan dengan dukungan penelitian dan pengujian ilmiah. Bahkan telah terbukti dengan adanya ledakan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima. Namun, teori relativitas yang digagas oleh Einstein pada abad ke-20, sebenarnya telah lebih dulu ditemukan oleh Abu al-Kindi sekitar seribu seratus tahun sebelumnya. 

Ibnu Haitham atau Al Hazen
Nama lengkapnya adalah Abu Al Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Dunia Barat mengenalnya dengan nama Al-hazen. Ia lahir di Basrah tahun 965 M. Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan membawanya berhijrah ke Mesir. Belajar yang dilakukan secara otodidak membuatnya mahir dalam bidang ilmu pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Ia merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya. Kajiannya mengenai pengobatan mata menjadi dasar pengobatan mata modern. Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ tercetuslah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemukan prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan bernama Tricella mengetahui hal tersebut 500 tahun kemudian. Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, salah satunya adalah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Di antara buku-bukunya itu adalah Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandung teori-teori ilmu matemetika dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil ai’masa’il al ‘Adadiyah tentang aljabar; Maqalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat; Maqalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak; dan Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi. Meski menjadi orang terkenal di zamannya, namun Ibnu Haitham tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia dikenal sebagai orang yang miskin materi tapi kaya ilmu pengetahuan. 

Kamal ad-Din al-Farisi
Kamal al-Din al-Farisi adalah seorang ahli fisika Muslim terkemuka dari Persia. Ia dilahirkan di kota Tabriz, Persia  sekarang Iran pada 1267 M dan meninggal pada  1319 M.  Ilmuwan yang bernama lengkap Kamal al-Din Abu’l-Hasan Muhammad Al-Farisi itu dikenal dengan kontribusinya tentang optik serta teori angka. Dalam bidang optik, al-Farisi berhasil merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Secara mendalam, al-Farisi melakukan studi mengenai risalah optik yang ditulis pendahuluannya itu. Sang guru juga menyarankannya agar melakukan revisi terhadap karya Ibnu Haytham. Buku hasil revisi terhadap pemikiran al-Hacen nama panggilan Ibnu Haytham di Barat tersebut kemudian jadi sebuah adikarya, yakni  Kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik). Dalam bidang optik, ia berhasil merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik). Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang dikemukakan Al-Haitham benar. Karena itulah ia berusaha memperbaiki kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham. Tak cuma itu, teori Al-Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu menggabungkan teori Al-Haitham ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina. Qutubuddin al-Syirazi (1236-1311) dan Kamaludddin al-Faris(1260-1320) memberi penjelasan pertama yang benar pada fenomena pelangi. 

Abdul Fath Abd. Al-Rahman Al-Khazini
”Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Begitulah Charles C Jilispe, editor Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis Muslim, al-Khazini.  Para sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Ia adalah ilmuwan yang menemukan berbagai teori penting dalam sains. Temuan ilmuwan kelahiran Bizantium ini antara lain: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; perbedaan daya, masa dan berat; jarak gravitasi; serta energi potensial gravitasi. “Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII. Al-Khazini yang bernama lengkap Abdurrahman al-Khazini. Menurut Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk “Multicultural Perspectives in Science Education: One Prescription for Failure”, sang ilmuwan hidup di abad ke-12 M. ”Dia berasal dari Bizantium atau Yunani,” tutur Klotz. al-Khazini menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam itu menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar Konstantinopel, Romanus IV Diogenes. Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah kota metropolitan terkemuka pada Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Selain itu, pemikiran al-Khazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory Choniades astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M. Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika. Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah karya ilmiah Muslim yang paling esensial tentang mekanika dan hidrostatika, dan terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam buku itu pula, al-Khazini mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut K.Ajram dalam The Miracle of Islamic Science hanya tercapai pada abad ke 20 M. Al-Biruni and al-Khazini merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali mengembangkan metode ilmiah dalam bidang ilmu keseimbangan atau statika dan dinamika. Metode itu dikembangkan untuk menentukan berat yang didasarkan pada teori kesembangan dan berat. Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan ilmu statika dan dinamika ke dalam ilmu baru bernama mekanika. Secara khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi ”berat”. Menurut dia, berat merupakan gaya yang interen dalam tubuh benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan. Al-Khazini pun telah banyak melakukan observasi mengenai kapilaritas dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair, teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk pengukuran waktu.  


Teori Fisika Timur
Teori Kuantum Radiasi
Teori ini menyatakan bahwa semua atom terdiri dari kelipatan electron, proton, dan neutron. Atom tersebut memiliki massa yang sama. Muatan dari atom merupakan kelipatan bulat muatan suatu electron yang disebut muatan elementer, sehingga dapat ditulis q=ne, dimana n=1,2,3…. Radiasi yaitu sinar cahaya, yang memiliki penampilan mendua, yaitu sebagai gelombang dan partikel.
Teori bahwa besi magnet 
Teori ini dapat digunakan sebagai energy yang tak ada habisnya. Karena Allah menciptakan besi yang didalamnya terdapat kekuatan yang hebat, yang di tafsirkan sebagai energy. Dengan dalil QS. 57:25 “Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat, dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)”
Teori kinetik pada Tekanan Gas
Dengan meninjau gas yang ada dalam wadah bergeometri kubus rusak L sehingga bervolume V(=L3), yang mengandung N buah partikel gas per satuan volume, dan setiap partikel gas bermassa m. kelajuan partikel gas ke sumbu x disebut vz, sehingga kelajuan gas (v) memenuhi kaitan: v = √(v 2/x+v 2/y+v 2/z)
Ilmu Fisika dalam Al-Qur’an
Pada dasarnya Al-Qur’an adalah factor penggerak utama, yang mendorong umat Islam mempelajari rahasia alam, dan fisika adalah salah satu dari bidang kajian yang telah diteliti. Dari sekian banyak ayat dalam al-qur’an selain ayat-ayat yang menerangkan tentang agama, akhlaq, dan lain sebagainya juga terdapat ayat-ayat yang mengajarkan kita tentang ilmu fisika atau bisa kita sebut sebagai ayat fisika. Berikut ini beberapa ayat yang menjelaskan tentang ilmu fisika : 
Pembiasan Cahaya
Tanpa cahaya maka kajian fisik bahkan kehidupan didunia ini sendiri mungkin tidak ada. Selain sebagai penerangan, cahaya juga merupakan bahan yang memberi informasi tentang keadaan atom, inti atau zat padat. Kepentingan cahaya dari sudut fisik dan falsafat terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nur (24) ayat 35 :
Artinya: “Allah (pemberian) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus , yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat(nya) , yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya, siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Dari ayat di atas banyak para ilmuwan sains tabi’i yang terinspirasi untuk memahami cahaya. Dari masa ke masa,aspek tentang cahaya ditemukan. Selain dalam bidang optic para ilmuwan muslim juga meneliti ukuran (timbangan) terutama apabila membuat transaksi seperti jual beli atau mengembalikan pinjaman. Mengenai ukuran atau timbangan, Al-Qur’an menyatakan: 
“… sempurnakanlah segala pengukuran dan timbangan dengan adil “ QS. Al-An’am : 152
Daya Tarik
Teknologi masa kini, penggunaan besi dan baja begitu penting. Besi dapat digunakan untuk sebagai dasar ferromagnetic, yaitu bahan yang memiliki daya Tarik yang magnet yang paling besar. Bahkan nuklida besi (Fe) merupakan nuklida paling stabiljika dibandingkan nuklida lain. Seperti yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 25.
“ Sesungguhnya kamu telah mengutus rasul-rasul kami dengan bukti yang nyata, dan bersama mereka kami turunkan Kitab Suci dan keterangan dan neraca keadilan supaya manusia dapat menjalankan keadilan dan Dia (Allah) telah mengadakan besi yang daripadanya terdapat gaya yang kuat dan banyak kegunaan untuk manusia.”
Gravitasi 
Fisika juga mempelajari mengenai gerak, yang sekarang dikenal sebagai kinematika dan dinamika. Oleh karena itu konsep ruang dan massa adalah suatu yang mendapatkan perhatian Al-Qur’an. Sebagaimana Al-Qur’an memaparkan bagaimana planet-planet beredar (bergerak) dan gerak benda serta partikel-partikel. Dalam QS. Al-An’am ayat 59.
“… Dan tiada sehelai daunpun jatuh tanpa pengetahuan-Nya…”
Kalor (Panas)
Kegunaan kalor sebagai bagian dalam kajian fisika memiliki fungsi untuk menaikkan suhu benda dan mengubah wujud benda. Al-Qur’an memaparkan fungsi pemanas atau menaikkan suhu benda dalam QS. An-Naml ayat 7 dan QS. Al-Qasas ayat 29. Kalor digunakan untuk merubah wujud benda yaitu besi dan tembaga yang terdapat dalam QS.Al-Kahfi ayat 96.
Relatifitas Waktu
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang Menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia Kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang Menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia Kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  QS.Al-Fathir ayat 1


pengukuran.
 Kuantifikasi dilakukan semaksimal mungkin, sebab segala sesuatu akan menjadi kabur dalam fisika apabila hanya dinyatakan secara kualitatif. Fisika adalah ilmu kuantitatif sebagaimana sains pada umumnya. Di dalam Al-Qur’an sendiri dinayatakan dalam ayat 49 surah al-Qomar:
Sesungguhnya Kami menciptakan segala segala sesuatu dengan ukuran.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam bahasa Yunani Fisika adalah ( physikos : alamiah ) adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari ilmu alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajarinya dengan berbagai ragam bidang, dari partikel, submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan semua system materi yang ada, seperti hokum kekekalan energy. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hokum fisika. Fisika sering disebut sebagai “Ilmu paling Mendasar”. Karena ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dll) mempelajari jenis system materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. 
Sepanjang peradaban manusia, dunia diberitahu bahwa segala sesuatu yang berbau penemuan besar umat manusia, selalu berawal dari dunia Barat. Ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, sepenuhnya diciptakan atau dipelopori oleh orang-orang paling cerdas dari belahan bumi Barat. Sesungguhnya, tak sedikit ilmuan dari dunia Timur yang berhasil mengubah sejarah melalui penemuan-penemuan mereka. Generasi-genarasi mendatang, seharusnya tak hanya mengenal Galileo, Newton, Einstein, Darwin, dan seterusnya. Sebab, banyak sekali penemu-penemu luar biasa yang berasal dari dunia Timur. Selama ini sejarah yang diketahui, ilmu fisika dimulai pada tahun 2400 SM, dimana kebudayaan harapan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa.
Pada dasarnya Al-Qur’an adalah factor penggerak utama, yang mendorong umat Islam mempelajari rahasia alam, dan fisika adalah salah satu dari bidang kajian yang telah diteliti. Dari sekian banyak ayat dalam al-qur’an selain ayat-ayat yang menerangkan tentang agama, akhlaq, dan lain sebagainya juga terdapat ayat-ayat yang mengajarkan kita tentang ilmu fisika atau bisa kita sebut sebagai ayat fisika. Berikut ini beberapa ayat yang menjelaskan tentang ilmu fisika

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Agus Ayat-Ayat  Semesta, (Bandung: Mizan, 2008)
Aburiyati, Jejak Sejarah Sains, (Bandung: Intan Sejati, 2006)
Trianto, Wawasan IAD perspektif islam dan barat, (Jakarta: PRESTASI PUSTAKA 2007)
Ali, Nur Biografi Ibnu Haitham, Online, http://Cyiberblueinformation.blogspot.com, 11 Oktober 2013, diakses tanggal 15 November 2014.

Andi Nusaiful, Para Penemu daru Dunia Timur, Mensobsession online, http://www.mensobsession.com, 1 Maret 2013, diakses tanggal 15 November 2014.
Wibowo, Tedy Fisika, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007),

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Contoh Makalah Fisika Timur

0 comments:

Post a Comment