Sunday, April 12, 2015

Contoh Makalah RIFA’AH AL TAHTAWI

   RIFA’AH AL TAHTAWI

Makalah ini disusun untuk memenuhi
 tugas mata kuliah 
“Pemikiran Modern dalam Islam”
Dosen Pengampu :
Dr. Moh. Asror Yusuf, M.Ag


Disusun oleh :
   Inayatul Fauziyah           (932103613)
     

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
A.  RIWAYAT HIDUP
Al-Tahtawi di lahirkan pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian Selatan dan Meninggal di Kairo pada tanggal 27 Mei 1873.  Ia berasal dari keluarga ekonomi lemah. Harta kekayaan orang tuanya termasuk dalam kekayaan Mesir yang di ambil alih oleh Muhammad Ali pada masa kekuasaannya. Di masa kecilnya Al-Tahtawi terpaksa belajar dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika ia berumur 16 tahun, ia memperoleh kesempatan belajar di Al-Azhar Kairo. Setelah menyelesaikan studinya di Al-Azhar, Al-Tahtawi mengajar disana selama 2 tahun, kemudian di angkat menjadi imam tentara pada tahun 1824. Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi imam mahasiswa-mahasiswa yang dikirim Muhammad Ali ke paris.
Dalam masa tugasnya di Paris, ia memanfaatkan waktunya untuk belajar dan menimba pengalaman sebanyak-banyaknya dengan membaca buku-buku sejarah, teknik, ilmu bumi, dan politik karangan Montesquieu, Voltaire, Rousseau Racine. Ia memperoleh banyak kesan selama lima tahunberada di paris sehingga kesan tersebut di tuangkan dalam sebuah buku Talkhish Al-Ihriz fi Talkhish Bariz. Buku tersebut selain mengisahkan pengalamanannya selama di Paris, juga mengungkapkan seputar kehidupan dan kemajuan eropa yang di lihatnya di Paris.

B.  IDE-IDE/PANDANGAN PEMBAHARUAN 
Di antara Ide-Ide Pembaharuan Al-Tahtawi adalah sebagai berikut :
1.  Pembaharuan Bidang Agama
Ide pembaharuan dalam bidang keagamaan terdiri dari pentingnya kehidupan duniawi, pintu ijtihad masih terbuka, perlunya pengembangan syari’at dan bekal pengetahuan modern bagi para ulama, reinterpretasi paham Qada dan Qadar agar tidak mengarah pada paham fatalisme. Menurut Al-Tahtawi, manusia mempunyai dua tujuan: Pertama, menjalankan perintah tuhan dan mencari kesejahteraan dunia. Kesejahteraan dapat diperoleh dengan berpegang pada sendi-sendi agama, budi pekerti luhur dan kemajuan ekonomi Islam pada masa itu tidak mementingkan kehidupan dunia. Kedua, syari’at harus di sesuaikan dengan keadaan dan situasi yang modern. Menurutnya prinsip dan syari’at tidak bertentangan dengan kebanyakan hukum islam. Qada dan Qadar Tuhan, tetapi harus berusaha terlebih dahulu, baru berserah diri kepada tuhan. Mengenai soal fantalisme Al-Tahtawi berpendapat manusia tidak boleh berserah dan mengembalikan segala-galanya kepada Allah. 
2.  Pembaharuan Bidang Pendidikan
Ide pembaharuan dalam pendidikan di antaranya anak perempuan harus memperoleh pendidikan sebagaimana halnya anak laki-laki. Kaum wanita berhak memperoleh pendidikan seperti kaum laki-laki. Orang-orang yang terlibat dalam pemerintahan dan administrasi harus mempunyai pendidikan yang baik sesui dengan bidang tugasnya.
3.  Pembaharuan Bidang Ekonomi
Ide pembaharuan dalam bidang ekonomi di antaranya pembangunan bidang ekonomi harus mengakar pada potensi sendiri. Mengingat ekonomi Mesir  tergantung dalam bidang pertanian, maka ia menghendaki agar bidang pertanian mendapat prioritas untuk di kembangkan.
4.  Pembaharuan Bidang P  emerintahan
Ide pembaharuan dalam bidang pemerintahan termasuk bidang kenegaraan ia menyatakan bahwa di suatu negara terdiri dari empat golongan, yaitu raja, kaum ulama dan ahli-ahli, tentara dan kaum produsen. Dua golongan pertama adalah golongan pemerintah dan dua golongan lainnya adalah golongan rakyat yang harus patuh dan setia kepada pemerintah. Raja mempunyai kekuasaan eksekutif mutlak, tetapi harus di batasi oleh syari’at dan syura dengan para ulama. Raja harus menghormati ulama dan memandang mereka sebagai mitra dalam menjalankan pemerintahan.
Ide-ide Al-Tahtawi tentang pemerintahan seperti diatas tidak berjalan di Mesir, karena mesir pada masa itu berada di dalam kekuasaan pemerintahan yang absolut, yaitu di bawah pemerintahan Muhammad Ali dan beberapa orang Pasya sesudahnya.
Mengenai pemikirannya dalam bidang politik yang menyatakan bahwa kekuasaan absolute raja harus di batasi oleh syariat dan raja harus bermusyawarah dengan ulama dan kaum terpelajar seperti dokter, ekonom, teknokrat, dan lain sebagainya, pemikirannya tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kekuasaan politik yang di gariskan Alqur’an di antaranya dalam QS Al-Nisa’[4]: 58-59, dan pada kandungan QS Al-Hajj [22]: 41, menyatakan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya para penguasa di tuntut untuk selalu melakukan musyawarah, yakni bertukar pikiran dengan siapa yang di anggap tepat guna mencapai yang terbaik untuk semua. Mengenai raja harus di batasi oleh syari’at. Hal itu langkah yang terbaik karna raja hanya sebagai manusia biasa yang di dalam diri pribadinya terdapat sifat keserakahan, kezoliman, lupa atau khilaf. Untuk menghindari terjadinya keserakahan dan kezoliman seorang raja, maka kekuasaanya harus di batasi dengan syari’at atau hukum, sehingga dalam melaksanakan kekuasaannya seorang raja berpedoman pada syari’at yang di gariskan.
5.  Patriotisme
Dari kesan sejarah bangsa dan umat-umat terdahulu, Al-Tahtawi  berkesimpulan tentang sebab-sebab adanya peradaban, bahwa peradaban suatu bangsa hanya dapat didirikan dengan semangat pratiotisme dari masyarakat itu sendiri.
Mengenai bangsa Mesir, Al-Tahtawi dalam bukunya “Anwar Taufiq Al-Jalili” dengan bangga menunjukkan kepada fakta sejarah lama bangsa mesir di masa Fir’aun bahwa bangsa Mesir pernah mengukir peradabannya sendiri. Fir’aun mesir sudah mendirikan suatu peradaban tinggi yang cukup mengagumkan dunia, sehingga Mesir di sebut sebagai “Umm al-Hadarat”, induk peradaban dunia.
Suatu masyarakat menurut Al-Tahtawi tersusun dari empat golongan penguasa tertinggi, kaum ulama dan intelektual, prajurit dan para produsen yang bergerak di bidang pertanian, perdagangan dan pertukangan. Masing-masing golongan ini bersatu dalam satu kesatuan sebagai penduduk yag tanpa kecuali bertanggung jawab dan berbuat bakti terhadap tanah airnya dan bekerjabahu membahu untuk kepentingan kesatua dan kedaulatan tanah airnya. Dengan demikian, patriotisme (hub-al watan) yang di maksud Al-Tahtawi adalah kerja keras, pengabdian dan loyalitas yang di sumbangkan untuk tanah air (al-watan) oleh smua golongan masyarakat berdasarkan hak dan tanggung jawab dan kedudukan masing-masing untuk kemakmuran bersama.
6.  Sains Modern untuk Kesejahteraan Dunia 
Mencari kesejahteraan hidup di dunia adalah salah satu tujuan masyarakat manusia.
Kesejahteraan dunia maju dengan sistem yang serba modern adalah seperti yang di saksikan di Eropa di abad modern ini. Eropa maju karena sains modern dan ilmu tekniknya. Karna itu untuk mencapai kesejahteraan dunia yang maju bagi umat islam harus mengambil dan menerapkan sains modern dan ilmu teknik yang maju tersebut.
Gagasan tersebut di atas merupakan fokus penting dari ide pembaharuan Al-Tahtawi. Sebagian besar dari usianya ia pergunakan untuk gagasannya. Sekian jauh aktivitasnya kelihatan berpusat pada penerjemahan dan mengepalai sekolah-sekolah. Al-Tahtawi berpendapat bahwa penerjemahan buku-buku barat di dalam bahas arab penting, agar umat islam dapat mengetahui ilmu-ilmu yang membawa kemajuan Barat, dan dengan demikian umat islam berusaha pula memajukan diri mereka. Di samping itu ia juga mempunyai aktivitas dalam lapangan karag-mengarang,
Di mesir pada saat itu masih berkembang pandangan bahwa ilmu yang di akui adalah ilmu al-Azhar, sedang eropa hanya unggul dan di akui dalam soal teknik. Ilmu di pandang identik dengan Al-azhar dan ilmu-ilmu lain di luar dari Al-azhar di tolak. Karna itu Al-azhar Mesir tidak menghasilkan ulama-ulama yang bisa menyaingi ulama-ulama yang di hasilkan barat. Ulama-ulama Al-azhar terpaku pada sistem pendidikannya yang statis dan di temui oleh Al-Tahtawi masih tenggelam dalam kemundurannya. Al-azhar pada masa itu satu-satunya pendidika di mesir sebagai pusat ilmu pengetahuan Islam.ketika Muhammad ali membawa ilmu-ilmu umum ke Al-Azhar di tolak oleh ulama-ulamanya. Lalu Muhammad ali mendirikan sekolah umum sebagian muridnya juga dari Al-azhar, dengan tenaga pengajarnya dari orang-orang mesir dan eropa.
Al-Tahtawi sebagai pembawa ide pembaharuan dalam bidang ini yang juga salah seorang “Azhari” berusaha meyakinkan ulama-ulama Al-Azhar tentang pentingnya ilmu modern itu di samping ilmu-ilmu syari’at untuk kemajuan negeri dan umat, ia mengungkapkan bahwa ilmu-ilmu dunia (Al-ulum al-hukmiyah al ‘amaliyah) yang kelihatannya sekarang milik orang asing sebenarnya adalah juga ilmu-ilmu islam yang di alihkan oleh orang barat ke dalam bahasa mereka dari kitab-kitab arab. Hal itu di ingatkannya sekaligus dengan menyebutkan tokoh-tokoh pemikir islam dahulu dari Ulama Al-azhar sendiri yang pernah memiliki dua ilmu tersebut. Tetapi dominasi turki dan mamluk menyebabkan mesir menjadi mundur dan sains rasional itu menjadi asing bagi mereka dan asing dalam pandangan umat islam di masa lalu. 

C.  USAHA-USAHA 
Di antara usaha-usaha yang di lakukan oleh Al-Tahtawi sebagi berikut :
  Mengajar sewaktu menamatkan studinya di Al-azhar
  Aktif karang-mengarang, karangan-karangan buku antara lain :
1.  Takhlia al-Ibriz fi Talkhis Bariz
2.  Manahij al-Albab al-Misriyah fi Manahij al-Adab al-‘asriyah
3.  Al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin
4.  Al-Qoul al-Sadid fi Al-ijtihad wa Al-Taqlid
5.  Anwar Taufiq al-Jaili fi Akhbar Misr wa Tausiq bani ismail
  Mendirikan Biro penerjemahan di Madrasah Alsun 
  Memimpin sekolah-sekolah
  Melakukan pembumian atas gagasan besarnya
  Memperjuangkan pendidikan berbasis kesetaraan gender

D.  ANGGAPAN/RESPON
Berdasarkan melihat dari ide-ide beliau saya sebagai penyusun makalah sangat setuju dengan Pembaharuan Bidang Pendidikan. Alasannya karna beliau tidak membeda-bedakan gender dalam hal pendidikan. Kaum wanita berhak memperoleh pendidikan seperti kaum laki-laki. Pendidikan menjadi hak semua warga negara, karena mengingat pentingnya setiap orang memahami hak dan tanggung jawabnya sebagai warga, sehingga ia berperan aktif dalam membangun masyarakat yang berperadaban maju.

KESIMPULAN
   Riwayat hidup
Al-Tahtawi di lahirkan pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian Selatan dan Meninggal di Kairo pada tanggal 27 Mei 1873.
   Pandangan-Pandangan
Di antara pandangan-pandangannya terdapat 6 pandangan yaitu:
1.  Dalam bidang agama
2.  Dalam bidang pendidikan
3.  Dalam bidang ekonomi
4.  Dalam bidang pemerintahan
5.  Patriotisme
6.  Sains modern untuk kesejahteraan dunia
   Usaha-usahanya
Di antara lain sebagai berikut :
  Mengajar sewaktu menamatkan studinya di Al-azhar
  Aktif karang-mengarang
  Mendirikan Biro penerjemahan di Madrasah Alsun
  Memimpin sekolah-sekolah
  Melakukan pembumian atas gagasan besarnya
  Memperjuangkan pendidikan berbasis kesetaraan gender
   Anggapan 
Saya sangat setuju dengan Pembaharuan Bidang Pendidikan, alasannya karna beliau tidak membeda-bedakan gender dalam hal pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Taufik, Sejarah pemikiran dan Tokoh modernism Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 86.
Rusli, Ris’an. Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 66.
At-tahtawi, Manahij “albab al-Misriyyah fi Mabahij al-adab al-‘isriyyah, (Mesir Marba’ah Shirkah al-Raghaib, 1330H/1912M),   hlm. 7.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Contoh Makalah RIFA’AH AL TAHTAWI

0 comments:

Post a Comment