Faktor-Faktor Lahirnya Filsafat
Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya filsafat adalah sebagai berikut :
1.Pertentangan Mitos dan Logos
Di kalangan masyarakat Yunani dikenal adanya Mitos dan logos. Mitos sebagai suatu keyakinan lama yang berkembang dengan pesat, seperti mite kosmologi yang melukiskan kejadian-kejadian alam. Mite-mite tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga menjadi keyakinan yang mapan, walaupun diakui mite tersebut tidak rasional. Di dalam penyusunan mite peran penyair sangat penting seperti Hesiodes ( 50 SM ) dengan bukunya ” Theogonia ” ( kejadian alah-alah ), Orpheus dari kalangan Orfisme dan Pherekydes dari Syros.
Logos adalah suatu potensi yang ada dalam diri manusia yang selalu siap untuk berfikir yang bisa diartikan dengan akal. Di dalam kehidupan mereka sering sekali dipertentangkan antara mitos dan logos yang dimenangkan logos.
2.Rasa Ingin Tahu
Adanya keinginan mempertentangkan antara mite dan logos disebabkan oleh rasa keingintahuan manusia tentang dunia yang dihadapinya. Mite-mite yang sifatnya tidak rasional memberikan ketidakpuasan manusia sehingga mendorong mereka mencari jawabannya pada logos. Jawaban-jawaban inilah yang kemudian disebut filsafat. Dalam kaitan ini Dick Hartoko mengatakan : filsafat berawal dari rasa heran dan kagum, hal-hal yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebelumnya luar biasa, kelahiran dan kematian, ada dan tidak ada susul menyusul. Manusia mencari prinsip umum yang mendasari keseluruhan sebagai suatu sistem atau struktur yang memberi arti kepada segala sesuatu.
3.Rasa Kagum
Selain rasa ingin tahu dan pertentangan antar mitos dan logos, menurut Plato, filsafat juga lahir karena adanya kekaguman manusia tentang dunia dan lingkungannya. Rasa kagum mendorong manusia untuk memberikan jawaban-jawaban dalam bentuk praduga. Praduga ini kemudian dipikirkan oleh logos dalam bentuk rasionalisasi. Rasionalisasi ini merupakan awal lahir filsafat, misalnya para filsut Yunani yang kagum terhadap alam semesta, mencoba merumuskan asal muasal arche dari alam semesta tersebut sehingga muncullah aaneka teori diantaranya :
4.Perkembangan kesusastraan
Faktor lain yang juga penting adalah perkembangan kesusastraan. Kesusastraan Yunani mengandung ungkapan-ungkapan yang berisikan teka-teki, dongeng-dongeng dan ungkapan-ungkapan yang metaforis. Ungkapan-ungkapan tersebut diinterpretasikan oleh para pemikir Yunani seperti Homerus dalam karyanya Illusi dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa dalam perkembangan filsafat. Plato mengatakan bahwa Homerus sangat berperan penting dalam mendidik bangsa Hellas (Yunani). Lain halnya dengan K. Bertens, dia mengatakan bahwa karya Homerus seperti wayang dalam kebudayaan Jawa, karena berisikan pantun-pantun yang mempunyai nilai hiburan dan edukatif.
3.Rasa Kagum
Selain rasa ingin tahu dan pertentangan antar mitos dan logos, menurut Plato, filsafat juga lahir karena adanya kekaguman manusia tentang dunia dan lingkungannya. Rasa kagum mendorong manusia untuk memberikan jawaban-jawaban dalam bentuk praduga. Praduga ini kemudian dipikirkan oleh logos dalam bentuk rasionalisasi. Rasionalisasi ini merupakan awal lahir filsafat, misalnya para filsut Yunani yang kagum terhadap alam semesta, mencoba merumuskan asal muasal arche dari alam semesta tersebut sehingga muncullah aaneka teori diantaranya :
- Thales yang mengatakan bahwa alam semesta berasal dari air
- Anaximandros yang mengatakan bahwa alam semesta berasal dari apairon
- Anaximenes yang mengatakan bahwa alam semesta berasal dari udara
- Democrios yang mengatakan bahwa alam semesta berasal dari atom
- Empedocles yang mengatakan bahwa alam semesta berasal dari empat unsur yaitu api, tanah, air dan udara
4.Perkembangan kesusastraan
Faktor lain yang juga penting adalah perkembangan kesusastraan. Kesusastraan Yunani mengandung ungkapan-ungkapan yang berisikan teka-teki, dongeng-dongeng dan ungkapan-ungkapan yang metaforis. Ungkapan-ungkapan tersebut diinterpretasikan oleh para pemikir Yunani seperti Homerus dalam karyanya Illusi dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa dalam perkembangan filsafat. Plato mengatakan bahwa Homerus sangat berperan penting dalam mendidik bangsa Hellas (Yunani). Lain halnya dengan K. Bertens, dia mengatakan bahwa karya Homerus seperti wayang dalam kebudayaan Jawa, karena berisikan pantun-pantun yang mempunyai nilai hiburan dan edukatif.
0 comments:
Post a Comment