BANGUNAN PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM
- BATU NISAN MALIKUS SALEH .Salah satu bukti adanya kerajaan islam di pada abad ke 13 di ujung pulau sumatera tepatnya dikepulauan melayu adalah adanya batu nisan malikus saleh, beliau adalah seroang raja dari kerajaan pasai, mekipun dalam beberapa litertur idceritakan bahwa beliau adalah cerita dongeng , namun dengan bukti batu nisan tersebut menjadi semakin jelas bukti keberadaan beliau. Makam beliau terletak di Kompleks Makam Sultan Malikus Saleh, Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bukti lain masuknya pengaruh islam adalah adanay batu nisan yang mempunyai tulisan kaligrafi arab meskipun dalam bentuk batu nisannya masih mempunyai pengaruh arsitektur buddhis, didalamnya terdapat tulisan yang berbunyi seperti ini: “Ini kubur Almarhum, yang diampuni, Yang Takwa, Pemberi Nasihat, yang dicintai, bangsawan, Yang Mulya,
Yang Penyantun, Yang Penakluk, Yang digelar dengan ‘Sulthan Al-Malikussaleh‘ yang faham Agama yang berpindah (wafat) dalam bulan Ramadhan tahun 690 H”. - PELABUHAN ACEH. Pada masa gubernur zaini Abdullah beliau hendak membangkitkan kembali kejayaan aceh dengan membangkitkan pelabuhan pelabuhan di sabang, kuala langsa, krueng geukuh, dan teluk surin dulu pernah jaya. Sebagai salah satu pusat perdagangan pada masa lalu yang didominasi oleh kapal laut, menjadikan aceh menjadi salah satu pusat persinggahan peradagangan berbagai negara, Pelabuhan-pelabuhan ini diramaikan oleh pedagang-pedagang asing yang berlabuh di sana. Seperti kapal dari India atau Cina yang membawa hasil-hasil alam seperti kamper, kayu sapang, kayu gaharu dan kasturi. Persaingan dagang telah terjadi antara penjelajah asing saat itu di pelabuhan yang kerap disebut dengan Lamuri. dalam perkembangannya setelah tahun 1786 juga menjadi salah satu tempat persinggahan inggris dalam perdagangan terutama di Pulau Pinang dan pengenalan pertanian lada kepada kawasan-kawasan kurang berkembang di pesisir barat Aceh. Sebenarnya sebelumnya banyak versi menyebutkan bahwa pelabuhan aceh telah berdiri sejak zaman primitive di pulau sumatera, dan ketika ditemukan oleh portugis aceh telah mempunyai pelabuhan dagang yang maju.
- MASJID AGUNG DEMAK. Masjid Agung Demak yang berlokasi di kota Demak, adalah masjid tertua di Pulau Jawa, didirikanoleh para penyebar agam islam yang disebut Wali Sembilan atau Wali Songo menurut beberapa pendapat adalah raden patah, raden patah dan wali songo lainnya mendirikan masjid ini dengan gambaran bulus yang mempunyai arti kepala dalam hewan bulus melambangkan angka 1,, hewan ini mempunyai 4 kaki yang mempunyai makn angka 4 (empat), badan hewan ini mempunyai arti 0 (nol), dan ekor bulus juga mempunyai makna angka 1, dari symbol ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masjid demak dibangun pada tahun 1401 saka, di lokasi masjid juga merupakan kompleks pemakaman yang sampai sekarang masih sering ramai diziarahi terutama makam sunan kudus, dan juga banyak makam raj raja kkerajaan demak dan para abdi beliau.
- BEDUG DAN KENTONGAN MASJID AGUNG DEMAK. Sebagai salah satu peninggalan sejarah yang penting dalam perkembangan islam, Bedug dan kentongan yang terdapat di Masjid Agung Demak juga merupakan peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak boleh dilupakan. Bedug dan kentongan digunakan sebagai alat komunikasi untuk memanggil orang orang islam yang ingin melaksanakan shalat di majid, sebelum adzan biasanya muadzin memukul bedug dan kentongan tersebut. Dalam filosofinya kentongan memiliki bentuk tapal kuda yang artinya orang islam yang telah dipanggil melaksanakan shalat berjamaah dimasjid harus dating secepat kuda ketika mendengarkan adzan.
- MASJID AGUNG BANTEN. Sebagai salah satu peninggalan kerajaan banten Masjid Agung Banten menjadi salah satu ikon sejarah di banten, masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Banten yang juga merupakan putra pertama Sunan Gunung Jati, Sultan Cirebon. Terletak di wilayah Desa Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Jawa Barat. Bangunan masjid berbatasan dengan perkampungan si sebelah utara, barat, dan selatan, alun-alun di sebelah timur, dan benteng/keratin Surosowan di sebelah tenggara. Masjid ini dirancang oleh 3 arsitek berbeda dengan gaya yang berbeda jawa,cina dan barat sehingga mempunyai bangunan yang unik pengarh jawa dibwa oleh Raden Sepat, beliau adalah juga perancang masjid agung demak, gaya cina dibawa oleh arsitek China bernama Cek Ban Su yang Nampak pada bagian atap yang memberikan pengaruh kuat pada bentuk atap masjid bersusun 5 mirip layaknya pagoda China, dank arena jasanya ini beliau diberikan gelar Pangeran Adiguna, lalu pengaruh barat adalah rancangan mualaf arsitek belanda yang memeluk agama islam Hendrik Lucaz Cardeel, arsitek ini kabur dari Batavia menuju Banten di masa pemerintahan Sultan Haji tahun 1620, pengaruhnya terlihat dalam rancangan menara masjid dan bangunan tiyamh di kompleks masjid ini, atas jasanya kemudian beliau diberikan gelar Pangeran Wiraguna.




0 comments:
Post a Comment