Wednesday, December 24, 2014

Contoh Makalah Kimia

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kita sebagai manusia pasti mengalami proses yang berhubungan dengan kimiawi, salah satu contohnya adalah proses pemisahan campuran seperti proses filtrasi dalam memisahkan krikil dari pasir. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang masalah-masalah kimia dengan judul Kimia agar kita dapat mengerti proses-proses kimiawi yang kita alami sehari-hari secara ilmiah.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah pengertian materi dan zat?
2.Bagaimanakah pengertian atom?
3.Bagaimanakah konsep tentang ikatan kimia?
4.Bagaimanakah konsep reaksi redoks?
5.Bagaimanakah metode pemisahan campuran?

BAB II
PEMBAHASAN
I.Konsep Tentang Materi, Zat
A.Materi
Manusia dalam hidup ini memerlukan materi baik yang biotis maupun non biotis. Materi biotis dari bahan benda hidup berupa protein, sedang materi non biotis mulai dari gas oksigen sampai bendabenda yang kita pakai sehari hari. Benda benda itu merupakan hasil olahan melalui teknologi, misalnya materi zat besi dapat menjadi kendaraan atau benda lainnya. 
Secara umum materi dapat diklasifikasikan seperti dalam bagan berikut:

Zat tunggal adalah suatu zat yang komposisinya terdiri atas zat-zat dengan sifat kimia yang sama. Contohnya: air, oksigen, garam, dan gula.
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Contohnya: oksigen, hidrogen, karbon.
Berdasarkan sifatnya unsur dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
a.Unsur Logam
-Berwujud padat kecuali raksa (Hg)
-Kerapatan tinggi
-Titik didih dan titik lelehya tinggi
-Dapat menghantar panas atau listrik
-Dapat ditempa menjadi bentuk plat
-Dapat dibentuk menjadi kawat
-Permukaannya mengkilat
Contoh: besi, tembaga, seng

b.Unsur Non Logam
-Tidak dapat menghantar arus listrik (isolator)
-Permukaan tidak mengkilat kecuali unsur karbon
-Titik didih dan titik lelehya tinggi
-Tidak dapat menghantar panas (isolator)
-Berwujud padat atau gas
-Tidak dapat ditempa menjadi bentuk plat
-Kerapatan rendah, rapuh
Contoh: karbon, oksigen, fosfor

c.Unsur Metaloid
Merupakan unsur peralihan dari unsur logam ke unsur non logam. Sehingga memiliki sebagian sifat unsur logam dan sebagian sifat unsur non logam. Contoh: silikon.

B.Pengertian Zat 
Zat disebut juga materi. Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Maksud dari menempati ruang disini adalah memiliki volume. Zat secara umum dibagi menjadi tiga antara lain zat padat, zat gas dan zat cair.

C.Wujud Zat 
Wujud zat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 
1. Zat padat 
Ciri-ciri partikel zat padat, yaitu: 
a.Bentuk dan volumenya selalu tetap 
b.Susunan partikelnya teratur dan sangat berdekatan 
c.Partikel tidak dapat bergerak bebas 
d.Gaya tarik-menarik antar partikel sangat kuat 
Karena gaya tarik antar partikel pada zat padat sangat kuat maka bentuk zat padat cenderung tetap bila tidak ada gaya atau reaksinya yang mempengaruhinya. Contoh zat padat adalah batu, kayu, besi dll. 

2. Zat cair 
Ciri-ciri partikel zat cair, yaitu: 
a.Bentuk berubah sesuai dengan wadahnya, tapi volumenya selalu tetap 
b.Susunan partikelnya agak teratur dan jarak antar partikel agak renggang 
c.Partikel-partikelnya dapat bergerak bebas 
d.Gaya tarik-menarik antar partikelnya lebih lemah 
Gaya tarik antar partikel zat cair agak kuat artinya lebih lemah dibanding dengan gaya tarik pada partikel zat padat. Agak lemahnya gaya tarik ini mengakibatkan bentuk zat cair dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya (wadahnya). 

3. Zat gas 
Ciri-ciri partikel zat gas, yaitu: 
a.Bentuk dan volumenya selalu berubah mengikuti wadah dan ruangannya 
b.Susunan partikelnya tidak teratur dan jarak antar partikel sangat berjauhan 
c.Gaya tarik-menarik antar partikelnya sangat lemah
d.Pergerakan antar partikel sangat cepat 
Lemahnya gaya tarik menarik antar partikel pada zat gas menyababkan bentuk dan volume zat gas selalu berubah sesuai dengan ruang yang ditempatinya. Yang menjadi ciri khas suatu zat sehingga dapat membedakan dari satu zat dengan zat lain adalah massa jenis.

D.Perubahan Wujud Zat 
Perubahan wujud zat terbagi menjadi dua, yaitu: 
1. Perubahan fisika 
Perubahan fisika adalah perubahan wujud zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru. Contoh: es mencair, cokelat mencair, lilin meleleh.
Beberapa jenis perubahan wujud zat:
-Mencair, peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 
Contoh: es batu menjadi air dan lilin meleleh. 
-Membeku, peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 
Contoh: air menjadi es dan logam cair yang membeku. 
-Mengembun, peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 
Contoh: uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari. 
-Menguap, peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 
Contoh: air yang dipanaskan lambat laun akan menguap. 
-Menyublim, peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 
Contoh: kapur barus yang disimpan di tempat terbuka lama-kelamaan menjadi habis. 
-Mengkristal, peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 
Contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode kristalisasi. 

2. Perubahan kimia 
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai terbentuknya zat baru. 
Contoh: keras dibakar menjadi nyala api, asap dan abu (zat baru). 

II.Atom: Ion, Senyawa, Ikatan (Hukum Dalton, Bohr, Rutherford)
A.Struktur Atom
1.Definisi Atom
Dalam kamus kimia disebutkan definisi atom adalah partikel yang,
a)Terdiri dari inti atom yang bermuatan listrik dan elektron bermuatan listrik negatif dimana elektron mengelilingi inti dan diantara keduanya berupa ruang kosong.
b)Dapat berada bebas.
c)Dapat berada dalam keadaan berikatan dengan sesamanya sebagai molekul dasar.
d)Dapat berada dalam keadaan berikatan dengan atom lain sebagai molekul senyawa.
2.Susunan Atom
Partikel penyusun unsur berupa elektron, proton, dan neutron.
3.Teori Atom
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton kemudian dilanjutkan oleh Thomson, Rutherford dan disempurnakan oleh Bohr.

a)Teori Atom Dalton
John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa, yakni:
-Atom merupakan partikel terkecil setiap unsur, dan tidak dapat dipecah lagi.
-Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
-Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
-Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti ada tolak peluru. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.

b)Teori Atom J.J Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya melalui tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. 
     

Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

c)Teori Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif. 
Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom.
Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertaipemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang danlintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

d)Teori Atom Niels Bohr
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah :
-Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
-Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi. Model atom Bohr digambarkan sebagai berikut: 

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Sedangkan kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom yang berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr. 

4.Beberapa istilah dalam atom 
a.Atom netral adalah atom yang dapat melepaskan atau menerima elektron dari atom lain.
b.Nomor massa atau massa atom adalah jumlah total proton dan netron yang terdapat dalam inti.
c.Isotop adalah unsur-unsur yang mempunyai nomor atom sama, tetapi massa atom berbeda.
d.Isobar adalah unsur-unsur yang mempunyai massa atom sama, tetapi nomor atom berbeda.
e.Isoton adalah unsur-unsur yang mempunyai jumlah netron sama, tetapi jumlah proton berbeda.

B.Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang masih dapat dipisahkan atau diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya. Contoh senyawa: air, gula, alkohol.

C.Ikatan Kimia 
1.Pengertian Ikatan Kimia 
Berdasarkan kamus istilah kimia, disebutkan bahwa ikatan kimia adalah ikatan antar atom atau antar molekul dengan cara antara lain:
a)Serah terima elektron antara atom elektropositif tinggi (mudah melepaskan elektron) dan atom afinitas elektron tinggi (mudah mengikat elektron)
b)Saling memiliki pasangan elektron ikatan yang berasal dari sumbangan dari kedua atom atau dari salah satu atom.
2.Macam-Macam Ikatan Kimia
a.Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara atom yang melepas elektron dengan atom yang menerima elektron karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Apabila atom netral melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif, jika menerima elektron akan terbentuk ion negatif. Sifat-sifat senyawa ion antara lain:
•Dalam keadaan murni dapat menghantarkan listrik.
•Titik didih dan titik leleh tinggi.
•Berwujud padat pada suhu ruangan.

b.Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat penggunaan pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom yang berikatan. Ikatan ini biasanya terjadi antara atom logam dan atom nonlogam. Ikatan kovalen disebut juga ikatan non polar. Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain:
•Tidak dapat terurai menjadi ion di dalam larutannya.
•Larutannya tidak dapat menghantarkan listrik.
•Pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol.
•Titik didih dan titik lelehnya relatif lebih rendah daripada senyawa itu.
•Berwujud padat, cair, dan gas.

c.Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom atau molekul, sedangkan satu lagi tidak menyumbangkan elektron. Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terbentuk jika salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas.

d.Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi adanya gaya tarik menarik antara ion-ion positif dengan elektron valensinya. Unsur logam mempunyai kecenderungan untuk menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi yang rendah mempunyai elektron valensi kecil. Kekuatan unsur logam tergantung pada jenis logamnya. Sifat-sifat fisis unsur-unsur logam yaitu:
•Berupa zat padat pada suhu kamar.
•Tidak rapuh, dapat dilekungkan dan dapat direntangkan.
•Pengantar listrik yang baik. 

III.Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Reaksi Redoks banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mungkin kita belum mengetahuinya. Konsep reaksi redoks diawali dengan mengaitkan reaksi suatu zat dengan oksigen. Konsep redoks kemudian berkembang menjadi reaksi yang melibatkan elektron ( melepas atau menangkap elektron). Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, konsep redoks berkembang menjadi suatu reaksi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi. Reaksi merupakan dua reaksi yang tidak dapat dipisahkan. Hal itu disebabkan reaksi reduksi dan oksidasi merupakan reaksi yang berlangsung secara bersamaan dalam suatu reaksi. Pada umumnya jika pada suatu reaksi terjadi reaksi reduksi maka secara bersamaan terjadi reaksi oksidasi sehingga reaksinya disebut reaksi reduksi oksidasi, atau disingkat Reaksi Redoks. 

1.Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan dengan Oksigen (O2)
Pada reaksi oksidasi ini terjadi penangkapan oksigen (membutuhkan oksigen). Contoh reaksi oksidasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain pembakaran glukosa tubuh pada saat mahkluk hidup beraktivitas. Reaksinya sebagai berikut :
C6H12O6  (s) + 6 O2 (g) → 6 CO2 (g) + 6 H2O (g)

Sedangkan pada reaksi reduksi terjadi pelepasan (menghasilkan) oksigen. Contoh reaksi reduksi yaitu pada proses fotosintesis pada tumbuhan, reaksinya adalah sebagai berikut : 6 CO2 (g) + 6 H2O (g)  →  C6H12O6  (s) + 6 O2 (g)

2.Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan dengan Pertukaran Elektron
Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan suatu penemuan yang baru bahwa reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya reaksi-reaksi yang melibatkan oksigen, tetapi ditemukan juga reaksi redoks yang melibatkan elektron atau berdasarkan elektronegativitas, baik menangkap atau melepaskan elektron. Dengan kata lain reaksi dapat berlangsung dengan menangkap atau melepas elektron berdasarkan harga elektronegativitas unsur-unsurnya.
Konsep reaksi ini dapat diterapkan untuk reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen. Reaksi oksidasi berkaitan dengan lepasnya elektron dari suatu zat, sedangkan reaksi reduksi berkaitan dengan penerimaan elektron oleh suatu zat. Dengan demikian, semua proses kimia yang dusertai pelepasan dan penerimaan elektron termasuk ke dalam reaksi oksidasi dan reduksi. 
Zat yang mengalami reaksi oksidasi disebut reduktor karena menyebabkan zat lain tereduksi. Sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator karena menyebabkan zat lain teroksidasi. Perhatikan contoh pada reaksi pembentukan garam dapur di bawah ini :


Contoh : pembentukan garam dapur (NaCl) terdiri dari
2 Na (s) → 2 Na+  (s) + 2 e
Cl2 (g) + 2 e → 2 Cl- (g)
                                                     +
2 Na (s) + Cl2 (g) → 2 NaCl (s)

Logam natrium mengalami reaksi oksidasi menjadi ion natrium dengan melepaskan elektron, sehingga Na dapat disebut sebagai reduktor. Sedangkan gas Klor (Cl2) mengalami reaksi reduksi menjadi ion klor dengan menangkap elektron, sehingga Cl2 dapat disebut sebagai oksidator.

3.Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan dengan Bilangan Oksidasi (Biloks)
Konsep reaksi berdasarkan pada penangkapan dan pelepasan elektron tidak cukup untuk menjelaskan reaksi reduksi oksidasi yang ada. Itu disebabkan kebanyakan dalam reaksi tidak jelas apakah terjadi perpindahan elektron atau tidak. Maka dari itu muncullah konsep reaksi redoks yang ketiga yaitu konsep bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan imajiner suatu atom dalam senyawa jika distribusi elektron di sekitar atom tersebut yang diperhitungkan berdasarkan nilai elektronegativitas. Secara sederhana, bilangan oksidasasi diartikan sebagai muatan yang seolah-olah dimiliki oleh suatu atom.

ATURAN BILANGAN OKSIDASI
 Biloks dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur yang teroksidasi dan tereduksi dalam waktu singkat dengan melihat kenaikan dan penurunan biloks. Untuk memudahkan penentuan biloks dapat digunakan beberapa poin aturan sebagai berikut :
1)Atom dalam unsur bebas mempunyai biloks 0
Contoh : Na, Fe, O2, N2, H2, Cl2, Cu, Zn, dan lain-lain.
2)Atom H dalam senyawa mempunyai biloks +1, kecuali dalam senyawa-senyawa hidrogen logam (persenyawaan hidrogen dengan logam, biasa disebut senyawa hidrida) mempunyai biloks -1.
Contoh : Atom H memiliki biloks +1 pada senyawa HCl, H2SO4, HNO3.
               Atom H memiliki biloks -1 pada senyawa NaH, BaH2, AlH3.
3)Atom O dalam senyawa mempunyai biloks -2, kecuali pada F2O memiliki biloks +2, pada peroksida ( O2 2- ) memiliki biloks -1, yaitu pada senyawa Na2O2, H2O2, BaO2, sedangkan dalam soperoksida (O2) memiliki biloks -1/2.
Contoh : Atom O memiliki biloks -2 pada senyawa H2O, CO2, MgO.
4)Atom logam dalam senyawa mempunyai biloks dengan valensinya. Contoh:
a)Bilangan oksidasi unsur logam IA adalah +1.
Contoh: NaCl, KCl, Na2SO4, KNO3, atom K dan Na pada senyawa tersebut memiliki biloks +1.
b)Bilangan oksidasi unsur IIA adalah +2.
Contoh: MgCl2, MgSO2, CaCO3, CaO, atom Mg dan Ca pada senyawa tersebut memiliki biloks +2.
5)Bilangan oksidasi unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan muatanya.
Contoh:  Bilangan oksidasi Cu dalam ion Cu2+ adalah +2
Bilangan oksidasi Br dalam ion Br adalah -1
6)Jumlah biloks semua atom dalam senyawa netral sama dengan nol.
Contoh: MgO, H2SO4, HCl, H2O memiliki jumlah total biloks = nol.
7)Jumlah total biloks senyawa ion sama dengan muatan ion senyawa tersebut.
Contoh:  SO42- jumlah total biloksnya = -2
NO- 3 jumlah total biloksnya = -1
Bagaimana hubungan biloks dengan konsep reaksi oksidasi-reduksi? Biloks setiap unsur berbeda-beda sesuai dengan elektronegativitasnya. Ada unsur yang bereaksi dengan unsur atau atom lain membentuk suatu ion atau molekul dalam suatu reaksi. Pada pembentukan ion atau molekul, ada unsur yang mengalami perubahan biloks, baik penurunan atau kenaikan biloks, perhatikan reaksi-reaksi dibawah ini yang merupakan contoh reaksi redoks!
 Contoh 1
Na (s)Na+ (s) + e
Ditinjau berdasarkan aturan biloks nomor 1 maka biloks Na adalah nol (0), sedangkan biloks untuk Na+ adalah +1 (aturan nomor 4), reaksi demikian disebut Reaksi oksidasi.
Contoh 2
Cl (g) 2 e            2 Cl- (s)
Biloks Cl 2 adalah nol (0), sedangkan biloks Cl- adalah -1 sehingga reaksi ini disebut reaksi reduksi. 

IV.Definisi Campuran Dan Metode Pemisahan  Campuran 
Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat, Campuran dapat berupa larutan, koloid atau suspensi. Komponen-komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya. Terdapat dua macam campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen masih dapat dibedakan kompenennya secara kasat mata. Sehingga kita tau komponen penyusunnya tanpa melakukan tindakan yang spesifik. Seperti Es campur DLL. Sedangkan campuran heterogen sudah tidak dapat dipisahkan komponen penyusunnya secara kasat mata. contoh dari campuran ini adalah udara. Udara tersusun atas beberapa senyawa contohnya H2, CO2, N, O2 dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan cara khusus untuk membedakan antar komponennya.
Metode yang umum dipergunakan untuk memisahkan campuran antara lain filtrasi, dekantasi, sentrifugasi, evaporasi, destilasi, corong pisah, kromatografi, sublimasi, ekstraksi, dan daya tarik magnet. Agar lebih jelas, berikut akan dibahas beberapa metode tersebut.
1.Filtrasi (Penyaringan) 
Filtrasi (penyaringan) adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran dari partikel-partikel komponen campuran dengan menggunakan penyaring. Partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos saringan dan partikel yang lebih besar akan tertinggal pada saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk memisahkan padatan dengan cairan.
Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya.
Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ; gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae.
Contoh: penyaringan kerikil dari pasir. Pemisahan zat-zat yang mempunyai perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan. Misalnya memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah larut dalam air sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam air, garam akan larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring pasir akan tertinggal di kertas saring, dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan filtrat.

2.Kristalisasi (Penguapan) 
 Kristalisasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan zat padat dari komponen-komponen lain penyusun campuran. Kristalisasi ada dua macam, yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. 
Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal.  Contoh Kristalisasi penguapan dilakukan oleh para petani garam. Pada saat air pasang, tambak-tambak garam akan terisi air laut. Pada saat air surut maka air laut yang sudah mengisi tambak garam akan tetap berada di tempat itu.
Adanya pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air laut dalam tambak akan menguap dan komponen garamnya akan tetap dalam larutan. Jika penguapan ini terus berlangsung, lama-kelamaan garam tersebut akan membentuk kristal-kristal garam tanpa harus menunggu sampai airnya habis. 
Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.
contoh: penguapan air laut (larutan garam) untuk memperoleh kristal garam.

3.Destilasi (Penyulingan) 
Destilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat cair terlarut dari pelarutnya. Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih berbeda.
Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut dipisahkan. Destilasi ada bermacam-macam, diataranya destilasi sederhana dan destilasi bertingkat.
Pemisahan spiritus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan cara destilasi. Campuran spiritus dengan air kita masukkan dalam labu destilasi, kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air dan spiritus dipanaskan hingga suhu 80oC sehingga spiritus menguap sedang air belum menguap. 
Uap spiritus didinginkan dalam pendingin Liebieg, sehingga mengembun dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat.
Salah satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin, minyak tanah, solar, pelumas, dan aspal.

4.Sublimasi
Sublimasi adalah proses pemisahan campuran yang dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak dapat menyublim. Masih ingatkah kamu zat yang dapat menyublim jika dipanaskan? Kapur barus merupakan zat yang dapat menyublim jika dipanaskan. Nah, jika kapur barus ini bercampur dengan zat pengotor seperti pasir, untuk memisahkan kapur barus dengan zat pengotor dapat dilakukan dengan proses sublimasi. Ketika campuran kapur barus dan pasir dipanaskan, kapur barus akan menguap sedangkan pasir tidak. Uap kapur barus akan segera mengkristal ketika menemui daerah yang cukup dingin. Dengan demikian kapur barus murni dapat diperoleh kembali.  

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apa pun yang kita alami dalam hidup ini bukan sebatas kebetulan, akan tetapi terdapat penjelasan secara ilmia di balik hal-hal yang kita alami tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Das Salirawati dkk. Belajar Kimia Secara Menarik. Jakarta: Grasindo. 2007
Maskuri,  Yasin.  Ilmu Alamiah Dasar.  Jakarta: Rajawali Press.
Sahbar, Sirajuddun. Kimia SMA. Solo: CV. HaKa MJ. 2009
http://suprimadya.files.wordpress.com/2009/10/modul-belajar-kimia-smt1.pdf
https://aiirm59.blogspot.com/2012/08/makalah-pemisahan-campuran.html?m=1
https://catatanbolpoint.files.wordpress.com/2013/11/konsep-zat-dan-wujudnya.pdf

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Contoh Makalah Kimia

0 comments:

Post a Comment