Truth or Dare
Siang itu adalah hari Sabtu, kulihat jam tangan yang masih menunjukkan pukul 12.00 WIB, entah kenapa waktu tersa begitu lama ditambah dengan terik matahari yang terasa sangat panas membuat suasana di kelas semakin tidak nyaman. 15 menit kemudian ketua kelasku mengumumkan bahwa guru mata pelajaran bimbingan konseling tidak dapat hadir karena ada rapat mendadak dan tidak memerikan tugas.Setelah mendengar pengumuman dari ketua kelas, aku dan keenam sahabatku beranjak keluar kelas dan menuju ke lapangan basket. Kemudian O mengajak kami untuk bermain Truth or Dare, sama seperti namanya Truth or Dare yang berarti jujur atau tantangan. Jujur dalam artian pemain harus menjawab pertanyaan pemain lain dengan jujur, sedangkan tantangan adalah pemain berani menerima tantangan yang diajukan pemain lain.
Beberapa menit keemudian permainan dimulai, A mendapatkan giliran pertama, dia mengajukan tantangan kepada R, selanjutnya giliran kedua adalah O, dia mengajukan tantangan kepada Y, dan giliran terahir adalah aku, aku mengajukan tantangan kepada Z. Z memilih Truth yang berarti kejujuran, dia menjawab pertanyaan yang ku ajukan dengan jujur.
Tet... teet... teeet.... suara bel yang menandakan berahirnya jam pelajaran. Dengan tergesa-gesa A meminta izin untuk pulang terlebih dahulu, meskipun permainan belum selesai. Setelah A pergi Z menceritakan bahwa A pulang terlebih dahulu karena dia marah dan kecewa mendengar jawaban Z saat permainan tadi.
Kemarahan A terus berlanjut hingga beberapa hari, hingga suatu hari, kita berkumpul lagi untuk menyelesaikan permasalahan ini. Setelah berdiskusi beberapa jam, ahirnya kami menemui titik terang dan menyadari bahwa persahabatan lebih berharga dari apapun dan jangan sampai cinta menghancurkan persahabatan.
0 comments:
Post a Comment