Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah:
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Moh. Irfan Burhani
Disusun Oleh:
Eni Hardianti (932105213)
PAI – B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
STAIN KEDIRI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sosial, setiap orang (individu) dengan orang lain (individu lain) selalu berinteraksi karena semua orang atau manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain. Dari mulai bangun tidur sampai menjelang tidur , setiap orang melakukan interaksi satu sama lain (pada umumnya). Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dalam kelompok manusia. Proses interaksi sosial terjadi melalui kontak sosial dan komunikasi. Tanpa keduanya,proses interaksi sosial takkan pernah terjadi karena keduanya merupakan syarat mutlak untuk melakukan interaksi. Kontak sosial dapat terjadi walaupun tanpa komunikasi.[1]
Dalam pandangan psikologi, seseorang dalam berkomunikasi juga dipengaruhi oleh factor kejiwaan. Salah satunya adalah persepsi. Persepsi merupakan proses menginterpretasi atauy menafsirkan suatu informasi yang mana sebelumnya Ia sudah mengumpulkan pengetahuan dan disimpan di dalam memori apa yang ditangkap oleh indra pesan-pesan atau informasi terdahulu.Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, terkadang kita menyadari bagaimana diri kitasaat ini( actual self), bagaimana diri yang kita inginkan( ideal self), dan bagaimana diri kita seharusnya( Ought self).Kita menyadari diri kita, sikap kita, dan seperti apa diri kita setelah mendapat informasi dari orang lain maupun dari pembelajaran diri kita.. Dari latar belakang tersebut,
B. Rumusan Masalah :
1.Apa definisi konsep diri menurut para ahli?
2.Apa saja cirri-ciri konsep diri?
3.Faktor apa saja yang mempengaruhi konsep diri?
4.Apa teori tentang konsep diri?
5.Apa pentingnya konsep diri dalam belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi konsep diri
Menurut para ahli :
1.Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.[2]
2.Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
3.Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
4.Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.[3]
5.Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6. Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.[4]
7.Mulyana (2000:7).Konsep diri adalah pandangan mengenai siapa diri kita dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat orang lain tentang diri kita. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaluasi orang lain mengenai diri orang tersebut. Individu akan mengetahui bahwa dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya. Sebaliknya, individu akan tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung, individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.
8.Hurlock (1990:58) konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.[5]
9.William D. Brooks, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105).
10.Centi (1993:9) konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri kita sendiri dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan.
11.William james, Konsep diri adalah penilaian tentang diri kita (the I : diri yang sadar dan aktif & the Me : diri yang menjadi objek renungan kita[6]
12. Jalaludin Rahmat (1996: 125) Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita”
Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter maupun sikap yang dimiliki individu .[7]
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya, jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja sudah mempersiapkan pintu kegagalan bagi dirinya.[8]
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik maupun lingkungan terdekatnya.[9]
B.ciri-ciri konsep diri
Menurut Calhoun & Acocella (1995), konsep diri merupakan gambaran mental terhadap diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri, pengharapan bagi diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Salah satu ciri dari konsep diri yang negatif akan terkait secara langsung dengan pengetahuan yang tidak tepat terhadap diri sendiri, pengharapan yang tidak realistis atau mengada-ada, serta harga diri yang rendah. Untuk menghindari hal tersebut, Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri konsep diri positif yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu, sebagai berikut:[10]
·mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghadapi kehidupan yang dijalaninya,
·menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan manusia lainnya,
·mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat sebagaimana orang lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain,
·bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,
·menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya,
·kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan dirinya sendiri, sebagaimana ia mampu menghargai setiap kelebihannya,
·memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun celaan, dan
·tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan emosi yang ada pada dirinya.
- Pemekaran diri sendiri (extension of the self), yang ditandai dengan keampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang, sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki. Salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk menenggang rasa dengan orang yang di cintainya, untuk ikut merasakan penderitaan yang di alami oleh orang yang di cintainya. Itu menunjukkan adanya tanda-tanda kepribadian yang dewasa (mature personality). Di samping itu juga adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.[11]
- Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Ia tidak marah JIka di kritik dan di saat-saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.
- Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Hal ini dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tempatnya dalam kerangka susunan objek-objek lain dan manusia-manusia lain didunia. Ia tahu kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapat-pendapat serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas.[12]
C.Faktor yang mempengaruhi konsep diri
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).[13]
1. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.[14]
2. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3. Self Perception ( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.[15]
4.Orang lain.
Sebagai mana dibahasakan diatas bahwa orang lain mempunyai pengaruh terhadap individu dalam menyimpulakan konsep dirinya. Selain itu mengutip pernyataan Gabriel Marcel dalam Rakhmat (2004:100),
“The fact is that we can understand ourself by starting from the other, or from others, and only starting from them.” Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda menilai diri saya akan membentuk konsep diri saya.[16]
Kita sepakat bahwa orang lain mempunyai pengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Tetapi, tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Adayang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita. George Herbert Mead dalam Rakhmat (2004:101) menyebut mereka Significant others – orang lain yang sangat penting.[17]
5. Kelompok rujukan
Dalam bermasyarakat kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok masyarakat.Adakelompok yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri kelompoknya. ketika kita menjadi anggota kelompok persatuan bulu tangkis, ikatan mahasiswa Universitas Trunojoyo madura, dan lain-lain.[18]
D.Teori Konsep Diri
Banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai konsep diri. Fitts (dalam Agustiani, 2006), mengemukakan bahwa konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Agustiani (2006) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dia peroleh dari interaksi dengan lingkungan. Penjelasan tersebut sejalan dengan pendapat Stuart dan Sundeen(dalam Keliat, 1992), bahwa konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.[19]
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Dengan kata lain, konsep diri didefenisikan sebagai pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri (Calhoun dan Acocella, 1990). Berzonsky (1981), mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral. Sejalan dengan defenisi tersebut Kobal dan Musek (2002) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Universitas Sumatera Utaramendefenisikan konsep diri sebagai suatu kesatuan psikologis yang meliputi perasaan-perasaan, evaluasi-evaluasi, dan sikap-sikap kita yang dapat mendeskripsikan diri kita. Demikian juga Paik dan Micheal (2002) menjelaskan konsep diri sebagai sekumpulan keyakinan-keyakinan yang kita miliki mengenai diri kita sendiri dan hubungannya dengan perilaku dalam situasi-situasi tertentu.
Konsep diri juga dapat diartikan sebagai penilaian keseluruhan terhadap penampilan, perilaku, perasaan, sikap-sikap, kemampuan serta sumber daya yang dimiliki seseorang (Labenne dan Greene, 1969). Konsep diri sebagai suatu penilaian terhadap diri juga dijelaskan dalam defenisi konsep diri yang dikemukakan oleh Partosuwido, dkk (1985) yaitu bahwa konsep diri adalah cara bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini, dan dilakukan, baik ditinjau dari segi fisik, moral, keluarga, personal, dan sosial.[20]
Pengertian konsep diri yang digunakan dalam penelitian adalah defenisi konsep diri yang dikemukakan oleh Calhoun dan Acocella (1990), yaitu bahwa konsep diri adalah pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri.[21]
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya, masalahnya sertalingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakinibahwa klien adalah mahluk bio-psiko-sosio-spiritual yang uth dan unik sebagai satukesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya yang diperoleh melalui pengalamanyang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.Konsep diri juga merupakan ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirianyang diketahui oleh individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diriberkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan oranglain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diri diluspengaruhi olehpengalaman interpersonal dal kultural yang memberikan perasaan positif, memahamikompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasikontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain. Dalam merencanakan asuhankeperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu terhadapstimulus atau stesor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, idea diri, hargadiri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yangharus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, mengagali sumber-sumber diri,menetapkan tujuan yang realistik serta bertanggung jawab terhadap tindakan.[22]
E. Pentingnya konsep diri dalam belajar
1.Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan satu sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menyeimbangkan dan menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilakunya.
2.Seluruh sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.
3.Konsep diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dari konsep diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.
Pelaksanaan pendidikan mangarah pada tercapainya tujuan umum pendidikan nasional serta “perkembangan potensi anak didik secara optimal”. Tujuan pendidikanmemuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, indah untuk kehidupan, (umar tirtaraharja, 2005. Pengantar pendidikan).
Setiap orang tua mengharapkan anaknya pintar, cerdas, dn mampu menyelesekain tugas-tugas akademik sekolah dengan baik. Sukur-sukur rangking 1. Harapan inilah yang menyebabkan orang tua berlomba-lomba memfalisitasi berbagai macam keperluan anak, termasuk les privat berbagai macam perlajaran masih banyak yang berprestasi rendah padahal orang tua sudah berusaha maksimal memberikan fasilitas pendidikan kepada anak-anaknya. Dibalik perbedaan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan mengapa siswa memiliki hasil yang belajar yang berbeda-beda.
Salah satunya dalah konsep diri yaitu bagaimana seorang siswa memandang dirinya secara utuh, konsep diri siswa akan memberikan arah untuk menemukan dan menentukan cara-cara menentukan prestasi belajar yang diharapkan sekolah. Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian terpenting dalam kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang terdapat pada manusia.
Seorang siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan mampu mengikuti pelajaran, mengahadapi segala rintangan, semangat dalam menjalankan aktivitas serta memandang lingkungannya dengan cara positif. Sebaliknya seorang siswa yang memiliki konsep diri yang negatif cenderung pasif dalam menjalankan aktivitas. Mudah putus asa serta males menghadapi, tantangan hidup siswa yang memiliki konsep diri negative pasrah akan kemampuannya.
Namun demikian, konsep diri bukanlah harga mati. Konsep diri seseorang dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan termasuk orang-orang disekitarnya yang dapat memepengaruhi cara pandang orang tersebut, jika seseorangberada di lingkungan yang baik. Lambat laun cara berfikir dan pandangan hidupnya berubah kearah yang lebih baik.
Begtiu pentingnya konsep diri baik seorang siswa dalam meningkatakan prestasi belajarnya. Maka semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan termasuk orang tua siswa barsama-sama membentuk konsep diri yang positif sehingga siswa memiliki percaya diri yang tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
Konsep diri juga dapat diartikan sebagai penilaian keseluruhan terhadap penampilan, perilaku, perasaan, sikap-sikap, kemampuan serta sumber daya yang dimiliki seseorang (Labenne dan Greene, 1969). Konsep diri sebagai suatu penilaian terhadap diri juga dijelaskan dalam defenisi konsep diri yang dikemukakan oleh Partosuwido, dkk (1985) yaitu bahwa konsep diri adalah cara bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini, dan dilakukan, baik ditinjau dari segi fisik, moral, keluarga, personal, dan sosial.[24]
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., dan Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Muntholiah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati Offset, 2002).
Arini, A. T. 2006. Orang Tua dan Konsep Diri Anak. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Hal 25-30. Yogyakarta: Kanisius.
Burn, R.B. 1979. Konsep diri. Jakarta : Arcan.
Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, terj. Katini Kartono, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
Gunarsa, S.G. dan Gunarsa. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Pt.BPK. Gunung Mulya.
Gunarsa, singgih. 2003. Psikolog perkembangan. Jakarta : gunung mulia
Hendry,M dan Heyes,S. 1989. Pengantar psikologi : Jakarta : erlangga.
Hurlock,E.,1994.PsikologiPerkembangan(SuatuPendekatan SepanjangRentangKehidupan)Edisi Kelima. Jakrata:Erlangga.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya
Keliat Anna Budi. (1992). Gangguan Konsep Diri, Jakarta : Pnerbit Buku Kedokteran EGC.
Musthafa Fahmi, Penyesuaian Diri, terj. Zakiyah Drajat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982).
Pudjijogyanto, clara. R. 1985. Konsep diri dalam ilmu Pendidikan.Jakarta : Arcan.
Pusapasari Amarilia. Mengukur konsep diri anak. Jakarta : media komutindo.
Rahmat Guswandi, 2012, psikologi perkembangan peserta didik, bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Sarlito W. Sarwono.2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. “ Psikologi untuk Keperawatan”. EGC : Jakarta
Suryabrata, S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suwendra. 1992. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Kesuksesan Belajar di Perguruan Tinggi. Majalah Ilmiah Kopertis VIII.
Tilaar. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: PT. Gramedia.
Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia
[1] Ali, M., dan Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
[2] Muntholiah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati Offset, 2002).
[3] Musthafa Fahmi, Penyesuaian Diri, terj. Zakiyah Drajat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982).
[4] Sunaryo. 2004. “ Psikologi untuk Keperawatan”. EGC : Jakarta
[5]Hurlock,E.,1994.PsikologiPerkembangan(SuatuPendekatan SepanjangRentangKehidupan)Edisi Kelima. Jakrata:Erlangga.
[6] Pusapasari Amarilia. Mengukur konsep diri anak. Jakarta : media komutindo.
[7] Sarlito W. Sarwono.2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
[8] Rahmat Guswandi, 2012, psikologi perkembangan peserta didik, bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
[9] Burn, R.B. 1979. Konsep diri. Jakarta : Arcan.
[10] Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya
[11] Jalaludin rahmat, 1989, psikologi komunikasi. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
[12] Hendry,M dan Heyes,S. 1989. Pengantar psikologi : Jakarta : erlangga.
[13] Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, terj. Katini Kartono, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
[14] Gunarsa, singgih. 2003. Psikolog perkembangan. Jakarta : gunung mulia
[15] Pudjijogyanto, clara. R. 1985. Konsep diri dalam ilmu Pendidikan.Jakarta : Arcan.
[16] Keliat Anna Budi. (1992). Gangguan Konsep Diri, Jakarta : Pnerbit Buku Kedokteran EGC.
[17] Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia
[18] Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
[19] Suwendra. 1992. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Kesuksesan Belajar di Perguruan Tinggi. Majalah Ilmiah Kopertis VIII.
[20] Tilaar. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: PT. Gramedia.
[21] Gunarsa, S.G. dan Gunarsa. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Pt.BPK. Gunung Mulya.
[22] Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC
[23] Arini, A. T. 2006. Orang Tua dan Konsep Diri Anak. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Hal 25-30. Yogyakarta: Kanisius.
[24] Suryabrata, S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
0 comments:
Post a Comment