BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk Tuhan yang sempurna, dan kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya adalah manusia memiliki kemampuan untuk mengingat sesuatu namun banyak manusia yang tidak memanfaatkan kemampuannya tersebut dengan sebaik mungkin dan hanya memanfaatkan kemampuan tersebut sekedarnya saja.
Memori atau kemampuan mengingat memiliki kedudukan yang sangat pentig dalam proses belajar, para siswa akan mudah belajar jika dia memiliki kapasitas memori yang baik dan jika kemampuan ini di gunakan dengan baik maka bisa dipastikan siswa tersebut akan dapat dengan mudah meyerap dan mengingat pelajaran yang di berikan oleh bapak ibu guru.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembaca memahami isi makalah ini, maka penulis merumuskan ruusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan memori?
2. Apa saja struktur dan jenis memori?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi memori?
4. Apa hubungan antara memori dan belajar bagi para siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Memori
Ada beberapa definisi menurut para ahli tentang memori, yaitu:
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.”[1]Di sini, memori merupakan sistem kerja otak manusia untuk menangkap dan menyimpan pengetahuan.
Menurut Eric Jensen dan Karten Mar kowiz (2003:21), ingatan merupakan suatu proses biologi,yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali.Pada dasarnya,menurut Jensen,ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari makhluk lain.Ingatan memberi manusia titik –titik rujukan pada masa lalu dan perkiran pada masa depan.[2]
Semua pengetahuan, baik pengetahuan indra maupun pengetahuan akal (pikiran),yang masuk ke dalam kesadaran jiwa kita, kemudian disimpan oleh jiwa kita, kemudian disimpan oleh jiwa kita. Jiwa kita mempunyai kesanggupan untuk menyimpan pengetahuan untuk beberapa lama,bahkan sampai seumur hidup ; dan mengeluarkan kembali pengetahuan tadi sewaktu – waktu di butuhkan. Fungsi jiwa yang demikian ini disebut ingatan atau memori (memory).[3]
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi.[4]
Ada tiga ciri yang terkandung dalam memori, yaitu: fungsi, pengalaman/informasi, dan spesifikasi. Memori melibatkan fungsi dari suatu sistem yang dapat difungsikan, sehingga memerlukan alat atau tempat untuk melaksanakan fungsi untuk merekam. Memori juga melibatkan informasi yang diperoleh melalui suatu aktivitas, sehingga informasi yang didapat akan menjadi suatu pengalaman yang disimpan pada suatu tempat. Tidak semua informasi atau pengalaman yang akan dapat direkam dengan baik, hanya informasi-informasi yang memiliki kekhususan (kesan tertentu) yang dapat disimpan. Jadi, memori merupakan suatu proses kerja yang melibatkan alat-alat atau tempat untuk menerima, menyimpan, dan mengingat kembali informasi-informasi yang memiliki kekhususan.
Mengingat merupakan pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau Memori dalam pengertian ini lebih menekankan pada kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan untuk menyebutkan atau menghafal suatu kegiatan yang pernah dilakukan pada masa lalu.[5]
Memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak. semua aktivitas memori berpusat di otak dan ada tiga kegiatan dalam memori, yaitu:[6]
a) Pengkodean. Pada tahap awal informasi-informasi yang diterima terlebih dahulu diberi kode atau tanda atau pengelompokkan.
b) Penyimpanan. Setelah informasi tersebut diberi kode, kemudian diteruskan ke tempat penyimpanan. Di tempat penyimpanan informasi akan bertahan di dalamnya sampai suatu saat dibutuhkan untuk dimunculkan kembali. Tiak semua informasi yang diterima dapat disimpan. Waktu penyimpanan tergantung pada kualitas dan kapasitas tempat yang dimiliki otak masing-masing individu.
c) Pemanggilan kembali. Pada tahap ini, informasi-informasi yang telah disimpan tadi dipanggil sesuai dengan kebutuhan, walaupun tidak semua informasi yang diterima dan disimpan dapat dipanggil kembali, karena sebagian atau bahkan semua informasi yang disimpan dapat hilang atau tertutup oleh informasi yang lainnya.
Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan. Definisi ini sama dengan definisi dari Bruno, hanya terdapat perbedaan pada tahap ketiga. Bruno menggunakan istilah pemanggilan kembali, sedangkan Suryabrata menggunakan istilah mereproduksi kesan. Istilah mereproduksi kesan mengandung pengertian yang lebih dalam dan luas, karena mereproduksi adalah melakukan (membuat) reproduksi; menghasilkan (memproduksi) ulang; menghasilkan (mengeluarkan) kembali (Pusat Bahasa Diknas).[7]
Ingatan merupakan hubungan antara pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik. Dengan kemampuan mengingat pada manusia, maka ini menunjukan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialami, sama halnya dengan memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan. Jadi, memori adalah keseluruhan proses fungsi mental yang berpusat di otak untuk memunculkan kembali pengetahuan tertentu tentang pengalaman masa lalu melalui tahapan menangkap/menerima,memberi kode, menyimpan, mereproduksi, dan memanggil/memunculkan kembali.
B. Struktur memori
Struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga subsistem, yakni: sensory register, short term memory, dan long term memory.[8]
a) Sensory storage (memori sensoris/sensory register)
Bagian ini merupakan tempat pertama yang dilalui, yaitu organ-organ penerima informasi yang terdiri dari panca indera manusia. Pada tahap ini semua informasi akan diterima oleh panca indera. Karena keterbatasan panca indera, maka tidak semua informasi yang diterima akan dapat disimpan untuk diteruskan ke shor term memory.
b) Short term memory
Short term memory merupakan tempat penyimpanan sementara informasi yang telah diterima oleh sensory storage. Informasi-informasi yang ada pada short term memory tidak akan bisa bertahan lama.
c) Long term memory
Informasi yang telah sampai pada short term memory akan diteruskan ke long term memory, tetapi hanya sebagian kecil saja dari informasi yang diterima bisa sampai ke long term memory. Informasi-informasi yang ada di long term memory inilah yang nantinya akan dapat dimunculkan kembali sebagai suatu pengetahuan.
Jadi, ada tiga bagian memori yang terlibat dalam proses memori, yaitu memori sensoris, memori jangka pendek (short term memori), dan memori jangka panjang (long term memori). Informasi akan selalu diterima oleh memori sensoris, kemudian sejumlah tertentu akan diteruskan ke dalam memori jangka pendek dan yang lain hilang. Informasi di memori jangka pendek akan mengalami proses seleksi untuk diteruskan ke memori jangka panjang, sedangkan yang tidak diteruskan akan dilupakan.
C. Jenis memori
Di tinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan ,memori manusia itu terdiri atas dua macam:[9]
1. Semantic memory (memori semantic), yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian.
2. Episodic memory (memori episodic), yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa.
Ada tiga jenis memori yang tersimpan pada long term memory, yaitu:
a. Memori semantik
Memori ini menyimpan tentang pengertian suatu obyek yang diketahui seseorang baik berupa kata, konsep, peraturan, maupun ide-ide abstrak. Memori ini penting bagi seseorang untuk menerapkan informasi yang telah diketahuinya dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
b. Memori episodik
Memori inilah yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lalu, sehingga seseorang dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah dialaminya. Ketika seseorang mengingat masa sekolahnya di sekolah dasar, maka orang tersebut sedang menggunakan informasi yang tersimpan dalam memori episodiknya. Memori episodik merupakan pengalaman personal, sebuah gambaran mental tentang hal-hal yang dilihat atau didengar.
c. Memori prosedural
Ingatan prosedural adalah ingatan yang disimpan setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang dipelajari.Misalnya ingatan Anda tentang belajar naik motor,memancing,atau mengendarai mobil yang belum lama Anda jalankan.Ingatan ini terkait dengan segala sesuatu yang sifatnya ara melakukan sesuatu.[10]
D. Faktor yang mempengaruhi memori
Kuat atau lemahnya memori seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kondisi fisik. Faktor lain yang juga mempengaruhi ingatan adalah usia.
Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk mengingat suatu informasi yang diterimanya. Kondisi fisik seperti sakit dapat menyebabkan kesulitan untuk mengingat, karena pada saat sakit kondisi jasmani sedang mengalami gangguan.
Selain itu, usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak akan lebih mudah menerima dan menyimpan informasi dibandingkan dengan orang yang telah berusia lanjut.
Tidak semua informasi yang diterima oleh panca indera diteruskan ke sensory storage, dari storage informasi juga tidak semuanya dapat diteruskan ke short term memory, demikian juga informasi yang sampai ke short term memory dapat disimpan di long term memory. Walaupun informasi telah sampai di long term memory, tetapi tidak semua informasi dapat dimunculkan kembali. Inilah yang dinamakan lupa.
Lupa merupakan gejala psikis yang dialami oleh manusia normal.Lupa dialami oleh manusia karena pernah mengingat sesuatu.Artinya,pada suatu waktu sudah pernah menyimpan informasi di dalamnya memorinya,tetapi informasi yang dimaksud jarang dibangkitkan dan dikomunikasikan,sementara setiap hari terjadi pemasukan informasi dan terbentuk pula penumpukan informasi.Karena padatnya informasi didalam memori,ada informasi yang hilang,yang sudah tidak mampu diingat kembali alias lupa.[11]
Dilihat dari sebab-sebabnya,lupa dapat dibagi dua,yaitu sebagai berikut:
1 Lupa karena hilangnya daya ingat terhadap informasi yang dimaksudkan,artinya tanpa disengaja atau tidak menyadarinya bahwa informasi yang dimaksud kurang memperoleh perhatian.
2 Lupa dengan sebab di sengaja,sebagai lupa yang dipenuhi kepura-puraan.Lupa yang disengaja merupakan upaya jiwa untuk menghilangkan informasi tetentu yang ada dalam ingatanya,tetapi bukanberarti dapat melupakannya secara absolute,karena bisa saja informasi itu semakin kuat memperlihatkan diri memperlihatkan diri dalam kehidupannya.[12]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kita melupakan satu atau beberapa informasi :
· Tidak penting
Alasan paling umum mengapa suatu informasi dilupakan adalah karena informasi itu tidak penting.
· Gangguan
Gangguan disini adalah rangsangan lain yang muncul bersamaan denagn tahap pemrosesan ingatan.
· Kerusakan
Kerusakan pada engram atau hubungan saraf yang terjadi saat suatu kejadian di rekam dalam pikiran merupakan penyebab orang menjadi lupa .
· Tekanan
Ingatan yang ditekan yaitu ketika ingatan didorong kea lam bawah sadar, adalah semacam mekanisme pertahanan built-in yang membantu sesseorang menghadapi trauma emosional.
· Stress
Kinerja ingatan akan menapai titik puncak, jika berada dalam tingkatan stress yang memadai. Sebaliknya kinerja ingatan akan menurun jika stres berlebihan atau kronis.[13]
Selain tersebut di atas ada juga beberapa faktor yang lain yang menyebabkan lupa. ada enam faktor penyebab lupa, yaitu:[14]
1) gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa.
2) tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja ataupun tidak.
3) Perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.
4) perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu.
5) materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa.
6) perubahan urat syaraf otak.
Informasi yang baru diterima mengganggu informasi yang lama atau sebaliknya informasi yang baru terganggu oleh informasi yang lama. Dalam hal informasi yang baru mengganggu informasi yang lama, maka informasi yang lama akan sulit diingat atau dimunculkan. Dalam hal informasi baru terganggu oleh informasi lama, maka yang akan terjadi adalah informasi yang baru akan sulit diterima atau disimpan. Hal ini bisa terjadi karena jarak waktu antara informasi baru dan informasi lama relatif dekat.
Informasi yang ada tertekan oleh keadaan psikis. Informasi yang diterima mungkin menyenangkan, menyedihkan, atau menyusahkan, sehingga informasi tersebut hilang atau berusaha dihilangkan.
Perubahan situasi lingkungan saat menerima informasi yang berbeda dengan situasi saat mengingat juga menyebabkan informasi tersebut susah untuk diingat. Siswa yang hanya menerima materi di kelas, kemungkinan besar akan susah mengingatnya kembali jika sudah ada di lapangan.
Sikap dan minat siswa yang kurang senang terhadap informasi yang diterima akan menyebabkan informasi yang diterima akan terlupakan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa informasi yang tidak pernah digunakan akan mudah hilang, walaupun dapat dimunculkan kembali apabila diberi pancingan. Kondisi fisik juga turut menyebabkan terjadi lupa, seperti sakit.
Ada beberapa hal yag bisa dilakukan untuk memudahkan kita dalam mengigat, hal tersebut di kenal dengan strategi memori.
Individu-individu berbeda-beda dalam kemampuannya mengingat, tetapi tiap orang dapat meningkatkan kemampuan mengingatnya dengan pengaturan kondisi yang lebih baik dan penggunaan metode yang lebih tepat.[15]
Kemampuan memori manusia terbatas dan berbeda-beda antara satu dengan orang lainnya. Namun demikian, ada cara-cara tertentu yang dapat ditempuh seseorang agar mudah mengingat suatu informasi, antara lain dengan menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan bugar, menciptakan suasana dan ruang yang tepat untuk belajar, dan sebagainya.
Strategi rehearsal ditempuh dengan memperbanyak latihan atau pengulangan suatu informasi. Strategi organisasi dilakukan dengan menyusun informasi-informasi yang diterima dalam kelompok-kelompok tertentu. Strategi elaborasi dilakukan dengan menciptakan makna tertentu terhadap informasi yang diterima. Strategi of loci dilakukan dengan cara menggunakan tempat-tempat tertentu yang telah dikenal untuk membantu mengingat. Strategi kata kunci dilakukan dengan menggunakan kata-kata tertentu yang sama untuk mengingat informasi.
E. Hubungan antara memori dan belajar
Hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan”.[16]
Memori adalah keseluruhan proses fungsi mental yang berpusat di otak untuk memunculkan kembali pengetahuan tertentu tentang pengalaman masa lalu melalui tahapan menangkap/menerima, memberi kode, menyimpan, mereproduksi, dan memanggil/memunculkan kembali; sedang belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh sesuatu yang baru baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Belajar melibatkan semua panca indera dan fungsinya untuk menerima materi pelajaran, kemudian mengolah dan menyimpannya. Suatu saat informasi harus dapat dimunculkan kembali apabila dibutuhkan. Hasil dari proses belajar yang dilakukan dapat diketahui dari kemampuan seseorang untuk memunculkan kembali materi pelajaran yang telah dipelajari.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Memori adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage sistem, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.
2. Struktur memori terdiri dari tiga bagian, yaitu sensory storage, short term memory, dan long term memory. Sensory storage merupakan bagian penerima informasi, short term memory merupakan tempat penyimpanan sementara informasi yang diterima, dan long term memory merupakan tempat penyimpanan memori yang nantinya akan dimunculkan kembali saat dibutuhkan.
3. Faktor yang mepengaruhi kuat atau lemahnya memori seseorang bisa berasal dari dalam diri bisa juga berasal dari luar diri.
4. Kemampuan memori manusia terbatas dan berbeda-beda antara satu dengan orang lainnya. Namun demikian, ada cara-cara tertentu yang dapat ditempuh seseorang agar mudah mengingat suatu informasi, antara lain dengan menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan bugar, menciptakan suasana dan ruang yang tepat untuk belajar, dan sebagainya.
5. Memiliki memori yang baik akan sangat membantu siswa dalam mengigat pelajaran yang telah di pelajari, karena itu memori memiliki hubungan yang sangat erat dengan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahmud,H. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
MEMORY
Makalah Ini Di susun Untuk Memenuhi Tugas Pada mata kuliah
“psikologi pendidikan”
Dosen pengampu:
Moh.Irfan Burhani
KELAS:B
Disusu Oleh:
Ajifa Miftachun nikmah (9321 270 13)
JURUSAN TARIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI 2014
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),96.
[2] Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), 128.
[3]Ki Fudyartanta, Psikologi Umum (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),313.
[4] Rosleny Marliany, Psikologi Umum, terj. Mursidin (Bandung: Pustaka Setia, 2010),215
[5] Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2004), 50.
[6] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.,96
[7] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), 44.
[8] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.,97.
[9] Ibid.,98.
[10] Mahmud, Psikologi Pendidikan.,130
[11] Rosleny Marliany, Psikologi Umum.,217
[12] Ibid
[13] Mahmud, Psikologi Pendidikan.,164
[14] Syah,Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.,158
[15] Suryabrata, Psikologi Pendidikan.,54
[16] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.,72
0 comments:
Post a Comment