Monday, December 29, 2014

Contoh Makalah Aspek Bahasa

Bab II

A.Pengertian Aspek Bahasa
Bahasa itu dapat dikatakan sebagai endapan pergaulan secara berpikir dengan benda – benda yang diobjektifkan dan disementir. Bahasa adalah mengartikan arti – arti. Pada anak normal, bahasa muncul kira – kira bersamaan degang bentuk penalaran semiotik lainnya. Di lain pihak, pada orang tuli bisu, bahasa tutur ridak muncul dengan baik hingga sesudah imitsai tertunda, permainan simbolik dan citra mental. 
Bahasa tutur muncul, setelah fase vokalisasi spontan (terjadi secara umum pada anak dari semua latar belakang budaya antara usia 6 dan 10 – 11 bulan) dan fase diferensiasi fonem melalui imitasi (dari 11 – 12), pada akhir periode sensori-motor, dengan apa yang disebut “ kalimat satu kata” (C. Stern). Kata – kata tunggal ini akan mengungkapkan keinginan, emosi, atau observasi (skema verbal menjadi alat asimilasi dan generalisasi atas dasar skema sensori-motor). 
Pada massa awal pengenanalan bahasa ini anak biasanya menerimanya dari anggota keluarga (ayah & ibu) yang merupakan kata – kata pertama yang diterima oleh sang anak. Sejak akhir tahun kedua, kalimat dua – kata muncul, lalu kalimat utuh pendek tanpa konjugasi atau tasrif (sistem perubahan bentuk kata untuk membedakan kasus, jenis, jumlah, dan aspek – peny). Dan berikutnya penguasaan struktur tata bahasa setahap demi setahap. Sintaks anak – anak dari usia 2 – 4 tahun telah diamati dalam beberapa penelitian yang sangat menarik oleh R. Brown, J. Berko, dan lain – lain di Harvard dan S. Ervin dan W. Miller di Berkeley.
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif di luar diri sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Mulai ada pengenalan pada “ aku” sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan diri sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan yang objektif, melainkan memindahkan keadaan batinnya pada benda – benda di luar dirinya. Karena itu, pada masa – masa ini, anak sering bercakap – cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan kelincinya. Di mata anak, benda permainan dan binatang itu seolah – olah betul – betul memiliki sifat seperti dirinya. 
Beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan, misalnya untuk mengucapkan kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini, anak-anak sudah dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya. Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu pendalaman yang meningkat terhadap aturan yang komplek tentang urutan kata-kata yang diucapkan. Pada usia ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan cepat.
Pada massa kanak – kanak awal perkembangan bahasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor inilah yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak itu apakah lancar ataupun tidak. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak yaitu :
1.Umur anak
Bertambah umur anak semakin matang pertumbuhan fisknya, bertambah pengalaman dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya.

2.Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah- daerah terpencil dan di kelompok sosial lain.

3.Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda- tanda memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkolerasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata- kata yang di ingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik, dan memahami atau menangkap maksud pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4.Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik baagi perkembangan bahasa anak- anak dan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat di tiru oleh anak- anak dan anggota keluarga yang status sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga pengaruh pula terhadap perkembangan bahasa. 

Dari pemaparan diatas kita dapat melihat banyak sekali faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Perkembangan bahasa pada anak tidak hanya dapat dilihat dari sang anak itu sendiri, tetapi dapat dilihat juga dari faktor – faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak seperti yang sudah dipaparkan di atas.

B.Gangguan Perkembangan Bahasa
Gangguan perkembangan bahasa adalah ketidak mampuan atau keterbatasan dalam menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal atau keterlambtan kemampuan perkembangan bicara dan bahasa sesuai kelompok umur, jenis kelamin, adat istiadat, dan kecerdasannya. 
Angka keterlambatan bicara pada anak cukuplah tinggi. Beberapa data menunjukkan angka kejadian anak dengan keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi. Gangguan komunikasi dan gangguan kognitif merupakan bagian dari gangguan perkembangan anak terjadi pada sekitar 8%.  Perkembangan bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan menyeluruh dari kemampuan kognitif yang berhubungan dengan keberhasilan di sekolah.
Keterlambatan perkembangan pada awal kemampuan berbahasa dapat mempengaruhi berbagai fungsi dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu juga mempengaruhi kehidupan personal sosial, juga akan menimbulkan kesulitan belajar, bahkan kemampuan hambatan dalam bekerja kelak.  Massa – massa awal kehidupan anak merupakan periode kritis dalam kehidupan, terutama tiga tahun pertama. Tiga tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis kehidupan anak. Plasitisitas otak maksimal pada beberapa tahun pertama kehidupan dan berlanjut dengan kecepatan yang lebih lambat. Pengalaman sensorik, stimulasi dan pajanan bahasa selama periode ini dapat menentukan sinaptogenesis, mielinisasi, dan hubungan sinaptik. 
Terdapat perbedaan antara bicara dan bahasa. Bicara adalah pengucapan, yang menunjukkan keterampilan seorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Bahasa juga dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik.
Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun kata – kata yang benar dengan benar untuk menyatakan keinginannya. Masalah bicara dan bahasa sebenarnya berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpah tindih.
Webster, pada penelitian case – control mengenai gangguan perkembangan bahasa pada anak usia 7 sampai dengan 13 tahun didapatkan bahwa pada anak dengan gangguan perkembangan bahasa menunjukkan nilai rata – rata pada penilaian Peabody picture vocabulary, kognitif, kemampuan motorik serta tingkat intelegensi. 

Kemampuan berbahasa pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh sang anak sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh orang – orang di sekitarnya, salah satunya adalah ibu. Kemampuan berbahasa ekspresif secara positif juga berhubungan dengan tingkatan pendidikan ibu.  Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu pada kelompok kasus yang mengalami gangguan perkembangan bahasa sebagian besar berpendidikan diploma dan sarjana. Bahasa merupakan salah satu parameter dalam perkembangan anak. Kemampuan bicara dan bahasa melibatkan perkembangan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitaar anak. Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Kemampuan bicara lebih dapat dinilai dari kemampuan lainnya sehingga pembahasan mengenai kemampuan bahasa lebih sering dikaitkan dengan kemampuan berbicara. 
Kemampuan bahasa dan berbicara dipengaruhi oleh faktor intrinsik (dari anak) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor intrinsik yaitu kondisi pembawaan sejak lahir termasuk fisiologi daro organ yang terlibat dalam kemampuan bahasa dan berbicara. Sedangkan faktor ekstrinsik dapat berupa stimulus yang ada di sekeliling anak, misalnya perkataan yang didengar atau ditujukan kepada si anak.
Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan yang dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh, maupun orang – orang terdekat dalam kehidupan sehari – hari. Kurangya stimulasi dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Deteksi dini terhadap gangguan perkembangan bahasa sangat menentukan nilai intervensi yang akan diberikan sehingga akan mempengaruhi perkembangan kognitif secara menyeluruh.
Kekurangan perilaku orang tua yang positif ditambah dengan persepsi negatifdari anak baik dengan taupun tanpa faktor risiko psikososial memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan anak yang terlihat pada awal usia enam bulan. Perkembangan bahasa berisiko terjadi ketika terdapat masalah pada orang tua. Pentingnya promotif terhadap perkembangan awal dengan orang tua, fokus pada kemampuan pembicaraan yang dilakukan oleh orang tua, bermain, dan membaca dengan serta kebutuhan intervensi pada berbagai masalah yang bertanggung jawab menjadi faktor risiko psikososial.
Identifikasi dini keterlambatan bahasa harus memecahkan dua masalah utam yaitu masalah ketersediaan informasi yang dapat dipercaya dari seorang anak pada usia berapa ketika mereka mengalami keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. Banyak anak yang mengalami keterlambatan bahasa pada usia 24 sampai 30 bulan akan mengejar dalam beberapa tahun kemudian dan tidak memerlukan intervensi. Anak yang hanya mengalami keterlambatan bahasa ekspresif akan memiliki prognosis yang baik, namun demikian adanya keterlambatan bahasa awal merupakan indikator beberapa masalah neurodevelopment. 


C.Tahapan Perkembangan Bahasa
Dalam perkembangannya, perkembangan bahasa pada anak memiliki tahapan – tahapan yang mempengaruhi kemampuan bahasa anak. Tahapan – tahapan ini dibedakan menjadi 5 (lima) tahapan dalam perkembangan bahasa anak. Tahapan – tahapan tersebut yaitu reflexsive vocalizition, babling, lalling, echolalia, true speech.
1.Reflexsive Vocalizition
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.

2.Babling 
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.

3.Lalling 
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….” atau celotehan.

4.Echolalia 
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu. Bayi biasanya mengutarakan kata pertama mereka pada usia 10-13 bulan.

5.True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa. Pada usia 18 ini, bayi biasanya telah mulai merangkai dua kata bersama – sama. 
Selain tahapan – tahapan diatas dalam perkembangan bahasa yang dialami oleh anak juga memiliki fungsi – fungsi yang digunakan anak untuk mengemukakan suatu maksud. Fungsi – fungsi ini dapat membantu sang anak untuk mengemukakan maksud yang ingin dikatakan dan juga untuk melatih kemampuan bahasa yang dimiliki sang anak.

Haliday(dalam Rita Kurnia, 2009:68) mengemukakan beberapa fungsi bahasa bagi anak, fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 

1.Fungsi instrumental
bahasa di gunakan sebagai alat perpanjangan tangan”tolong ambilkan pensil’’.
2.Fungsi regulative
bahasa di gunakan untuk mengatur orang lain” jangan ambil buku ku!”
3.Fungsi interaksional
bahasa di gunakan untuk bersosialisasi “ apa kabar?”
4.Fungsi personal
bahasa di gunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan sebagainya. “saya senamg sekali!”
5.Fungsi heuristic / mencari informasi
bahasa di gunakan untuk bertanya.“Apa itu?”
6.Fungsi imajinatif
bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan, misalnya, bermain-main dengan bunyi, irama
7.Fungsi representative
bahasa di gunakan untuk memberikan informasi atau fakta. “sekarang hujan”.

Anak pada massa kanak – kanak awal sudah mulai mengalami kemajuan dalam perkembangan bahasanya, yang pada massa ini memiliki aspek – aspek perkembangan bahasa pada anak. Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak tersebut adalah sebagai berikut:

1.Kosa kata
Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat.

2.Sintaksis (tata bahasa)
Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan  “kucing Rita makan memberi”.

3.Semantik 
Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan penolakan.

4.Fonem 
Anak di taman kanak-kanak sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di dengarnya menjadi satu kata yang mengabdung arti.
Misalnya: i.b.u menjadi ibu.


D.Ciri – Ciri Perkembangan Bahasa



Dalam perkembangan bahasa banyak sekali faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan banyak juga tahapan – tahapan yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Namun selain faktor – faktor dan tahapan – tahapan yang mempengaruhi perkembangan bahasa, bahasa juga mempunyai ciri – ciri yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Salah satu ciri-ciri masa kanak-kanak adalah sebutan yang biasanya diberikan oleh orang tua, pendidik dan ahli psiklogi.

a.Sebutan dari orang tua
Sebagian orang tua menganggap bahawa masa kanak-kanak adalah masa yang mengandung masalah atau sulit. Ini dikarenakan karena dalam masa tersebut anak cenderung bandel, kerasa kepala, tidak menurut dan melawan.
Selain itu, orang tua juga sering menganggap bahwa masa kanak-kanak sebagai usia mainan. Karena sebagian besar waktu digunakan untuk bermain.
b.Sebutan yang digunakan para pendidik
Para pendidik menyebut tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidika formal.
c.Sebutan yang dipakai oleh par ahli psikologi
Ada beberpa sebutan yang digunakan oleh ahli psikologi untuk masa kanak-kanak, diantaranya adalah usia kelompok, yaitu masa dimana anak mempelajari dasar-dasr perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi. Kedua usia menjelajah, yaitu sebuah sebutan yang menunjukan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanisnya, bagaimana perasaaan dan bagaimana ia mendapat bagian dari lingungan. Ketiga, usia bertanya, yaitu usia dimana seorang anak bertanya terhadap apa yang ia temui. Keempat, usia meniru, yaitu masa dimana seorang anak mempunyai kecenderungan untuk meniru pembicaraan dan tindakan orag lain. 

Dalam pemaparan di atas kita dapat mengetahui bahwa perkembangan bahasa pada anak mempunyai ciri – ciri yang sudah dipaparkan di atas. Ciri – ciri yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak, dan pengaruh dari ciri – ciri ini mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan bahasa anak usia dini.

E.Tugas – Tugas Perkembangan Bahasa
Dalam perkembangan bahasanya, anak memiliki tugas – tugas dalam perkembangan bahasa yang dalam tugas – tugas ini dapat kita lihat seberapa berkembangnya bahasa sang anak tersebut. Dan jika tugas – tugas ini tidak dapat diselesaikan / dikerjakan oleh sang anak maka dapat dikatakan bahwa sang anak ini sedikit mengalami keterlambatan dalam mengembangkan kemampuan bahasanya.

Tugas-tugas Perkembangan Bahasa Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling barkaitan. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut :
1.Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain. Bayi memahami bahasa orang lain, bukan memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi dengan memahami gerakan bahasa tubuhnya.

2.Pengembangan Perbendaharaan Kata. Perbendaharaan kata-kata anak berkembang dimulai secara lambat pada usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia pra-sekolah dan terus meningkat setelah anak masuk sekolah.

3.Penyusunan Kata-kata Menjadi Kalimat, kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan disertai gerak tubuh untuk melengkapi cara berpikirnya. Contohnya, anak menyebut “Bola” sambil menunjuk bola itu dengan jarinya. Kalimat tunggal itu berarti “Tolong ambilkan bola untuk saya”.

4.Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui peniruan terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama dari orang tuanya). Pada usia bayi, antara 11-18 bulan, pada umumnya mereka belum dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata secara jelas, sehingga sering tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga tahun. 

Tugas perkembangan bahasa pada anak dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Anak harus dituntut untuk dapat melakukan tugas – tugas perkembangan tersebut agar sang anak tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Jika sang anak tidak dapat menjalankan atau melakukan salah satu tugas perkembangan bahasa seperti di atas maka akan dikhawatirkan sang anak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan perkembangan bahasanya di massa mendatang.

F.Tipe Perkembangan Bahasa
Dalam perkembangan bahasanya, perkembangan bahasa pada anak memiliki tipe – tipe perkembangan bahasa yang dibagi menjadi dua tipe. Dua tipe perkembangan pada anak yaitu:
1.Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).
2.Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya.

Untuk tipe perkembangan pada anak yang kedua yaitu Socialized Speech ini masih dibagi lagi menjadi lima bentuk perkembangan. Pembagian perkembangan yang dibagi menjadi lima bentuk ini adalah:

1.Adapted information, di sini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari
2.Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain
3.Command (perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman)
4.Questions (pertanyaan)
5.Answer(jawaban)

Dalam perkembangan bahasa pada kanak – kanak terdapat berbagai ragam pemerolehan bahasa pada anak. Ragam atau jenis pemerolehan bahasa dapat kita tinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu :

1.Berdasarkan bentuk
a.Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisition
b.Pemerolehan bahasa kedua atau second language acquisition
c.Pemerolehan berulang-ulang

2.Berdasarkan urutan
a.Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisition
b.Pemerolehan bahasa kedua atau secong language acquisition

3.Berdasarkan jumlah
a.Pemerolehan satu bahasa atau monolingual acquestion
b.Pemerolehan dua bahasa atau bilingual acquestion

4.Berdasarkan media
a.Pemerolehan lisan atau oral language acquestion
b.Pemerolehan bahasa tulis atau written language acquestion

5.Berdasarkan keaslian
a.Pemerolehan bahasa asli atau native language acquestion
b.Pemerolehan bahasa asing atau foreign language acquestion 

Bab III
Penutup

Kesimpulan 
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan atau dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan pengungkapan arti – arti dan di dalam bahasa tersebut terdapat perkembangan bahasa. Dalam perkembangannya bahasa pada anak memiliki aspek – aspek yang mempengaruhi kemampuan bahasa sang anak. Dalam perkembangannya bahasa memiliki tahapan umur yang di setiap umur itu terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa sang anak. Selain faktor – faktor tersebut dalam perkembangannya juga memilik gangguan perkembangan bahasa pada anak.
Jangan dilupakan juga dalam perkembangan bahasa pada anak juga memiliki ciri – ciri perkembangan yang berasal dari sebutan orang tua, sebutan yang digunakan para pendidik, dan sebutan yang digunakan oleh para ahli psikologi. Perkembangan bahasa juga memiliki tugas – tugas perkembangan, tipe perkembangan, dan fungsi perkembangan bahasa yang semuanya itu dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa pada anak adalah suatu proses perkembangan bahasa yang di dalamnya memiliki aspek – aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pada anak kelak.

Saran 
Perkembangan bahasa adalah salah satu aspek yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Kita sebagai calon pendidik harus bisa membantu memaksimalkan perkembangan bahasa pada anak. Mungkin perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh diri anak sendiri tetapi pengaruh dari luar juga memiliki andil yang besar dalam perkembangan bahasa pada anak. Akan tetapi dalam  membantu perkembangan bahasa pada anak janganlah ada intervensi, karena jika kita melakukan intervensi maka akan membuat anak menjadi tidak nyaman dan mungkin akan mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak.


Daftar Pustaka

Adinugraha, Eka. 2010. Psikologi Anak.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sobur, Alex. 2010. Psikologi Umum.Bandung: Pustaka Ceria
http://hendrapgmi.blogspot.com
Mujiman, H. 1990. DMO dan kesulitan belajar anak.Surakarta: Pusat Penelitian UNS Surakarta
http://goloiath.ecnext.com
American Academy of Pedriatics. Comitte on children with disabilities
Johnston MV. 2004. Clinical disorder of brain plasticity. Brain Dev
Webster RI. 2006. The clinical spectrum of developmental language impairment in school aged children: language, cognitive and motor findings. Pediatrics
Narendra MB. 2002. Perkembangan anak dan permasalahannya. Jakarta:Ikatan dokter anak Indonesia
Simkin Z, Conti G. Evidence of reading diffuclty in subground of children with specific language imapirmen.
Heidi M. 2005. Feildman evaluation and management of speech and language disorder in preschool children. Pediatr Rev

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Contoh Makalah Aspek Bahasa

  • Contoh wawancara mengenai gunung meletusPewawancara : Ajeng Elliya Maulidia Adkha Narasumber : Bapak Udin Topik : Gunung Kelud meletus Ajeng : “ Kapan Gunung Kelud meletus?” Pak Udin : “ Gunung kelud meletus ...
  • PERLUNYA KOPERASI DALAM SEKOLAH PERLUNYA KOPERASI DALAM SEKOLAH Pada dunia pendidikan perlu diadakan kegiatan-kegiatan, seperti koperasi atau yang lainya. Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan unt ...
  • contoh artikel sederhana tentang batu akik BATU AKIK Terdapat berita yang menyatakan bahwa harga batu akik mencapai Rp 236 miliar. Berita tersebut bersumber dari Jakarta, yang mana batu itu adalah berasal dari ...
  • Lomba Patrol Semarakkan Ramadhan Lomba Patrol Semarakkan Ramadhan TPQ atau Taman Pendidikan Quran Baiturohman Kota Batu pada Minggu 21 Juni 2015, ikut memeriahkan lomba patrol dalam rangka melestari ...
  • Pahit Manis Kehidupanku Di Bangku Sekolah Nama    : U BJurusan : Syari’ah Kelas     : A Pahit Manis Kehidupanku Di Bangku Sekolah Cerita ini berawal ketika umurku mengin ...

0 comments:

Post a Comment