“BAKAT UMUM”
Makalah ini di Susun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
“ Psikologi Pendidikan“
Dosen pengampu :Irfan Burhani, M.Psi
Disusun oleh: Ahmad ludfi.A. (932117213)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2014
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikologi Pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan terhadap anak didik dalam situasi pendidikan. Psikologi disebut juga dengan ilmu jiwa. Mempelajari Psikologi Pendidikan sangat penting apalagi bagi seorang pendidik, guna supaya terciptanya suatu kondisi belajar yang efektif.Berbicara mengenai Psikologi Pendidikan sangat luas pembicaraannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibatasi pada persoalan-persoalan bakat dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Mengingat hal tersebut sangat berhubungan erat dalam pembentukan pribadi seseorang. Individu memperoleh kecakapan tertentu bukan karena kelahirannya semata melainkan karena perkembangan dah pengalaman hidupnya. Dari kedua kalimat ini tentunya sudah jelas bahwa kecakapan itu dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu kecakapan nyata dan kecakapan potensial[1]
Lalu setelah kita mengetahui hal tersebut, tentu sebagai orang yang gragas pastinya masih penasaran apa sih seluk-beluk intelegensi dan bakat?. Lalu bagaimana pendidikan anak berbakat?. Sementara itu ada sebuah kebijakan “Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus[2]
B. Indentifikasi Masalah
Dalam pembahasan dan pembelajaran mengenai perkembangan peserta didik kali ini, kami dituntut untuk membuat makalah dengan tujuan memperdalam pengetahuan mengenai peserta didik itu sendiri. Di dalam perkembangan peserta didik ada 1 (Satu) judul yang akan kami bahas yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan Bakat?
2. Apa sajakah yang menjadi faktor dalam perkembangan bakat.?
3. Bagaimanakah caranya kita mengenal Bakat Seseorang?
4. Bagaimana cara Mengembangkan Bakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dll. Seorang yang berbakat musik, misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Jadi, suatu kondisi yang khusus pada seseorang berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang biasanya sifatnya khusus. Maka seseorang yang memiliki berupa potensi musik, bila ia belajar musik akan lebih cepat mahir dibandingkan dengan orang lain yang tidak mempunyai potensi music. Potensi adalah gaya yang tersedia pada seseorang yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri tertentu, daya ini sudah ada sejak lahir, atau dibawa sejak lahir[3]
Bakat mengacu pada kemampuan khusus ( berg, 2000 ) sepeti menyelesaikan perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca.
Bakat menurut Chaplin, kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan dating[4]
Menurut Bingham, kondisi atau sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik, dan sebagainya[5]
Jadi dari definisi di atas, bakat dapat dipahami sebagai kamampuan khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan, merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu. Bila seseorang mengetahui keunggulannya dalam suatu bidang, maka ia akan terasa lebih mudah dalam memasuki peluangnya artinya; dalam mempelajari dan mengembangkan bakatnya. Dengan kemampuan bakat, tentu seseorang akan mempunyai peluang besar untuk meraih keberhasilan pada masa mendatang.
B. Ciri-ciri akat
· Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang.
· Bakat merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan latihan agar dapat terwujud secara nyata.
· Bakat merupakan potensi terpendam dalam diri seseorang.
· Bakat dapat muncul perlu digali, ditemukan, dilatih, dan dikembangkan.
· Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang dengan minat, latihan, pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan.Bakat tidak selalu identik disertai minat.
· Bakat yang tidak disertai minat, maupun minat yang tidak disertai bakat, akan menimbulkan gap. Bila orang tua tidak cukup cermat misalnya dengan hal ini akan berdampak buruk bagi anak.[6]
C. faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
a) Faktor internal yakni dari individu sendiri. Misalnya anak itu tidak atau kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan diri dan berprestasi sesuai bakatnya.
b) Faktor eksternalyaitu lingkungan anak. Contoh, orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau orang tua mampu tetapi perhatian terhadap pendidikan dan bakat anak, bahkan ada orang tua yang benar-benar tidak mau mendukung bakat anak
Faktor yang Berasal dari Dalam Individu
Faktor yang berasal dari dalam individu merupakan salah faktor yang bersumber dari setiap individu. Ini merupakan faktor yang sangat tampak dan dapat dilihat sebagai contohnya adalah :
· Bakat atau Pembawaan
Bakat meruapakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap individu. Bakat sering juga disebut juga dengan hal – hal yang menjadi keahliannya. Tetapi sering dijumpai kata – kata “bakat tersembunyi”. Dengan adanya hal tersebut sering juga kita berfikiran apakah yang telah kita lakukan ini merupakan benar – benar bakat kita atau kita hanya terbiasa melakukannya dan sebenarnya kita memiliki bakat yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain .
· Sifat –sifat keturunan
Sifat keturunan ini sudah jelas terlihat merupakan sifat yang diperoleh dari orangtua atau mungkin keluarga yang lebih tua. Sifat keturunan ini merupakan sifat identik yang dimiliki ketika seseorang dalam suatu ikatan keluarga. Hal ini dapat berupa keturunan dari fisik dan mental. Misalnya fisik yaitu bentuk muka , wajah, bentuk badan , suatu penyakit dll. Sedangkan sifat mental seperti pemarah , pemalas , pendiam , pintar , dsb. ((Dra. Desmita , M.Si dalam Psikologi Perkembangan Peserta Didik).
Dengan demikian bahwa sifat keturunan dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak .
· Dorongan dan Instrinsik
Dorongan adalah hal yang membuat seseorang untuk melakukan suatu hal. Sedangkan naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisiskan kepada manusia bagaimana melaksanakan dorongan batin.
b) Faktor yang Berasal dari Luar Individu
Setelah mengetahui uraian tentang faktor penyebab adanya perkembangan anak ada juga yang tidak kalah penting dan merupakan hal yang biasanya mempunyai peranan besar dalam perkembangan anak yaitu faktor dari luar. Faktor – faktor ini dapat diuraikan sebagi berikut :
· Makanan
· Iklim
· Kebudayaan
· Ekonomi
· Kedudukan anak dalam lingkungan kelurga
c) Faktor Umum
Setelah membahas tentang faktor dari dalam dan dari luar ada juga salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Faktor umum ini merupakan gabungan antara faktor dari dalam dan dari luar. Contohnya adalah sebagai berikut:
· Intelegensi
· Jenis kelamin
· Kesehatan
· Ras[7]
Conny Semiawa (1987) dan Utami Munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang mununjuk pada suatu kinarja (performance) yang dapat dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja (performance) dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potential ability untuk dapat terwujud sebagai kinerja (performance) atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi yang menonjol, masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secara garis besar dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal tersebut adalah:
1. Minat
2. Motif berprestasi
3. Keberanian mengambil risiko
4. Keuletean dalam menghadapi tantangan
5. Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul
Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor eksternal meliputi:
1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2. Sarana dan prasarana
3. Dukungan dan dorongan orangtua/keluarga
4. Lingkungan tempat tinggal
5. Pola asuh orang tua[8]
D. CARA IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN BAKAT
A. IDENTIFIKASI BAKAT
Identifikasi bakat pada seseorang merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara sistematik untuk mengidentifikasi seseorang yang berpotensi dalam suatu bidang. Penggalian bakat dengan cara mengikuti minat sang anak secara terarah dan jelas tujuannya akan mampu mengidentifikasi bakat yang dimiliki anak.
Ajarkan anak untuk mengenali dirinya sendiri, menggali kemampuan dan batasan-batasan yang dimilikinya. Kalau kiranya yang diminta melenceng sekali dari minat dan kemampuannya (biasanya orang tualah yang paling memahami arah minat sang anak), maka beri batasan dengan pemberian alasan yang tepat dan masuk akal buat si anak. Kalau anak masih meminta mencoba, silahkan dicoba tetapi dengan perencanaan dan pertimbangan yang baik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam tahap identifikasi bakat anak adalah :
1. Ajak anak untuk menggali minatnya tersebut dengan berdiskusi/tanya jawab seputar minat tersebut.
2. Gali lebih jauh dengan mengajak anak untuk mengkaji apa-apa saja yang diperlukan untuk mengikuti kursus tersebut, baik keterampilan dasar, peralatan, biaya, schedule, dan lain-lain.
3. Apabila akan mengambil keputusan, buat perjanjian dengan si anak.
B. PENGUKURAN BAKAT
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.
Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekerjaan atau karir apa yang harus dijalani, juga tidak untuk menjawab pertanyaan yang sangat khusus, misalnya “Apakah saya dapat menjadi seorang guru?”
Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekerjaan atau karir apa yang harus dijalani, juga tidak untuk menjawab pertanyaan yang sangat khusus, misalnya “Apakah saya dapat menjadi seorang guru?”
Tes bakat diantaranya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya :
•Apakah saya cocok untuk memilih bidang keguruan
•Manakah bidang yang lebih baik bagi saya?
•Apakah kelebihan dan kekurangan saya, apabila saya ingin menjadi seorang guru?
•Apakah saya cocok untuk memilih bidang keguruan
•Manakah bidang yang lebih baik bagi saya?
•Apakah kelebihan dan kekurangan saya, apabila saya ingin menjadi seorang guru?
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak – anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing – masing.[9]
E. Macam - Macam bakat :
a. Bakat intelektual umum, biasanya mempunyai intelegensi yang tinggi dan menunjukan prestasi sekolah yang menonjol.
b. Bakat akademik khusus, menunjukan prestasi yang menonjol dalam mata-mata pelajaran tertentu. Misalnya : matematika atau bahasa, mata pelajaran yang lainnya belum tentu menonjol.
c. Bakat berpikir secara kreatif-produktif, kemampuan berkreasi dalam menggabungkan beberapa hal/unsur/gagasan yang lama/sudah ada menjadi baru.
d. Bakat dalam salah satu bidang seni, misalnya melukis, olahraga, musik dan lain-lainnya.
e. Bakat psikomotorik/kinestetik, siswa lebih menonjol dalam keterampilan teknik.
f. Bakat psikososial/kepemimpinan, bisanya dikenal oleh teman-temannya atau gurunya selalu dipilih atau ditunjuk sebagai pemimpin.[10]
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:
1. Bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numeric), logika bahasa dan sejenisnya.
2. Bakat kreatif-produktif, artinya bakat dalam memciptakan sesuatu yang baru.
3. Bakat seni, misalnya mampu menciptakan lagu hanay dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dalam waktu singkat, dan sejenisnya.
4. Bakat kinestetik/psikomotorik, misalnya sepak bola, bulu tangkis, tenis dan keterampilan teknik.
5. Bakat sosial, misalnya sangat mahir melakukan negosiasi, sangat mahir menawarkan suatu produk, sangat mahir mencari koneksi, sangat mahir berkomunikasi dalam organisasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.[11]
F. UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS DAN IMPLEMENTASINYA BAGI PENDIDIKAN
Dari sekian banyak peserta didik, ada yang memiliki kemampuan rata-rata, dibawah rata-rata, dan diatas rata-rata.Biasanya peserta didik yang memiliki bakat khusus berada dalam kelompok anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan peserta didik yang lain. Dengan bakat khusus yang dimiliki, mereka mampu menunjukan prestasi unggul sesuai dengan bakat khusus yang dimilikinya.
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal, mereka memerlukan program pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya. Program pendidikan untuk mengembangkan individu berbakat khusus agar dapat mencapai prestasi unggul, biasanya dikenal dengan istilah Program Pendidikan Berdiferensi. Program pendidikan ini merupakan pelayanan diluar jangkauan program pendidkan biasa, agar dapat merealisasikan bakat dan kemampuan secara optimal, baik untuk pengembangan diri maupun untuk sumbangan yang berarti bagi kemajuan masyarakat dan Negara(Conny Semiawan, 1987; Utami Munandar, 1992).
Selain pengembangan melalui program pendidikan berdeferensiasi, individu yang memiliki bakat khusus juga sangat memerlukan dukungan maksimal dari lingkungan dengan cara memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi individu untuk mengembangkan bakatnya. Dukungan psikologis dari lingkungan, seperti dukungan moral dari orang tua, pola asuh orang tua yang memberikan perasaanbebas untuk berekspresi, kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan serta penyediaan sarana dan prasarana, sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan bakat khusus individu.
Ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, diantaranya adalah:
1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
2. Berupa menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan anak remaja dan anak, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyaraklat .
3. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak danremaja dalammenghadapi berbagai tantangan dan kesulitan
4. Menghubungkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferensi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psikilogis dan kebebasan psikologis.Anak-anak merasa aman secara psikologis apabila:
1. Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan kelebihan dan kekurangannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu.
2. Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa dinilai oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dianggap sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
3. Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak. Dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam situasi ini anak merasaaman aman untuk mengungkapkan bakatnya.[12]
Pada akhir masa remaja, seseorang sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin dilakukan dan mampu ia lakukan. Mereka sudah mulai mengetahui tentang macam-macam kemungkinan, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangan diharapkan dapat membantu remaja untuk mementukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk mencapai tujuan-tujuannya dalam hidupnya.
G.KESIMPULAN
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus, misalnya bakat akademik, social, seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat khusus disebut talent, sedang bakat umum (intelektual) disebut gifted.
Ada lima jenis bakat khusus yaitu 1. bakat akademik khusus, 2. bakat berpikir kreatif-produktif, 3. bakat seni, 4. bakat kinestetik / psikomotorik, dan 5. bakat sosial. Perwujudan dari bakat adalah prestasi. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah, minat, motif berprestasi, keberanian mengambil resiko, keuletan dalam menghadapi tantangan, dan kegigihan / daya juang yang tinggi dalam menghadapi kesulitan yang timbul.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah, kesempatam maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dan dorongan orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
( Daftar Pustaka : Dra. Desmita , M.Si (2012) . Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya)
Ahmadi, abu dan sholeh munawar, psikologi perkembangan,2005,Jakarta, PT. Rineka cipta
Conny Semiawa (1987) dan Utami Munandar (1992)
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987)
Drs. Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan, Cet.1, (Bandung, PT Eresco, 1988, h. 66-67
H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2009, Hal.54
H. Sunarto dan B. Agung Hartono. 1995. Pengembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
H. Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal.116-117
M. Ali dan M. Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT Rosda Karya, Bandung, 2008, hal.135
Suryobroto, sumadi, psikologi perkembangan edisi IV, 1990, Yogyakarta, Rake sarasin
Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 4.
[1]H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2009, Hal.54
[2] Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 4.
[3]Drs. Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan, Cet.1, (Bandung, PT Eresco, 1988, h. 66-67
[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT Rosda Karya, Bandung, 2008, hal.135
[5] H. Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal.116-117
[6] Ahmadi, abu dan sholeh munawar, psikologi perkembangan,2005,Jakarta, PT. Rineka cipta
[7] ( Daftar Pustaka : Dra. Desmita , M.Si (2012) . Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya)
[8] Conny Semiawa (1987) dan Utami Munandar (1992)
[9] M. Ali dan M. Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara
[10] Suryobroto, sumadi, psikologi perkembangan edisi IV, 1990, Yogyakarta, Rake sarasin
[11] Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987)
[12] H. Sunarto dan B. Agung Hartono. 1995. Pengembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
0 comments:
Post a Comment