Sunday, December 7, 2014

MAKALAH DEFINISI MINAT BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Minat belajar adalah aspek spikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala. Seperti : gairah, semangat, keinginan perasaan, suka melakukan proses tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (warga belajar ) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan kemudian ditunjukkan melalui keantusiasan partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses yang ada.
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan atau kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. Minat juga dapat menjadi kekuatan motivasi. Seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Seseorang akan cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian minat belajar merupakan faktor  yang sangatlah penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam praktiknya tidak sedikit guru yang menemukan kendala dalam mengajar dikelas karena kurangnya minat siswa terhadap materi yang disampaikan , jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran .
B.     Rumusan masalah
1.      Definisi Minat dan Belajar (Minat Belajar)
2.      Ciri-Ciri Minat Belajar
3.      Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
4.      Aspek Minat
5.      Klasifikasi Minat
6.      Jenis Minat
7.      Kategori Minat
8.      Indikator Minat dan Cara membangkitkan minat belajar
BAB II
PEMBAHASAN

1.      A. Definisi Minat
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas objek tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat seseorang tersebut.
Menurut Mahfudh Salahudin, minat adalah “Perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan”.[1]
Menurut Bimo Walgito dikutip oleh Ramayuli dalam metodologi pengajaran agama islam: menyatakan bahwa minat yaitu “Suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membutuhkan lebih lanjut”.[2]
Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut-paut dengan dirinya (Witherington,1991: 135) merupakan suatu kesadaran yang ada pada diri seseorang tentang hubungan dirinya dengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya. Hal-hal yang ada di luar diri seseorang, meskipun tidak menjadi satu,tetapi dapat berhubungan satu dengan yang lain karena adanya kepentingan atau kebutuhan yang bersifat mengika.[3]
Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara
Minat bukanlah merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja, melainkan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan (Singer, 1987: 93). Minat yang telah ada dalam diri seseorang bukanlah ada dengan sendirinya, namun ada karena adanya pengalaman dan usaha untuk mengembangkannya.[4]
 (Hilgard, 1979:36) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.[5]
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu(Winkel, 1984: 30). Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut, sehingga seseorang mendalaminya.[6]
atau dapat berubah-ubah (Hurlock, 1995:113).[7] Minat merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang nantinya dapat mendatangkan kepuasan, yang mana kepuasan itu akan mempengaruhi kadar minat seseorang.Dengan adanya minat, mampu memperkuat ingatan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya, sehingga dapat dijadikan sebagai fondasi seseorang dalam proses pembelajaran di kemudian hari.
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu tersebut. Apa yang menarik seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. (Purwanto,2007:56) [8].
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang  kurang  akan  menghasilkan  prestasi  yang  rendah  (Dalyono,  2009:  56-57).[9]Dalam usaha untuk mencapai sesuatu diperlukan minat, besar kecilnya minat sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besarminatnya (Djaali, 2006: 123).[10] Adanya hubungan seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, dapat menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga tercipta adanya penerimaan. Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya minat yang ada.
Minat merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2007: 121).[11] Keinginan seseorang akan sesuatu menimbulkan kegairahan terhadap ssesuatu tersebut. minat dapat timbul dengan sendirinya, yang ditengarai dengan adanya rasa suka terhadap sesuatu. Muhibbin Syah, M,Ed Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang  tinggi atau  keinginan  yang  besar  terhadap sesuatu  (Muhibbin,  2008:  152). [12]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu proses kejiwaan yang bersifat abstrak yang dinyatakan oleh seluruh keadaan aktivitas, ada objek yang dianggap bernilai sehingga diketahui dan dinginkan. Sehingga proses jiwa menimbulkan kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, gairah atau keinginan terhadap sesuatu. Bisa dikatakan pula bahwa minat menimbulkan keinginan yang kuat terhadap sesuatu. Keinginan ini disebabkan adanya rasa dorongan untuk meraihnya, sesuatu itu bisa berupa benda, kegiatan, dan sebagainya baik itu yang membahagiakan ataupun menakutkan Atau merupakan kecenderungan seseorang yang berasal dari luar maupun dalam  sanubari  yang  mendorongnya  untuk  merasa  tertarik  terhadap  suatu  hal sehingga mengarahkan perbuatannya kepada suatu hal tersebut dan menimbulkan perasaan senang.


B.     Definisi Belajar
Sebenarnya dalam penegasan istilah telah dijelaskan pengertian belajar, namun perlu penulis tegaskan lagi. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai belajar, diantaranya :
Menurut Witherington, sebagaimana dikutip oleh Khalijah Hasan dalam Educational Psychology mengemukakan : Belajar adalah Suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.[13]
Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh W.S Winkel, bahwa "Belajar adalah suatu proses mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan / menetap.[14]
Menurut Morgan, sebagaimana dikutip oleh Wgalim Purwanto, dalam buku Introduction to psychology, mengemukakan :[15]
“Belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman”.
Sementara itu Abu Ahmadi menjelaskan, belajar adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang harus secara keseluruhan sebagai hasil pengetahuan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.[16]

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat dan pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat belajar sangat mendukung dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah yang akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran
Secara singkat yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan dan perhatian dalam belajar. Dalam pengertian lain minat belajar adalah : Kecenderungan perhatian dan kesenangan dalam beraktivitas, yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektif dan psikomotor lahir batin.[17]

2.      Ciri-Ciri Minat Belajar
Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b.      Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c.       Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
d.      Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.[18]

3.       Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah. Oleh karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat itu.
Menurut Ali (2004:67), Secara keseluruhan faktor digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). [19]
Berikut adalah beberapa pengertian faktor eksternal dan internal menurut Sumadi Suryabrata diantaranya sebagai berikut :

1.      Faktor Internal
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (Sumadi Suryabrata, 2002:14).[20]
a.       Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar.
b.      Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui sesuatu; dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu
c.       Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang   mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan .
d.      Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

4.      Aspek Minat
Aspek minat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: a)aspek kognitif, b) aspek afektif, dan c) aspek psikomotor (Hurlock, 1995: 117) Yaitu : [21]

a.       Aspek Kognitif,
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari suatu aktivitas yang dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus dilakukan.

b.       Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang diminatinya tersebut.

c.        Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.

Kriteria minat seseorang digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, jika seseorang tidak menginginkan objek tertentu. Sedang, jika seseorang menginginkan objek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera. Dan tinggi, jika seseorang menginginkan objek minat dalam waktu segera.



5.      KlasifikasiMinat
Minat diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat, antara lain: a.expressed interest, b.manifest interest, c. tested interest, dan d. inventoried interest (Dewi Suhartini, 2001: 23)[22]. Ketiga jenis minat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.      Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas.
b.      Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu.
c.       Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan.
d.      Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

6.      Jenis Minat
Minat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat, yaitu: a. Minat Volunter, b. Minat Involunter, dan c. Minat Nonvolunter (Sumadi Suryabrata, 1993:86)[23]. Ketiga jenis minat tersebut dapat dijelaskan sebaga berikut:

a.       Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar.
b.      Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
c.       Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan.




7.      Kategori Minat
Minat dikatagorikan menjadi tiga katagori berdasarkan sifatnya, yaitu:
a.Minat personal, b. Minat situsional, dan c. Minat psikologikal (Krapp dalam Dewi Suhartini, 2001: 25)[24], yaitu sebagai berikut:

a.       Minat Personal
Merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang, tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari rangsangan eksternal.

b.      Minat Situsional
Merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan relatif berganti-ganti,tergantung      rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan keluarga. Jika minat situsional dapat dipertahankan sehingga berkelanjutan secara jangka panjang, minat situsional akan berubah menjadi minat personal atau minat psikologis siswa. Semua ini tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada.

c.       Minat Psikologikal
Merupakan minat yang erat kaitannya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situsional yang terus-menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan memiliki kesempatan untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur di kelas atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut memiliki minat psikologikal.



8.      Indikator Minat
Indikator minat ada empat, yaitu: a. perasaan senang, b. ketertarikan siswa, c. perhatian siswa, dan d. keterlibatan siswa (Safari, 2005:152)[25]. Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut:

a.       Perasaan Senang; Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

b.      Ketertarikan Siswa, Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.


c.       Perhatian Siswa, Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d.      Keterlibatan Siswa, Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.









9.      Cara membangkitkan minat belajar
Agus Sujanto (2004:94) berpendapat: Bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:

a.       Memperkaya ide atau gagasan.
b.      Memberikan hadiah yang merangsang.
c.       Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.
d.      Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat.
e.       Mengembangkan fantasi.
f.       Melatih sikap positif.[26]
Pendapat lain yang dikemukakan oleh W. Olson (dalam Samosir, 1992:112)[27], bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobbi dan olahraga, pergi berlibur ke lokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobbi dan olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih berminat.
b.      Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan pemecahan-pemecahan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan persoalan-persoalan.
c.       Membuat orang lain supaya lebih mengembangkan diri yang pada hakekatnya mengembangkan diri sendiri.

Sebagaimana pernyataan Syaiful Bahri bahwa “Minat besar pengaruh terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami. dan ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa, sebagai berikut :
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman masa yang lampau
c. Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang baik
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.[28]
Untuk itu guru harus bisa memanfaatkan minat belajar siswa dengan menyediakan kondisi yang mendukungnya. Minat siswa untuk belajar merupakan kekuatan yang bersumber dari diri siswa. Minat ini memang berhubungan dengan kebutuhan siswa untuk mengetahui sesuatu dari objek yang dipelajarinya. Disinilah guru memegang peranan penting sebagai penentu dan pencipta kondisi pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai dan interaktif.[29]






















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Minat adalah kecenderungan yang berlangsung lama terhadap suatu objek atau dalam melakukan sesuatu kegiatan (perbuatan) . yang didasari oleh perasaan tertarik, senang,yang muncul dari dalam diri. Kesenangan adalah ketertarikan afektif pada suatu keadaan atau benda atau kegiatan, yang berlangsung sementara. Kesengan berbeda dari minat dan persistensinya. Perhatian adalah karakteristik yang selktif dari kehidupan mental. Perhatian adalah pemusatan energi psikis pada suatu objek. Perhatian yang besar (kuat) mengarah pada minat. Kebutuhan merupakan keadaan yang membutuhkan pemuasan, kebutuhan ini mendorong munculnya perhatian dan minat.
Motivasi adalah faktor dalam organisme yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan embawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan minat, yakni minat merupakan salah satu unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi. Bahaya yang paling umum dalam perkembangan minat adalah interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya pada minat, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis, dan bobot emosional yang tidak positif terhadap minat.
Mengembangkan minat anak berangkat dari kebutuhan, ketertarikan anak, bukan dari sisi keinginan orang tua/ guru. Minat dikembangkan sehingga minat menjadi instrinsik. Minat dikembangkan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, tidak membebani anak, dan dikembangkan dengan memperhatikan sistem ganjaran. Merespon anak dengan tepat dalam proses pengembangan minat anak akan meningkatkan gairah anak, sebaiknya respon yang salah akan melemahkan minat anak. Memberi kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi diri merupakan cara yang sangat baik untuk mengembangkan minat.





DAFTAR PUSTAKA

1.      Salahudi Mahfudin (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan , Surabaya: Bina Ilmu.
2.      Ramayulis (2001). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
3.      Witherington, H.C. (1991). Psikologi Pendidikan , Jakarta: Aksara Baru.
4.      Singer, Kurt (1987). Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Bandung: Remaja Karya.
5.      Hilgard,Ernest R. (1979). Introduction to psychology. New York: Harcourt  Jovanovich.
6.      W. S. Winkel (1984). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.
7.      Hurlock,Elizabeth B.  (1995). Perkembangan Anak. Jakarta : Airlangga.
8.      M. Purwanto Ngalim (2007). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:  PT. Remaja Rosdakarya.
9.      Dalyono (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
10.  Djaali (2006). Psikologi pendidika. Jakarta: Bumiaksara.
11.  Slamento (2007). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
12.  Muhibbin Syah (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
13.  Hasan  Khalijah (1994). Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya: Al-Ikhlas.
14.  W.S. Winkel (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.
15.  Ngalim Purwanto  .W (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rasya Karya.
16.  Abu Ahmadi , Widodo Supriyono (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
17.  Wina Wijaya (2001). Strategi Pembelajaran. Bandung: Prenda Media Goup.
18.  Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
19.  Muhammad Ali (2004). Guru dalam proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
20.  Sumadi Suryabrata (2002). Psikologi pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
21.  Dewi Suhartini (2001). Minat Siswa Terhadap Topik-topik Pelajaran dan Beberapa Faktor yang Melatar Belakanginya (tesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
22.  Sumadi Suryabrata (1993). Psikologi kepribadian. Jakarta: Rajawali Cipta.
23.  Safari (2005). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: APSI Pusat.
24.  Samosir Marten (1992). Seni Berpikir Kreatif. Jakarta: Erlangga.
25.  Agus Sujanto (2004). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
26.  Syaiful Bahri (1994). Prestasi Belajar & Kompetensi Guru. Surabaya: PT. Usaha Nasional.



[1] Salahudi Mahfudh, Pengantar Psikologi Pendidikan , Bina Ilmu: Surabaya, 1990, hal. 45
[2] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia: Jakarta, 2001, hal. 91
[3]H.C.Witherington, Psikologi Pendidikan,  Aksara Baru: Jakarta, 1991, hal.135
[4] Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Remaja Karya: Bandung, 1987, hal.93
[5] Hilgard, R, Ernest , Introduction to psychology, Harcourt  Jovanovich, New York, 1979, page.36
[6] Winkel W. S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, PT. Gramedia, Jakarta, 1984, hal.30 
[7] B. Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, Airlangga, Jakarta, 1995, hal.113
[8] M. Purwanto Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hal.56
[9] Dalyono, Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta . 2009, hal. 56-57
[10]Djaali, Psikologi pendidikan,Bumiaksara, Jakarta, 2006, hal. 123
[11] Slamento, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta, 2007 hal.121
[12] Syah  Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan BaruRemaja Rosdakarya, Bandung, 2008. Hal.152
[13] Hasan  Khalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas: Surabaya, 1994, hal. 86
[14] Winkel W.S., Psikologi Pengajaran, Grasindo: Jakarta, 1996, hal. 53
[15] W. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , Remaja Rasya Karya: Bandung, 1990, hal. 84
[16] Ahmadi Abu, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar , Rineka Cipta: Jakarta, 1991, hal. 121
[17] Wijaya Wina, Strategi Pembelajaran, Prenda Media Group, Bandung, 2001,  hal. 123.
[18] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal.58
[19] Ali Muhammad, Guru dalam proses belajar mengajar,  Sinar Baru Algensindo, Bandung,  2004, hal.67
[20]Suryabrata Sumadi, Psikologi pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hal.14

[21] Ibid hal.117
[22]Suhartini Dewi, Minat Siswa Terhadap Topik-topik Pelajaran dan Beberapa Faktor yang Melatar Belakanginya (tesis), Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2001, hal.23
[23]Suryabrata Sumadi, Psikologi kepribadian, Rajawali Cipta, Jakarta, 1993, hal.86

[24] Ibid hal.25
[25] Safari, Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi, APSI Pusat, Jakarta, 2005, hal.152

[26] Sujanto Agus, Psikologi Umum.  PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal.94
[27]Samosir, Marten., Seni Berpikir Kreatif,  Erlangga, Jakarta, 1992, hal.112

[28] Bahri  Syaiful, Prestasi Belajar & Kompetensi Guru, PT. Usaha Nasional, Surabaya, 1994, hal. 48
[29] Ibid, h. 48-49

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : MAKALAH DEFINISI MINAT BELAJAR

  • Contoh Makalah SIkap 2BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yan ...
  • MAKALAH HIV AIDS DITINJAU DARI SEGI SOSIAL DAN BUDAYAHIV AIDS DITINJAU DARI SEGI SOSIAL DANBUDAYADiajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:”ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR”.Dosen Pengampu: Ibrahim ...
  • MAKALAH SELF CONCEPT (KONSEP DIRI)SELF CONCEPT (KONSEP DIRI)Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah: Psikologi PendidikanDosen Pengampu:Moh. Irfan BurhaniDisusun Oleh:Eni Har ...
  • Contoh Makalah Minat BelajarBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Minat belajar adalah aspek spikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala. Seperti : gairah, semangat, keinginan ...
  • Contoh Makalah Learning Strategy (Strategi Belajar)Learning Strategy (Strategi Belajar)Makalah  ini di buat untuk memenuhi Tugas Psikologi PendidikanDosen Pengampu :Moh. Irfan Burhani M.PSi Disusun oleh:Nama : Robi’ ...

1 comments:

  1. memang minat belajar adalah salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan belajar, terima kasih min atas pencerahannya
    bimbaaiueocilegong.blogspot.com

    ReplyDelete