Hakikat Manusia
1.Berbagai pemikiran tentang hakikat manusia
Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu kala sampai zaman modern sekarang ini juga belum berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyeldiki manusia itu dari berbagai sudut pandang. Ilmu yang menyelidiki dan memandang manusia dari segi fisik adalah “Antropologi Fisik” yang memandang manusia dari sudt pandang budaya adalah ”Antropologi Budaya” sedang yang memandang manusia dari segi ada nya atau dari segi hakikatnya disebut Antropologi Filsafat.
Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia inilah yang menyebabkan orang tak henti hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa, dari mana dan kemana manusia itu.
1)Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat. Dalam hal ini, ada empat aliran yang akan dibahas:
- Pertama, aliran serba zat. Aliran ini mengatakan sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Alam ini zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam. Maka dari itu, manusia adalah zat atau materi.
- Kedua, aliran serba-ruh. Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini ialah ruh. Hakikat manusia juga adalah ruh. Sementara zat adalah manifestasi dari ruh. Menurut Fiche, segala sesuatu yang ada (selain ruh) dan hidup itu hanyalah perumpamaan, perubahan, atau penjelmaan dari ruh. Dasar pikiran aliran ini ialah bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada materi. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, betapa pun kita mencintai seseorang, jika ruhnya pisah dari badannya, maka materi/jasadanya tidak ada artinya lagi. Dengan demikian, aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah penjemalaan atau bayangan.
- Ketiga, aliran dualisme. Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan ruhani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi, badan tidak berasal dari ruh dan ruh tidak berasal dari bahan.
Terwujudannya manusia tidak serbadua, jasad dan ruh. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat keduanya saling memengaruhi. Keempat, aliran eksistensialisme, aliran filsafat modern berpandangan bahwa hakikat manusia merupakan eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Di sini, manusia dipandang tidak dari sudut serba zat atau serba ruh atau dualisme, tetapi dari segi eksistensi manusia di dunia ini.
Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia itu berkaitan antara badan dan ruh. Islam secara tegas mengatakan bahwa badan dan ruh adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk dan keduanya diciptakan oleh Allah. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan manusia menrut hukum alam material. Menurut Islam, manusia terdiri dari substansi materi dari bumi dan ruh yang berasal dari Tuhan. Oleh karena itu, hakikat manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh semata. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia.
Menurut Muthahari, manusia memiliki banyak sifat yang serupa dengan makhluk lain, meskidemikian ada seperangkat perbedaan antara manusia dengan makhluk lain, yang menganugerahi keunggulan pada manusia. Kenyataan inilah yang terkadang membuat manusia akan berpikir bahwa mereka merupakan salah satu anggota margasatwa (animal kingdom), di saat lain dia juga akan merasa warga dunia ideal dan nilai. Pandangan seperti itulah yang pada akhirnya akan memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh bahwa mereka adalah pencari kebenaran.
0 comments:
Post a Comment