OLEH : Nur Avitri Siswarno (8A/27)
A.Identitas Buku
Judul buku: Merangsang IQ Anak 4-9 Tahun Dosis Tinggi
Penulis: Purwanti Ramelan M.Si
Penerbit: Pustaka Widyatama
Kota terbit: 2010
Jumlah halaman: 88
Orang tua mana yang tidak merasa bangga melihat anaknya memiliki prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya bagi orang tua yang memiliki anak dengan prestasi biasa-biasa saja atau bahkan cenderung rendah, pasti akan dihantui oleh kekhawatiran terhadap masa depan anaknya. Kekhawatiran ini merupakan suatu hal yang wajar. Setiap anak adalah seorang makhluk yang unik. Perilaku dan performance yang ditampilkannya sangat kompleks dan seringkali tidak sepenuhnya mewakili keadaan yang sesungguhnya. Prestasi anak ditentukan oleh banyak faktor dan bukan hanya semata-mata oleh kecerdasan kognitifnya atau daya pikirnya saja. Motivasi, minat, sikap, dan kondisi fisik menjadi bagian internal yang turut memengaruhi prestasinya. Demikian juga faktor lingkungan sekolah maupun lingkungan dari pihak keluarganya.
Masyarakat sampai saat ini masih menggunakan kriteria prestasi akademik sebagai penentu kecerdasan. Namun, hal itu idak sepenuhnya benar. Kecerdasan memiliki aspek luas yang tidak hanya mencangkup aspek tersebut. Maka jika anak anda memiliki prestasi belajar yang tinggi jangan buru-buru puas. Kenali dan deteksi sisi kecerdasan yang lain, apakah sisi kecerdasan lainnya juga setinggi prestasinya atau perlu ditingkatkan. Sebaliknya, jika prestasi belajar anak anda yang kurang cerdas ataupun tidak cerdas, jangan pula buru-buru mengatakannya sebagai anak yang kurang cerdas ataupun tidak cerdas. Dunia anak memang unik. Setiap anak pasti memiliki karakterisik yang berbeda.
Intelegensi Quetient (IQ) tentu bukan istilah asing bagi masyarakat. Beberapa puluh tahun lalu, IQ merupakan satu-satunya parameter untuk mengukur kecerdasan anak. Instrumen ini telah menjadi semacam palu hakim untuk menjustifkasi kecerdasan seseorang. Orang dapat dikatakan genius, cerdas, atau rata-rata bila telah mencapai skor tertenu. Emotional Quetient (EQ) adalah sikap atau kepribadian seseorang. Realaitasnya kesuksesan orang tidak hanya faktor IQ yang tinggi. Boleh jadi, seseorang yang skor IQ-nya normal-normal saja justru lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini dapat terjadi karena ia mampu membina hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, orang-orang akan menaruh hormat dan kepercayaan pada dirinya. Penghargaan yang diraih tersebut karena ia dapat mengembangkan kecerdasan emosinya. Multiple Intelegenci (MI) merupakan sebuah pendekatan tentang kecerdasan yang paling baru. Pendekatan ini dipopulerkan pada tahun 1983 oleh Dr. Gardner. Menurut pendekatan ini setiap anak memiliki 8 jenis kecerdasan yaitu kecerdasan bahasa, matematika, visual-spasial, kinestetik tubuh, musical, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
Kecerdasan dapat dibangun dan dikembangkan. Terlebih dalam rentang usianya yang masih belia. Menurut penelitian, lonjakan perkembangan inelegensi terjadi pada masa saat usia kita 10 tahun. Secara fisik dan pembentukan otak anak mencapai tahap sempurna 100% pada usa 12 tahun. Ada beberpa faktor yang memengaruhi kecerdasan anak , diantaranya faktor genetik, lingkungan, asupan gizzi, stimulan-stimulan, kasih sayang, dan pengasuhan yang demokratis. Pengasuhan yang demoratis memberi peluang anak untuk berlatih mandiri , bebas mengemukakan pendapatnya, beratanya, memilh, dan berlatih menyelesaikan masalah. Satu hal yang penting bagi anak adalah kebebasan. Mereka berhak melakukan apa saja asal orang tua mengarahkan dan mengajari tanggung jawab atas apa yang telah dipilihnya. Kita harus mengajarkannya pada usia 4-9 tahun karena pada saat itu anak adalah peniru ulang.
0 comments:
Post a Comment