Thursday, May 5, 2016

Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan

Latar Belakang Munculnya 
Filsafat Pendidikan

Jika kita memperhatikan pemikiran orang barat yang membahas filsafat mereka sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi mereka titik berat filsafat adalah mencari hikmah. Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya, apa itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana. Namun pertayaan filosofis itu kalau diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang disebut agama. Baik filosofis Timur maupun barat mereka memiliki pandangan yang sama bila sudah sampai pada pertanyaanya “bilakah permulaan yang ada ini, dan apakah yang sesuatu yang pertama kali terjadi, apakah yang terakhir sekali bertahan didalam ini” (Rifai, 1994: 67). Akan tetapi mereka akan berusaha untuk mencari hikmah yang sebenarnya supaya sampai puncak pengetahuan yang tinggi, yaitu Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Mahakuasa. 
(A.Haris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Departeman Agama RI, 2009), 40.)

Pemikiran-Pemikiran filsafat pendidikan menurut para ahli:

1. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates (470-399 SM)
Dalam sejarah filsafat, Socrates adalah salah seorang pemikir besar kuno yang gagasan filosofis dan metode pengajaraanya sangat mempengaruhi teori dan praktik pendidikan di seluruh dunia barat. Socrates lahir di Athena, merupakan putra seorang pemahat dan seorang bidan yang tidak begitu di kenal, yaitu Sophonicus dan Phaenarete (smith,1986:19). Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates adalah metode dialektis.

Meode ini di gunakan Socrates sebagai dasar teknis pendidikan yang di rencanakan untuk mendorong seseorang berpikir cermat, untuk menguji coba diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seorang guru tidak boleh memaksakan gagasan-gagasan atau pengetahuannya kepada seorang siswa, karena seorang siswa di tuntut untuk bisa mengembangkan pemikirannya sendiri dengan berpikir secara keritis.

Metode ini tidak lain di gunakan untuk meneruskan inelektualitas, mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dan kekuatan mental seseorang. Dengan kata lain, tujuan pendidikan yang benar adalah untuk merangsang penalaran yang cermat dan di siplin mental yang akan menghasilkan perkembangan intelektual yang terus menerus dan sestandar moral yang tinggi (Smith. 1986:25).
(Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia), 59)
2. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Plato (427-347 SM)
Plato dilahirkan dalam keluraga aristrokrasi di Athena, serikat 427 SM. Ayahnya Ariston, adalah keturunan dari raja pertama Athena yang pernah berkuasa pada abad ke-7 SM. Sementara ibunya, periction adalah keturunan keluarga solon, seorang pembuat undang-undang, penyair, memimpin militer dari kaum ningrat dan pendiri demokrasi Athena termuka (smith, 1986:29). Menurut plato, pendidikan itu sangat perlu, baik bagi dirinya selaku individu maupun sebagai warga Negara.

Negara wajib memberi pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun demikian, setiap peserta didik harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai bakat, minat, dan kemampuan masing-masing jenjang usianya. Sehingga pendidikan itu sediri memberikan dampak dan perubahan bagi kehidupan pribadi, bangsa, dan Negara. Menurut plato, idealnya dalam sebuah Negara pendidikan memperoleh tempat yang paling utama dan mendapatkan perhatian yang yang sangat mulia, maka ia harus di selenggarakan oleh Negara. Karena pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tidakan pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Dengan pendidikan, orang-orang akan mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar.
Dengan pendidikan pula, orang-orang akan mengenal apa yang baik dan apa yang jahat, apa yang patut dan apa yang tidak patut (Raper,1988:110).

3. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Aristoteles (367-345 SM)

Aristoteles adalah murid plato. Dia adalah seorang cendikiawan dan intelek terkemuka, mungkin sepanjang masa. Umat manusia telah berutang budi padanya oleh karena banyaknya kemajuan pemikiranya dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, khususnya logika, politik, etika, biologi, dan psikologi. Aristoteles lahir tahun 394 SM, di Stagira, sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice di sebelah barat laut Egea. Ayahnya, NIchomachus adalah dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia, dan ibunya, phaesta mempunyai nenek moyang terkemuka.

Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan.
Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi agar di arahkan secara benar.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan

  • Hal-Hal Yang Mendorong Timbulnya Filsafat Hal-Hal Yang Mendorong Timbulnya Filsafat Dalam bukunya “Alam Pikiran Yunani” Hatta (Tafsir,2002:13) menjelaskan bahwa hal yang mendorong timbulnya filsafat adalah d ...
  • Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia Adanya perkembangan pola pikir manusia dimulai dari zaman Babylonia (kurang lebih 650 SM) dimana orang percaya kepada mitos, ram ...
  • Beberapa pengertian mengenai kata kebenaranTerdapat empat jenis kebenaran yang secara umum telah dikenal oleh orang banyak, yaitu sebagai berikut:Kebenaran religius adalah kebenaran yang memenuhi kriteria atau di ...
  • Sejarah Argumen Rancangan Sejarah Argumen Rancangan Gagasan bahwa dunia (alam dan manusia) memperlihatkan tanda-tanda rancangan yang sangat gamblang dan mengisyaratkan keberadaan pencipta tel ...
  • LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN. LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN. 1.Landasan Filosofis Pendidikan Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan. Landasan filosofis pendidik ...

0 comments:

Post a Comment