Nama : U B
Jurusan : Syari’ah
Kelas : A
Jurusan : Syari’ah
Kelas : A
Pahit Manis Kehidupanku Di Bangku Sekolah
Cerita ini berawal ketika umurku menginjak 17 tahun. Entah kenapa cerita ini bisa terjadi, dipagi yang cerah itu aku berangkat pukul 06.30 dalam hatiku pun berkata “wah.. kayaknya udah telat ini..!!”. Dan aku pun melaju sangat kencang supaya tidak terlambat. Ditengah-tengah perjalanan aku melihat temanku yang sedang menunggu angkutan umum di pinggir jalan. Dan hatiku pun merasa iba dan aku pun merasa ingin menghampirinya. Singkat cerita aku pun sudah berboncengan sama dia. Ketika sudah mendekati sekolahan tiba-tiba musibah pun menimpaku lagi, ban sepeda belakangku bocor. Dan saat itu hatiku merasa sangat panik karena bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi. Dan akhirnya aku menyuruh temanku untuk berangkat dahulu dengan berjalan kaki karena tinggal beberapa meter dari tempatku berdiri sudah mendekati sekolah. Namun, temanku menolak untuk meninggalkanku sendirian. tapi hatiku berkata agar dia berangkat duluan. Dan aku memaksanya agar ia berangkat duluan. Akhirnya dia mau barangkat sendiri.
Sedangkan aku berusaha untuk mencari tempat tambal ban untuk membenahi ban belakangku yang bocor. Sekian lama mencari aku tidak menemukan tempat tambal ban yang buka. Aku pun frustasi dan aku pergi kesekolah dengan mendorong sepedaku yang roda belakangnya bocor. Aku pun terkaget-kaget karena waktu jam menunjukan pukul 08.00. Aku pun mempercepat laju langkahku karena aku tahu bahwa aku sudah terlambat.
Ketika aku memasuki gerbang aku disambut oleh sesosok makhluk yang tak asing lagi bagiku yang sudah menghukumku kesekian kali. Setelah aku beradu argumen dengan makhluk itu, ternyata aku kalah lagi dan yang sekian kali. Aku pun tidak menyangka kalau hukumanya seberat ini. Aku disuruh untuk membersihkan kamar mandi di sekolahku yang jumlahnya lumayan banyak. Dan aku pun menyesali perbuatanku yang sering terlambat.
Akhirnya aku menyelesaikan hukuman-hukuman yang diberikan kepadaku. Dan aku pun akhirnya dapat masuk kedalam kelas dan bisa mengikuti pelajaran seperti biasa. Tapi kepedihan hidupku tidak berhenti disitu saja. Aku pun dijadikan bahan olokan didepan kelas karena pada waktu itu aku dihukum guruku untuk bernyanyi dan menari di kelas lain. Aku pun sangat merasa malu. Setelah kejadian itu aku pun tidak pernah terlambat lagi karena di setiap malam aku selalu memeriksa ulang apa saja yang dapat membuatku terlambat ke sekolah.
0 comments:
Post a Comment