Friday, December 26, 2014

Contoh Makalah Perkembangan Sosial Kanak-kanak Usia Dini

Perkembangan Sosial Kanak-kanak Usia Dini
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“Perkembangan Peserta Didik”
Dosen Pengampu: Drs. Moh. Irfan Burhani, M. Psi



Disusun oleh:
Siti Munadiroh (932213313)
Kelas : E

PROGAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2014

1.Pendahuluan
1.1 Latar belakang 
Seperti bayi dan balita, anak-anak pra sekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik, kognitif maupun psikososial. Usia pra sekolah memberikan conoh luar biasa bagaimana anak-anak memainkan peran-peran aktif dalam pengembangan kognitif mereka sendiri, khususnya dalam memahami, menjelaskan, mengorganisasikan, memanipulasi, membangun, dan memprediksi. Anak pra sekolah mengalami kesulitan dalam mengendalikan perhatian mereka sendiri dan fungsi memori, bingung menampilkan diri, dangkal dengan realitas, dan fokus pada satu aspek pengalaman pada suatu waktu. Anak pra sekolah cenderung membuat kesalahan lintas budaya yang sama karena kemampuan kognitif yang belum matang.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari perkembangan sosial?
2. Bagaimana deskripsi perkembangan sosial?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak?
4. Apakah pengaruh perkembangan sosial terhadap pendidikan?
5. Apakah aspek-aspek perkembangan sosial?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari perkembangan sosial
2. Mengetahui deskripsi perkembangan sosial
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak
4. Mengetahui pengaruh perkembangan sosial terhadap pendidikan
5. Mengetahui aspek-aspek perkembangan sosial


2.Pembahasan
2.1Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi  meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai suatu perubahan, perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif, perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional.  Pengertian sosial dan tindak sosial sebenarnya sangat longgar dalam kehidupan sehari-hari. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa anak yang berkembang secara sosial adalah anak yang berhasil, maksudnya berhasil dalam berperilaku dengan cara yang disetujui secara sosial, bermain dalam peranan yang disetujui secara sosial, dan pengembangan sikap sosial. 
Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa  : Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.  Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapat dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks  perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain.

2.2  Deskripsi Perkembangan Sosial Kanak-kanak Awal
 1) Periode Usia Sekolah
Anak-anak usia prasekolah (dalam Cohen Rudolph, 1977) bisa meliputi anak-anak usia berapapun pada usia kanak-kanak awal hingga mencapai usia enam tahun, tapi secara umum yang dikategorikan sebagai anak-anak prasekolah usianya berkisar antara 4 hingga 6  tahun.  Sementara, menurut Hughes (1995), anak- anak yang dikategorikan masuk pada usia prasekolah yakni anak-anak usia 2 hingga 5 tahun.  Pada periode ini minat terhadap kelompok semakin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. 
2)Tahapan Penerimaan Sosial
Perkembangan sosial yang dialami anak adalah proses penerimaan sosial. Berkenan dengan penerimaan sosial Elizabeth B. Hurlock (1978) mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam penerimaan kelompok teman sebaya adalah sebagai berikut:  
a). Reward Cost Stage
Pada stage ini ditandai adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan yang sama.
b). Normative Stage
Pada stage ini ditandai oleh dimilik nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5.
c). An Emphatic Stage
Pada Stage ini di miliknya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam di kelas 6.

3)Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Anak
Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya. Bagaimanapun, pertama-tama terdapat periode praoperatoris (usia 2-7 tahun) yang ditandai dengan asimilasi sistematik pada tindakan anak (permainan simbolik, non-konservatory, prakausalitas, dan sebagainya) yang merupakan hambatan, serta persiapan bagi asimilsi operatoris.  Anak Usia SD/MI  mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya:
a)Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
b)Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti  mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya. 
c)Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
d)Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.


e)Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain, yaitu persaingan prestice  (merasa ingin menjadi lebih dari orang lain).
f)Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
g)Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
h)Mementingkan diri sendiri (Selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya.
i)Simpati (Sympathy)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Faktor yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak, menurut Soetarno berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga. Penjelasan dari dua faktor tersebut adalah:  
1.Faktor  Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Fase-fase pertumbuhan fisik dan mental tampaknya berakar dari potensi-potensi warisan.

Faktor yang terkait dengan keluarga antara lain:
a). Status sosial ekonomi keluarga.
b). Keutuhan keluarga.
c). Sikap dan kebiasaan orang tua.

2.  Faktor Luar Keluarga
Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Sedangkan Elizabeth B. Hurlock (1978) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Pengalaman sosial awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya. 
Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka (Santrock dalam Sinolungan). 
Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Bimbingan selain untuk belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap pelajaran (Sinolungan, 2001). 
Anak-anak yang mendapatkan lingkungan yang menghambat perkembangan semasa bayi mempunyai kemampuan untuk pulih kembali jika mereka dipindahkan secara dini ke suatu lingkungan yang bervariasi, menantang, dan mengisi. Sebagai contoh suatu kelompok anak yatim-piatu Korea yang kekurangan gizi berat, berusia 2 dan 3 tahun diadopsi keluarga Amerika. Enam tahun kemudian anak-anak tersebut berprestasi di sekolah dasar. Tinggi dan berat rata-rata 102 yaitu 40 angka lebih tinggi dari nilai IQ rata-rata anak Korea yang tetap dibesarkan dalam lingkungan asalnya. 

Oleh karena itu dalam setiap fase anak yang satu dengan anak yang lain tidak sama selamanya. Perkembangan yang dialami anak meliputi perkembangan jasmani dan rohani. Karena itu dalam usaha pendidikan baik orang tua ataupun guru (sekolah) harus selalu menuju kearah keseimbangan, sehingga tidak terjadi kelainan pada diri anak.  

2.4Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Pendidikan
Anak-anak kecil kurang kuat dalam mengingat daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Selain itu, anak-anak ini lebih baik dari pada pengakuan tugas ingat memori. Peneliti menduga beberapa kemungkinan penyebab untuk pengembangan ini. Salah satu penjelasan adalah bahwa anak-anak prasekolah mungkin kurang aspek-aspek tertentu dari pengembangan otak yang diperlukan untuk kemampuan memori matang. Namun anak-anak prasekolah menunjukkan minat yang kuat dalam belajar. 
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam  pikirannya.
Pengaruh yang timbul keterampilan sosialisasi anak pada pendidikan diantaranya berikut ini:
1).Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan        bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
2).Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
3).Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan
Disamping itu pengaruh pendidikan sering terlihat, diantaranya berupa:
1). Cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2). Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya.
2.5Aspek-Aspek Perkembangan Sosial Kanak-kanak Awal 
Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.  Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: 
1.Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun
Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga.
2.Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun
Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.
3.Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber-interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah
4.Tahap 4 : Industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Perkembangan ini bermula pada saat anak telah memiliki penguasaan sempurna mengenai objet permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi. 

KESIMPULAN
A.Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi  meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
B. Deskripsi Perkembangan Sosial Kanak-kanak Awal
 1) Periode Usia Sekolah
Anak-anak usia prasekolah secara umum yang dikategorikan sebagai anak-anak prasekolah usianya berkisar antara 4 hingga 6  tahun. 
Beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan.
2)Tahapan Penerimaan Sosial
Tahapan dalam penerimaan kelompok teman sebaya yaitu : 
a). Reward Cost Stage (menerima karena adanya penghargaan)
b). Normative Stage (menerima karena faktor norma dan hukum)
c). An Emphatic Stage (menerima karena adanya pendekatan)
3)Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Anak
Pengembangan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya:
a)Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan.
b)Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun kata-kata. 
c)Berselisih (Bertengkar)
Terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu.
d)Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
e)Persaingan (Rivaly)
Merasa ingin menjadi lebih dari orang lain.
f)Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
g)Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial.
h)Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
i)Simpati (Sympathy)
Yaitu sikap emosional perhatian terhadap orang lain yang mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

C.Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak yaitu :
1.Faktor  Keluarga
Faktor yang berkaitan dengan keluarga antara lain:
a). Status sosial ekonomi keluarga.
b). Keutuhan keluarga.
c). Sikap dan kebiasaan orang tua.
2.  Faktor Luar Keluarga
Faktor yang berkaitan dengan luar keluarga antara lain:
a). Lingkungan 
b). Sekolah
D. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Pendidikan
Pengaruh yang timbul keterampilan sosialisasi anak pada pendidikan diantaranya berikut ini:
1).Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan        bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
2).Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
3).Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan
E. Aspek-Aspek Perkembangan Sosial Kanak-kanak Awal 
1.Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun
2.Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun
3.Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun
4.Tahap 4 : Industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu.Psikologi Belajar.Jakarta.PT. Rineka Cipta.1991
Cohen, D.H. & Rudolph, M. Kindergarten and early schooling, New Jersey. Prentice-Hall Inc.1977.
Henry, Paul Mussen.Perkembangan Anak dan Kepribadian Anak.Jakarta.PT Gelora Aksara Pratama.1984
Hughes, F.P. Children, play, and development. Boston: Allyn and Bacon.1995
Hurlock, E. B., Psikologi Perkembangan; Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo, Erlangga: Edisi Kesatu.1999.
J.,F. Moks, A.M.P. knors dan Siti Rahayu Haditono.Psikologi Perkembangan.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.1992.
Lester, D. Crow.Psikologi Pendidikan.Surabaya.PT Bina Ilmu.1984.
Mudzakir, Ahmad.Psikologi Pendidikan.Bandung.CV.Pustaka Setia.1997
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Piaget, Jean dan Barbel Inhelder.Psikologi Anak.Yogyakarta.Pustaka Belajar.2010
Poerwanti, Endang.Perkembangan Peserta Didik.Malang.Universitas Muhammadiyah Malang.2002.
Saefullah.Psikologi Perkembangan dan Pendidikan.Jawa Barat.CV Pustaka Setia.2012. 
Santoso, Sugeng. Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Menuju Anak yang Sehat dan Cerdas Melalui Permainan.Makassar. Jurnal Pendidikan Penabur.2006.
Sinolungan, A. E., Psikologi Perkembangan Peserta Didik,Manado: Universitas Negeri Manado.2001.
Syah, Muhibbin.Psikologi Belajar,Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.2012.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Contoh Makalah Perkembangan Sosial Kanak-kanak Usia Dini

0 comments:

Post a Comment