Sunday, December 21, 2014

Contoh Makalah Learning Strategy (Strategi Belajar)

Learning Strategy (Strategi Belajar)
Makalah  ini di buat untuk memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Moh. Irfan Burhani M.PSi
Disusun oleh:
Nama : Robi’atul Adawiyah
NIM : 932105813
Kelas : B
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2013/2014

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang  
Pada hakekatnya belajar adalah suatu upaya pencarian makna sebagai suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang agar memperoleh ”sesuatu”, belajar adalah suatu penyesuaian model mental yang ada untuk mengakomodasi pengalaman baru. Tujuan belajar secara individual adalah untuk membuat konstruksi makna yang diharapkan, bukan sekedar mengingat-ingat jawaban yang benar terhadap suatu pertanyaan. 
Ada beberapa cara belajar yang dipergunakan oleh individu-individu yang berbeda dalam hal umur, kebiasaan, lingkungan sosial termasuk institusi pendidikan, motivasi dan tujuan belajar. Apabila dicermati maka cara atau metode belajar yang beragam tadi masing-masing memiliki ciri khas yang kemudian dikenal sebagai strategi belajar.
Strategi belajar adalah metode yang dipakai oleh peserta didik untuk belajar. Secara individual strategi belajar berarti suatu metode untuk  mencapai meaningful learning. Untuk dapat mencapai meaningful learning maka peserta didik harus mempunyai suatu alat (tool) yang disebut concept mapping. 
Untuk mengenal dan memahami concept mapping maka diperlukan pemahaman model-model cara belajar yang beragam, terutama yang berlaku di dunia pendidikan tinggi yang dikenal sebagai adult learning. Cara belajar yang beragam tadi dapat dibagi dalam dua bagian utama, ialah cara belajar yang secara struktural telah disiapkan oleh institusi pendidikan dan cara belajar yang berdasarkan pada karakteristik individu.
B. Rumusan Masalah
1.Pengertian atau definisi strategi belajar menurut para ahli ?
2.Ciri-ciri Strategi belajar ?
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar ?
4.Macam-macam atau klasifikasi strategi belajar ?
5.Teori strategi belajar ?
6.Pentingnya strategy belajar dalam belajar ?

BAB II
Pembahasan 
A. Definisi atau Pengertian Belajar menurut Ahli
         Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat di tunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Seperti dikemukakan oleh Mouly, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. 
        Pendapat serupa dikemukakan oleh Kimble dan Garmezi bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan. Mois L. Bigge, mendefinisikan belajar adalah perubahan yang menetapkan dalam kehidupan seseorang yang tidak di wariskan secara genetis. Sedangkan James O. Whittaker, belajar didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.   
        Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku menurut Witherington meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. Sedangkan yang di maksud pengalaman dalam proses belajar tidak lain ialah interaksi antara individu dengan lingkungannya.  Oleh karena itu belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan melalui pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami, sesuatu yang di pelajari.
B. Ciri –ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri – ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi adalah sebagai berikut  :
1.Belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2.Terdapat suatu prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4.Ditandai dengan aktivitas anak didik.
5.Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
6.Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan kedisiplinan.
7.Adanya batas waktunya.
8.Adanya evaluasi pada tahap akhir. 
      Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di perlukan adanya langkah-langkah yang sistematis sehingga mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Langkah yang sistematis dalam proses belajar mengajar merupakan bagian penting dari strategi mengajar, usaha guru dalam mengatur dan menggunakan variabel-variabel pengajaran agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang telah di tentukan.  Upaya pengembangan strategi mengajar bertolak dari pengertian mengajar sebagai upaya memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Teaching is the guidance of learning activities. Pandangan atau atau pengertian mengajar pada hakikatnya dapat memberi tekanan kepada optimalnya kegiatan belajar.  Mengajar tidak semata-mata berorintasi pada hasil (by product), tetapi juga beroreintasi kepada proses (by process). Dengan harapan, semakin tinggi proses maka semakin tinggi hasil yang di capai.
Komponen – komponen Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem, kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen sebagai berikut :
a. Tujuan
      Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita –cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Tujuan tersebut mempunyai jenjang dari yang luas dan umum sampai pada yang sempit dan khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan yang berada di bawah akan menunjang tujuan di atasnya.
b.Bahan Pelajaran
      Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran. Karena bahan adalah salah satu inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.
c.Kegiatan Belajar Mengajar
      Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan, karena akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Segala sesuatu yang diprogramkan akan dilaksanakan dan akan melibatkan semua komponen pengajaran. Kegiatan belajar mengajar yang baik ditentukan dari baik atau tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan pula, karena akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.
d.Metode
     Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed., Mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode, yaitu :
1. Tujuan yang berbagai – bagai jenis dan fungsinya.
2. Anak didik yang berbagai – bagai tingkat kematangannya.
3. Situasi yang berbagai – bagai keadaannya.
4. Fasilitas yang berbagai – bagai kualitas dan kuantitasnya.
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda.
1. Alat
 Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang berfungsi sebagai perlengkapan, sebagai alat bantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ala dan alat bantu. Alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan lain – lain. Sedangkan alat bantu adalah berupa globe, papan tulis, kapur, dan lain – lain.
2. Sumber Pelajaran
Dalam mengemukakan sumber – sumber belajar ini, para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentuka nilai dari sesuatu. Menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N Sumartana, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan. Menurut Ny. Drs. Roestiyah N.K, evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas – luasnya, sedalam – dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar siswa.
Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai barikut  :
1. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap siswa.
3. Untuk menentukan situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Mengajar 
Ada beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Faktor-faktor tersebut adalah model penyajian materi, pribadi guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi luar. Adapun penjelasan lebih lanjut dari beberapa factor tersebut adalah  :
1.        Model Penyajian Guru
Pada tahun 1979 disekolah-sekolah dipergunakan dua model pembelajaran, yaitu modul dan buku atau satuan pelajaran. Belajar dengan modul inisiatif belajar terutama ada pada siswa, sedangkan dengan cara tradisional inisiatif belajar ada pada guru. Anak yang suka belajar dengan penjelasan lisan tentu tidak begitu senang dengan pembelajaran modul, dan anak yang biasanya belajar dengan cara modul tidak akan senang bila belajar secara lisan. Anak yang senang dengan modul pada umumnya mempunyai insiatif sendiri untuk belajar dan menilai hasil belajar sendiri tidak menunggu dimulai oleh gurunya.
Jadi berdasarkan pengalaman yang berbeda-beda, kesenangan terhadap suatu cara belajar berbeda-beda, dan lain-lain. Maka keberhasilan anak dalam belajar tergantung pula dari model penyajian materi pelajarannya.
2.        Pribadi dan Sikap Guru
Setiap guru mempunyai sifat kepribadian tertentu, yang kemudian  dapat memanfaatkan kepribadiannya dan ketrampilannya guna meningkatkan proses belajar siswa. Siswa juga manusia pada umumnya, belajar itu tidak hanya melalui bacaan atau guru saja, tetapi  juga melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, lingkah laku dan perbuatan manusia lain. Karena itu guru dituntut untuk:
a)                  Memiliki kepribadian sebagai pendidik dan sebagai manusia model bangsanya. Murid akan menjadi anak rajin karena meniru gurunya rajin, murid menjadi anak aktif karena meniru gurunya yang aktif, dan sebagainya.
b)                  Kepemimpinan yang baik dapat tumbuh dalam diri anak didik bila kita, guru, mampu menunjukan bahwa ia mampu menjadi pemimpin yang baik.
3.        Suasana Mengajar
Factor lain yang mempengaruhi terhadap berhasil tidaknya pendidikan anak adalah suasana belajar. Adapun suasana belajar yang baik, yaitu:
a)                  Bersikap wajar (menerima) terhadap jawaban yang tidak benar
b)                  Memberikan kebebasan dan cukup waktu untuk melakukan penelaah.
c)                  Hati-hati dalam menilai murid dalam menerima respon lisan.
4.        Kompetensi Guru
Seorang guru yang professional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan guru professional itu, kemampuan-kemampuan itu antara lain:
a)                  Penguasaan bahan materi pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya.
b)                  Pengelolaan program belajar mengajar
c)                  Pengelolaan kelas
d)                 Penggunaaan media dan sumber pembelajaran
e)                  Penguasaan landasan-landasan kependidikan
f)                   Pengelolaan interaksi belajar mengajar
g)                  Penilaian prestasi siswa
h)                  Pengenalan fungsi dan program bimbingan  dan penyuluhan
i)                    Pengenalan dan penyelenggaraan admistrasi sekolah
j)                    Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pelajaran.
5.        Kondisi Masyarakat Luas
Kondisi masyarakat, apakah masyarakat sekitar atau masyarakat yang lebih luas, secara langsung akan membantu atau merusak hasil pendidikan siswa disekolah. Membantu bila keadaan yang berlaku dimasyarakat cocok dengan pendidikan disekolah. Merusak bila keadaan yang berlaku dimasyarakat bertentangan atau tidak sejalan dengan pendidikan sekolah.
D. KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Ada empat strategi belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut  :
1. mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur,metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keselurahan. 
 Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Di sini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya, perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didik pun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. 
Karena itu, rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar, mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Satu masalah dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang tidak sama. Norma- norma sosial seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan disiplin ilmu. Pengertian tentang konsep ekonomi tentang baik, benar atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau seseorang guru menggunakan pendekatan agama, karena pengertian konsep dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar mengajar.  
Belajar menurut Teori Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut Teori Problem Solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan cara menghafal, akan tetapi berbeda hasilnya kalau dipelajari atau dibahas dengan teknik diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik yang sama dibahas dengan menggunakan kombinasi berbagai teori. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan diperoleh, maka guru dituntun untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengombinasikan beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan pada peranan anak didik, sementara teknik yang lain lebih fokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila dipakai buat anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi tertentu. 
Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium, atau di tempat lain yang mendukung yang di perlukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Untuk masing-masing tempat seperti itu tidak sama. Tujuan instruksional yang ingin dicapai tidak selalu tunggal, bisa jadi terdiri dari beberapa tujuan atau sasaran. Untuk itu guru membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak membosankan. Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai tempat sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain. pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai. Peranan guru yang terpenting yaitu :
a)Menciptakan suasana bebas berfikir
b)Fasilitator dalam penelitian
c) Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah
d) Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah
Adapun tujuan pengajaran yang menonjol adalah ;
a) Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri
b) Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal Pada pembelajaran ini guru memberi bantuan pada
masing- masing siswa.
Adapun tujuan pengajaran pada kelompok kecil yaitu ;
a) Memberi kesempatan pada tiap individu untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional
b)Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong- royong dalam kehidupan
c)Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar
d) Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan maslah kelompok.
Pembelajaran secara klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Guru melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu :
a)Pengelolaan kelas, penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik.
b)Pengelolaan pembelajaran, bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
E. Teori Strategi Belajar
Ada 4 teori belajar yaitu  :
1. Behaviorisme : Pengetahuan tersetruktur rapi.
2. Kognitivisme : Segala sesuatu yang ada di lingkungan di transformasi oleh otak kemudian ada interaksi dan adaptasi dengan lingkungan.
3. Humanistik : segala sesuatu di pandang dari sudut siswa namun membutuhkan motivasi yang penuh dari guru.
4. Konstruktifisme : segala sesuatu bersifat temporer, berubah tidak menentu, namun kitalah yang bharus memiliki makna.
F. Pentingnya Strategi Belajar dalam Belajar   
Strategi belajar mengajar berorientasi langsung kepada siswa dan guru. Gagne dan Briggs menjelaskan orientasi strategi belajar mengajar menjadi 5 (lima) aspek :
a.    Strategi pengaturan guru dan peserta didik.
          Hubungan guru dan peserta didik adalah lansung baik secara individual maupun secara kelompok. Komunikasi belajar dapat juga dilakukan melalui tugas mandiri dan kelompok.
b.    Struktur kegiatan pengajaran.
          Struktur kegiatan pengajaran dapat bersifat intrivert dan ekstrovert.
•    Introvert adalah struktur kegiatan pengajaran yang telah ditentukan secara ketat, baik proses yang dilalui oleh siswa maupun penilaiannya. Contoh, proses pembelajaran yang dilakukan dalam laboratorium.
•    Ektrovert adalah kindisi pengajaran serta prosedur yang ditempuh di dalam proses belajar mengajar tidak ditentukan terlebih dahulu melainkan di dalam proses baru ditentukan prosedur tersebut (tidak ketat).
c.    Peranan guru dan peserta didik dalam mengolah pesan.
         Dalam belajar mengajar salah satu yang hendak dicapai adalah tujuan pembalajaran. Di dalam mencapai tujuan ini disampaikan melalui pesan yang dikomunikasikan melalui interaksi guru-murid. Semakin komunikatif dan interaktif. Proses belajar mengajar semakin memungkinkan optimal tercapai tujuan pembelajaran.
Biasanya kondisi ini dapat dicapai melalui dua strategi pembalajaran yaitu: Strategi ekspositorik (pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan siap) dan strategi heuristik (pengajaran yang mengharuskan pengolahan oleh peserta didik sendiri) yang biasanya dilalui dengan cara discovery dan inquiry.
d.    Proses pengolahan pesan, dalam hal ini ada dua strategi yaitu:
•    Melalui proses reduksi yaitu proses pengajaran yang beranjak dari hal yang umum menuju ke hal yang khusus.
•    Melalui proses induksi yaitu proses pengajaran yang beranjak dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum.
e.    Tujuan-tujuan belajar mengajar.

BAB III
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan Makalah ini penulis dapat memberi kesimpulan, bahwa pentingnya Strategi dalam Proses Belajar Mengajar itu sangat penting untuk membangun, mendidik dan menciptakan anak didik yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik dan positif. Sebab bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjalankan tugas pangilanya untuk memberikan apa yang telah diketahui siswa di kelas.
          Tanggung jawab dalam melayani siswa adalah besar dan itu yang menentukan arah pendidikan suatu bangsa. Bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan harus pandai dalam menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik dan strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan menyenakan bagi siswa serta mudah dicerna dan di pahami.
Strategi belajar mengajar perlu di rancang dan di tetapkan guru ketika akan dan saat melaksanakan pembelajaran. Dengan belajar yang baik tentu akan dapat hasil yang maksimal.siswa dapat belajar dengan nyaman, karena gurunya mengajar dengan empati, strategi menghadirkan hati, menyampaikan pentingnya materi untuk kehidupan masa mendatang bagi siswa dan memahami bentuk-bentuk materi pelajaran yang di sampaikan.

Daftar Pustaka
Brooks J, Brooks M. The case for constructivist classroom. Available from: URL http://www.funderstanding.com/constructivism.cfm. Cited 5/10/2002
Zeitz H, Pinto A. Concept mapping: a strategy for meaningful learning (Part 2). Basic Sci Educ 1995.
George J. Mouly, Psychology for Effective Teaching, Holt, Rinchart and Winston, New York.
Kimble, Garmezy, Principle of general psychology, Ronald Press, New York.
Benyamin Bloom, Human Characteristics and School Learning, Mc Grawhill Book Company, New York, 1976,
file:///E:/HAKIKAT,CIRI,DAN,KOMPONEN,BELAJAR,htm.
Darmadi, kemampuan Dasar Mengajar Guru, Bandung :Alfabetha, 2010.
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 1996,
Jurnal forum sosial, Ikbal Barlian dosen Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya, Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru, Vol, VI. 2013.

file:///Utami BloG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.htm.
http://myfortuner.wordpress.com/pendidikan/strategi-pembelajaran-2/strategi-pembelajaran/strategi-kuliah-4-5.
Pupuh dan sobri, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Reka Jaya,2009.
Djamarah,Syaiful Bahri dan Asan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rhineka Cipta, 2006.
http://www.academia.edu/6264749/STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.
file:///E:/jurnalistik%20%20PENTINGNYA%20STRATEGI%20DALAM%20PROSES%20BELAJAR%20MENGAJAR%23.htm.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Contoh Makalah Learning Strategy (Strategi Belajar)

  • Contoh Makalah LupaPENDAHULUANA. LatarBelakangHakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalaui aktivitas, praktik, dan pengalama ...
  • Contoh Makalah Attention (perhatian)Attention (perhatian)Makalah  ini di buat untuk memenuhi Tugas Psikologi PendidikanDosen Pengampu : Moh. Irfan Burhani M.PSiDisusun oleh:Nama : Luthfiah nuzula ...
  • Resume Psikologi AgresiNAMA     :  ALVIN NUR MUHAMMAD AZYZKELAS   :  PSIKOLOGI ISLAM ANIM         :  933 400 214MAPEL  :  PSIKOLOGI ...
  • Contoh Makalah SikapBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya.Sikap (attitude) merupakan konsep paling pent ...
  • Contoh Makalah SIkap 2BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yan ...

0 comments:

Post a Comment