Judul buku : Landasan Amaliyah NU
Penulis : Lajnah Ta’lif NU Jombang
Penerbit : Darul Hikmah
Kota terbit : Jombang
Tahun terbit : Desember, 2008
Tebal buku : 108 halaman
Budaya, tradisi NU adalah amaliyah-amaliyah yang dilakukan orang-orang Nahdlatul Ulama’, sebuah organisasi keagamaan yang terbesar di Indoesia. Tradisi dan amaliyah NU seperti tahlilan, haul, tawassul, istighotsah, talqin, ziarah kubur, shalat tarawih, dan lain-lain, hampir dilakukan mayoritas masyarakat Indonesia, baik yang merasa dan mengakui sebagai orang NU ataupun tidak.
Salah satu budaya jawa, ketika ada keluarga yang meninggal dunia, maka keluarga yang ditinggalkan menyediakan makanan atau minuman untuk hidangan untuk orang yang berta’dziah, sesuai dengan sabda Rasulullah saw., “..hormatilah tamu..”. Dalam tradisi yang berlaku di masyarakat, persediaan makanan tersebut biasanya diambilkan dari harta orang yang meninggal sebagai shodaqoh. Tapi jika harta yang ditinggalkan mayit dan masih ada ahli waris yang mahjur alaih atau tanpa ada izin dari sebagian ahli waris, maka hukumnya tidak boleh atau haram. Jika jamuan tersebut tidak diambilkan dari harta peninggalan maka hukumnya makruh, yang status kemakruhannya tidak bisa menghilangkan pahala shodaqoh.
Ajaran agama Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist. Semua ketetapan yang ditulis pada Al-Qur’an dan Hadist, harus diterima dan dilaksanakan oleh umat muslim dengan keyakinan dan kesadaran hati.
Hukum Islam yang belum dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist, baru bisa diketahui setelah terjadi penggalihan lewat ijtihad, dan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan zaman, serta kemaslahatan-kemaslahatan yang menjadi prinsip utama disyari’atkannya syariah.
Saat ini Islam adalah agama mayoritas penduduk di Indonesia dan dunia. Semua ini tidak terlepas dari peran para penyebar Islam di Indonesia, dan Wali Songo yang menyebarkan agama islam khususnya di pulau Jawa. Mereka menyampaikan dakwahnya dengan sopan dan santun, jauh dari kekerasan, serta tidak membentur budaya dan tradisi yang ada.Misalnya, Sunan Kalijaga tidak menghilangkan budaya saat berdakwah. Beliau justru menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, yaitu: kesenian wayang kulit dan tembang suluk.
Buku ini sangat bermanfaat karena dengan membaca buku ini, pembaca menjadi yakin bahwa tahlilan, haul, tawassul, istighotsah, talqin, ziarah kubur, shalat tarawih dibolehkan dalam agama islam karena dalam buku ini juga diiringi dengan landasan-landasan agama.
0 comments:
Post a Comment